JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan ada sederet produk yang dapat dihasilkan lewat proses gasifikasi batu bara.
Penyelidik Bumi Muda Balai Besar Pengujian Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Cipta Irawan menjelaskan gasifikasi merupakan salah satu bentuk diversifikasi komoditas batu bara di luar pemanfaatannya sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Salah satu produk strategis dari proses gasifikasi, sambungnya, adalah hidrogen yang notabene merupakan sumber dari fuel cell dan energi baru dan terbarukan (EBT).
Di lain sisi, gasifikasi batu bara juga dapat menghasilkan metanol yang kemudian digunakan sebagai bahan campuran biofuel. Apalagi, mandatory biofuel setiap tahunnya terus meningkat dan diharapkan bisa mencapai B40 pada 2025 mendatang.
"Metanol ini kita bisa gunakan sebagai campuran biofuel yang memang semakin tahun mandatory biofuel ini semakin tinggi," ucap Cipta dalam sesi diskusi di Kantor Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba), Rabu (30/10).
Cipta mengatakan produk metanol jadi kunci utama dalam peningkatan bauran energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia. Selain menjadi bahan baku fuel cell engine, metanol juga bisa ditransesterifikasi menjadi Fatty Acid Methyl Ester (FAME). Transesterifikasi merupakan reaksi organic yang mengubah suatu ester menjadi ester yang lain.
Asal tahu saja, FAME merupakan bahan campuran dengan gasoil atau diesel untuk menghasilkan biodiesel. Nantinya, biodiesel juga bisa dihidrasi menjadi Dymethil Ether (DME) sebagai pengganti Liquified Petroleum Gas (LPG).
Kemudian pada 2021, terdapat rencana pengembangan BBM A20, atau campuran gasoline (bensin) dengan 15% metanol dan 5% etanol untuk menghasilkan BBM yang rendah emisi.
"Kalau di luar bahasanya ada gasohol, itu ada BBM E5 dan E15, itu sudah booming di 2019, itu juga ada di aplikasi biodiesel dan juga di Amerika," tutur dia.
Tak hanya itu, Cipta menjelaskan metanol juga dapat dikonversikan menjadi olefin, yakni ethylene dan propylene yang bisa dimanfaatkan untuk industri manufaktur plastik, tekstil, dan sebagainya.
"Kita bisa bilang ethylene dan propylene ini industri yang penting bagi manufaktur plastik, tekstil, dan sebagainya yang cukup banyak impor juga kita di produk ini," tambah dia.
Secara teknikal, Cipta menerangkan teknologi gasifikasi batu bara terbagi atas dua jenis, yakni gasifikasi atas permukaan dan gasifikasi bawah permukaan.
Kedua jenis itu sama-sama memiliki reaktor di atas tanah. Tetapi untuk jenis gasifikasi bawah permukaan, turut dilengkapi dengan proses gasifikasi secara langsung.
"Jadi pada intinya, kita merubah fasa batu bara dari padat menjadi gas," pungkas Cipta Irawan.
Sumber: https://validnews.id/ekonomi/esdm-ungkap-produk-produk-hasil-gasifikasi-batu-bara