KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi investasi sektor mineral dan batubara (minerba) mencapai US$ 4,98 miliar per Oktober 2024. Realisasi investasi itu setara 62?ri target investasi minerba yang ditetapkan Pemerintah di tahun ini yang sebesar US$ 8,08 miliar.

Target investasi itu sedikit di atas realisasi investasi minerba sepanjang tahun 2023 yang sebesar US$ 7,46 miliar atau setara Rp 116,61 triliun, dengan menggunakan kurs Rp 15.631 per dolar AS.

Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Julian Ambassadur Shiddiq mengungkapkan, ada beberapa kendala yang membuat capaian investasi tahun ini masih tergolong rendah.

Di antaranya adalah penyesuaian strategi usaha dari beberapa badan usaha. Hal itu menyebabkan perubahan prioritas investasi dan procurement, sehingga mundur dari jadwal.

"Untuk menggapai target investasi tahun ini, Kementerian ESDM dalam waktu dekat akan mengadakan beberapa event, seperti Asean Mining Conference di Bali dan Mining Expo di Jakarta untuk memberikan informasi kepada pelaku usaha tentang potensi-potensi investasi yang ada di Indonesia," kata dia ke KONTAN, Rabu (30/10).

Hambatan investasi

Plt Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia Gita Mahyarani membeberkan, ada beberapa faktor yang menghambat investasi perusahaan tambang tahun ini. Salah satunya adalah masalah perizinan yang memakan waktu.

"Selama ini, dalam pembangunan infrastruktur kami diwajibkan untuk mengurus perizinan yang memakan waktu cukup lama," kata Gita kepada KONTAN, Rabu (30/10).

Selain perizinan, kendala pembiayaan turut berpengaruh terhadap tren investasi di sektor minerba. Kendala lain yang mempengaruhi adalah lamanya waktu tunggu alias indent pembelian alat berat untuk mendukung operasional tambang.

"Penundaan kegiatan ini berpengaruh juga pada pencatatan keuangan yang mungkin baru terjadi di penghujung tahun," ungkap Gita.

Kendala lain yang turut menghambat adalah volatilitas harga komoditas di pasar global. Sementara tahun ini rerata harga komoditas minerba lebih rendah dibandingkan tahun 2023.

Selain itu, lambannya persetujuan Kementerian ESDM atas Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) perusahaan tambang juga membuat realisasi investasi tertunda.

Yang pasti, rendahnya realisasi investasi ini sejalan dengan turunnya realisasi pendapatan Sumber Daya Alam (SDA) Nonmigas pada semester I-2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan ini terutama disebabkan turunnya pendapatan dari sektor pertambangan minerba. Di mana pendapatan SDA Nonmigas semester I-2024 mencapai Rp 58,9 triliun, atau 60,4?ri target APBN 2024. Angka ini terkontraksi 24,7% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.

Penurunan ini disebabkan pendapatan SDA pertambangan minerba yang mengalami kontraksi 27,1?ri periode sama 2023. Hal ini dipengaruhi turunnya penerimaan royalti akibat moderasi harga batubara.

Sumber: https://insight.kontan.co.id/news/realisasi-investasi-di-sektor-minerba-masih-mini