Published at
March 17, 2025 at 12:00 AM
Sering Dianggap Remeh, Gen Z Ternyata Punya Peran Penting untuk Sektor Energi di Masa Depan
Sejak memasuki masa produktif, Gen Z atau generasi z, memang sering dipandang sebelah mata oleh generasi sebelumnya. Banyak dari generasi sebelumnya menilai Gen Z adalah generasi yang lemah secara mental. Itulah kenapa makanya, ketika memasuki dunia kerja, Gen Z banyak yang tidak mampu bertahan karena berbagai alasan.
Namun, meskipun sering “Dilepeh” oleh generasi sebelumnya, tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran Gen Z ternyata sangat penting untuk keberlangsungan kehidupan dunia, di berbagai sektor. Termasuk sektor atau industri energi.
Melansir dari situs pencarian kerja untuk Gen Z yakni Handshake, ada sebuah artikel yang membahas tentang bagaimana Gen Z, punya peran yang besar untuk mendorong transisi energi terbarukan.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Handshake, beberapa tahun terakhir ada banyak perusahaan energi yang mulai menghadapi kekurangan talenta. Bahkan, pengusaha energi di luar negeri, mulai meningkatkan proses perekrutan dimulai saat para talenta ini masih duduk di bangku kuliah.
Jumlah upaya ini bahkan meningkat sampai 86 persen selama setahun terakhir (data dikeluarkan pada tahun 2023). Perusahaan-perusahaan ini juga meningkatkan lowongan magang hingga 9 persen lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Menariknya, Gen Z disebut memiliki ketertarikan yang tinggi untuk berkarier di bidang energi. Alasannya adalah karena mereka, memiliki ambisi untuk mengalihkan energi yang sudah ada, agar tetap bisa dinikmati tanpa harus merusak lingkungan.
Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah pelamar kerja di perusahaan energi via Handshake yang mencapai 71 persen. Angka ini, disebut naik sebesar 35 persen jika dibandingkan dengan industri lainnya.
Di sisi lain, Pemerintah Amerika Serikat sudah mengeluarkan program, di mana pada tahun 2050 ekonomi negara mereka sudah terbebas dari emisi. Dan untuk mencapai target ini, pemerintah memerintahkan melalui undang-undang, untuk mengeluarkan dana sekitar USD 450 miliar atau sekitar IDR 7,4 kuadriliun. Dana ini nantinya akan digunakan untuk pendanaan atau investasi di bidang energi bersih.
Selain pengucuran dana yang fantastis, Pemerintah Amerika Serikat juga dengan sadar membuka lebih banyak lapangan pekerjaan di bidang energi untuk Gen Z. Menurut data Handshake, hingga tahun 2030 akan ada sekitar 500 ribu sampai 100 juta lowongan pekerjaan baru di perusahaan energi.
Kebutuhan ini juga disadari oleh banyak perusahaan energi di Indonesia. Tidak terkecuali perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri batubara. Hal ini terbukti dengan terus meningkatnya jumlah keanggotaan di dalam Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia.
Karena asosiasi ini, memiliki visi dan misi yang jelas dalam membantu sekaligus mengawasi para pengusaha dan perusahaan yang bergerak di industri batubara, agar bisa terus bergerak secara berkelanjutan di masa depan.