Published at
June 17, 2025 at 12:00 AM
APBI Penurunan Produksi Batubara Nasional Memerlukan Kebijakan yang Lebih Adaptif
Industri batubara nasional tengah menghadapi tantangan signifikan di tengah ketidakpastian global dan pengetatan kebijakan domestik. Hingga pertengahan tahun 2025, capaian produksi masih jauh dari target, sementara permintaan dari negara-negara tujuan utama ekspor mengalami pelemahan.
Kondisi ini menjadi sorotan dalam forum diskusi yang diselenggarakan secara daring oleh Bank Indonesia pada 17 Juni 2025. Dalam kesempatan tersebut, Plt Direktur Eksekutif APBI-ICMA, Gita Mahyarani, memaparkan perkembangan terkini industri batubara nasional. Ia menyampaikan bahwa produksi batubara Indonesia hingga pertengahan Juni baru mencapai 315 juta ton, atau sekitar 42,6% dari target tahunan sebesar 739 juta ton. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Menurut Gita, penurunan produksi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari cuaca ekstrem, lemahnya permintaan global, hingga pemberlakuan Harga Batubara Acuan (HBA) sebagai dasar transaksi yang dinilai membuat batubara Indonesia kurang kompetitif. Dampaknya terlihat pada kinerja ekspor yang melemah sebesar 8,5% secara tahunan, khususnya ke pasar utama seperti Tiongkok dan India, yang kini semakin mengandalkan produksi batubara domestik mereka.
Meski demikian, peluang pertumbuhan tetap terbuka di pasar alternatif seperti Filipina, Malaysia, serta negara-negara seperti Selandia Baru dan Bangladesh, yang dinilai masih memiliki potensi peningkatan permintaan terhadap batubara Indonesia.
Dalam forum tersebut, Gita juga menyoroti pentingnya penyesuaian kebijakan harga. Ia menjelaskan bahwa pada periode kedua Juni 2025, HBA untuk batubara kalori tinggi (6322 GAR) tercatat turun signifikan menjadi USD 98,61 per ton, mendekati indeks pasar global seperti M63 dan ICI 1, sehingga mencerminkan kondisi riil pasar secara lebih akurat. Sebaliknya, HBA untuk batubara kalori rendah (4100 GAR) stagnan di USD 50,25 per ton, padahal indeks global telah turun ke kisaran USD 40–42 per ton.
Sebagai penutup, Gita menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri dalam menyikapi dinamika ini. Ia menyampaikan bahwa pelaku industri tengah berjuang menghadapi tekanan global dan domestik, sehingga diperlukan langkah-langkah yang lebih adaptif dalam membuka pasar baru, menyempurnakan kebijakan harga, serta meningkatkan efisiensi logistik dan produksi guna menjaga keberlanjutan serta daya saing industri batubara nasional.