Published at
October 2, 2025 at 12:00 AM
APBI Sampaikan Pandangan Terkait Formula HBA dan Kebijakan DMO
Jakarta, 2 Oktober - Harga Batubara Acuan dan kebijakan Domestic Market Obligation menjadi topik hangat di tengah melemahnya harga global dan meningkatnya tantangan fiskal di sektor pertambangan. Dalam situasi tersebut, kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan akademisi dinilai penting untuk mencari solusi yang seimbang dan berkelanjutan.
Sebagai upaya memperkuat dialog antarpemangku kepentingan, Ikatan Alumni Tambang ITB (IATA ITB) menggelar forum diskusi yang menghadirkan perwakilan pemerintah, asosiasi, dan industri. APBI-ICMA turut hadir sebagai salah satu narasumber yang mewakili pelaku usaha, berbagi pandangan mengenai evaluasi formula HBA dan implementasi kebijakan DMO di lapangan.
Seiring dengan melemahnya harga batubara dunia, sejumlah pelaku usaha menilai perlunya kebijakan harga yang lebih adaptif agar industri tetap kompetitif dan penerimaan negara tetap optimal. Di sisi lain, pemerintah juga menghadapi tantangan menjaga keseimbangan antara kepentingan fiskal, kebutuhan energi domestik, dan keberlanjutan produksi.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM, Surya Herjuna, dalam sambutannya menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap formula HBA agar dapat lebih mencerminkan kondisi pasar yang dinamis. Ia menilai penyempurnaan diperlukan untuk mencapai keseimbangan antara stabilitas harga, volume produksi, dan penerimaan negara.
Diskusi yang dipandu oleh Chairman Djakarta Mining Club, Mangantar S. Marpaung, menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai kalangan, di antaranya FH Kristiono (Wakil Sekjen APBI-ICMA), Firly Rachmaditya Baskoro (PII), Ido Hutabarat (Direktur Utama PT Arutmin), dan Djoko Widajatno perwakilan APNI.
Dalam sesi diskusi, APBI-ICMA menyoroti tantangan yang dihadapi pelaku usaha di tengah penurunan harga batubara global dan meningkatnya beban fiskal. Menurut FH Kristiono, kondisi pasar yang melemah membuat sebagian perusahaan, terutama tambang berskala kecil, menghadapi tekanan berat. Selain penurunan harga, kebijakan DMO dan kenaikan biaya produksi turut menekan margin operasional.
“Pelaku usaha tetap mendukung arah kebijakan pemerintah, namun formulasi harga yang lebih adaptif terhadap dinamika pasar akan sangat membantu menjaga keberlanjutan industri,” ujarnya.
Forum menyimpulkan pentingnya sinergi antara pemerintah, asosiasi, dan pelaku usaha dalam merumuskan kebijakan yang seimbang dan responsif terhadap kondisi pasar. Evaluasi berkala terhadap formula HBA dan kebijakan DMO dinilai krusial untuk memastikan stabilitas industri serta keberlanjutan pasokan energi nasional.




