Published at

July 11, 2025 at 12:00 AM

Tantangan Logistik untuk Produktivitas Berkelanjutan Warnai Diskusi Roadshow APBI Edisi Kalimantan

Samarinda, 9 Juli 2025 — Diskusi sesi logistik dalam rangkaian APBI Roadshow Edisi Kalimantan 2025 berlangsung dinamis dan penuh antusiasme. Mengusung tema “Mengurai Tantangan Logistik Batubara Dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas”, sesi ini menyoroti pentingnya sistem logistik yang efisien dan adaptif sebagai fondasi keberhasilan operasional tambang, khususnya di wilayah Kalimantan yang memiliki tantangan geografis dan infrastruktur yang kompleks.

Diskusi dibuka dengan penekanan mengenai peran strategis logistik dalam industri batubara. Yusron Katriono, Head of Logistic PT Multi Harapan Utama yang membuka sesi dengan pengalaman pribadi di lapangan. Ia mengungkap bahwa permasalahan logistik bukan hanya soal teknis operasional, melainkan telah menjadi isu kelangsungan bisnis. Dalam pemaparannya, Yusron menyoroti sejumlah tantangan utama seperti keterbatasan fasilitas pelabuhan, regulasi yang berlapis, kondisi alam yang tak menentu, serta kebijakan lokal yang dinilai belum harmonis.

Melalui strategi efisiensi rute logistik, PT MHU berhasil melakukan pengalihan titik muara dari Muara Berau ke Muara Jawa, yang berujung pada penghematan biaya logistik sebesar Rp 32 miliar. Yusron menekankan bahwa keberhasilan tersebut tidak terlepas dari koordinasi antar divisi dan peninjauan menyeluruh terhadap siklus kerja logistik internal perusahaan.

Sementara itu, Advisor PT Indo Tambangraya Megah Tbk., Tulus Situmeang, menggarisbawahi tantangan lain dalam pengelolaan logistik, yakni kebutuhan akan proses blending batubara. Ia menyatakan bahwa tidak semua produk batubara dapat langsung dijual dan sebagian besar memerlukan proses pencampuran untuk memenuhi spesifikasi pasar ekspor. Tantangan muncul ketika fasilitas pendukung blending, seperti conveyor, crushing plant, dan stockpile masih terbatas.

Tulus juga menyoroti kepadatan lalu lintas sungai Mahakam yang diibaratkannya sebagai "jalan tol tanpa pengatur lalu lintas". Menurutnya, minimnya pengaturan pelayaran dan tidak proporsionalnya tarif jasa pelabuhan telah memicu inefisiensi yang berimbas pada daya saing batubara nasional. Ia bahkan mengungkap kekhawatiran terkait posisi harga batubara Indonesia yang mulai terdesak oleh produk domestik China.

Menanggapi hal tersebut, Rachmat Prayogi Direktur PT Pelindo Jasa Maritim menjelaskan bahwa porsi biaya jasa pelabuhan berkisar 3–4 persen dari total logistik, kontribusinya terhadap kelancaran distribusi sangat vital. Ia menjabarkan langkah Pelindo dalam menempatkan armada kapal tunda di titik-titik krusial Sungai Mahakam sebagai bagian dari upaya peningkatan kecepatan dan keselamatan operasional. Rachmat menegaskan bahwa percepatan waktu proses logistik akan berdampak langsung terhadap efisiensi biaya.

Buddy Rakhmadi Wakil Ketua Umum DPP INSA menyampaikan perlunya kolaborasi antara pelaku usaha dan penyelenggara layanan pelabuhan untuk memastikan kawasan dapat berfungsi optimal sebagai titik efisiensi distribusi baru di Kalimantan Timur. Ia menekankan pentingnya dukungan teknis dan regulasi agar kawasan tersebut terintegrasi secara menyeluruh dengan rantai pasok nasional.

Gagasan inovatif turut disampaikan oleh Okke Permadhi dari ABUPI, yang memperkenalkan konsep Traffic Tracking System (TTS) sistem pemantauan lalu lintas kapal berbasis sensor digital yang dirancang menyerupai sistem navigasi udara. Sistem ini bertujuan mencegah terjadinya penumpukan, keterlambatan, maupun kecelakaan di jalur sungai utama seperti Mahakam. Selain mengedepankan digitalisasi, Okke juga menekankan pentingnya kolaborasi multipihak, termasuk sinergi antara asosiasi pelabuhan, perusahaan tambang, dan pemerintah, dalam membentuk kebijakan logistik yang efisien dan berpihak pada pelaku industri.

Diskusi logistik ditutup dengan satu benang merah yang mengikat seluruh pandangan narasumber bahwa efisiensi dan kolaborasi merupakan kunci utama dalam menjawab tantangan logistik industri batubara. Dari disparitas tarif antar konsesi, terbatasnya infrastruktur blending, hingga kepadatan pelayaran di jalur sungai, seluruh isu tersebut mengindikasikan kebutuhan mendesak akan sistem logistik yang lebih terkoordinasi dan terintegrasi.

 

Other Article

Other Article

APBI Roadshow Edisi Kalimantan 2025 Mendorong Kolaborasi dan Keberlanjutan di Industri Pertambangan Batubara

Sinergi Anggota APBI-ICMA Bahas Keberlanjutan Sosial dan Ekonomi Pascatambang di Kalimantan

Anggota APBI-ICMA di Kalimantan Tegaskan Komitmen terhadap Operasional Tambang yang Berkelanjutan

APBI-ICMA Gelar Roadshow Penggerak Energi dari Kalimantan Untuk Keberlanjutan

APBI Roadshow Edisi Kalimantan 2025 Mendorong Kolaborasi dan Keberlanjutan di Industri Pertambangan Batubara

Sinergi Anggota APBI-ICMA Bahas Keberlanjutan Sosial dan Ekonomi Pascatambang di Kalimantan

Anggota APBI-ICMA di Kalimantan Tegaskan Komitmen terhadap Operasional Tambang yang Berkelanjutan

APBI Roadshow Edisi Kalimantan 2025 Mendorong Kolaborasi dan Keberlanjutan di Industri Pertambangan Batubara

Sinergi Anggota APBI-ICMA Bahas Keberlanjutan Sosial dan Ekonomi Pascatambang di Kalimantan

Anggota APBI-ICMA di Kalimantan Tegaskan Komitmen terhadap Operasional Tambang yang Berkelanjutan

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by