![](https://apbi-icma.org//uploads/files/online_update_1738893658.png)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara terus mengalami penurunan sejak Oktober 2024. Penurunan ini salah satunya didorong oleh pemanfaatan pembangkit listrik berbahan bakar gas dan Energi Baru Terbarukan (EBT). Peningkatan penggunaan kedua energi tersebut mengurangi jumlah pembelian batu bara di pasar internasional sehingga harga tertekan.
Dilansir dari Refinitiv, harga batu bara pada 05 Februari 2025 tercatat sebesar US$114,75/ton atau turun 0,65% dibandingkan penutupan perdagangan 04 Februari 2025 yang sebesar US$115,5/ton.
Dilansir dari Reuters, banyak ekonomi terbesar di Eropa utara telah meningkatkan pembangkitan listrik berbahan bakar gas secara tajam pada awal 2025, yang membantu mendorong harga gas regional ke level tertinggi sejak awal 2023.
Pembangkitan gas pada Januari di Jerman, Inggris, Belanda, dan Polandia semua melonjak lebih dari 10% dibandingkan dengan level Januari 2024, mencapai level tertinggi untuk bulan tersebut sejak setidaknya 2022, menurut data dari LSEG.
Namun, laju konsumsi gas ke depan mungkin mulai melambat karena harga gas regional kini telah melampaui harga pembangkitan berbahan bakar batu bara, yang dapat mendorong beberapa perusahaan listrik untuk mengurangi output gas dan meningkatkan pembangkitan berbahan bakar batu bara.
Peralihan dari gas ke batu bara ini sangat mungkin terjadi di Jerman dan Polandia, di mana pembangkitan listrik berbahan bakar batu bara memiliki porsi yang lebih besar dibandingkan gas alam dalam sistem pembangkit listrik nasional.
Penurunan konsumsi gas oleh negara-negara tersebut dapat membantu membatasi lonjakan harga gas Eropa baru-baru ini, yang telah meningkat sekitar 60% dibandingkan dengan harga setahun yang lalu.
Namun, pengurangan penggunaan gas dan peningkatan pembangkitan listrik berbahan bakar batu bara akan memiliki dampak signifikan terhadap emisi, karena hampir dua kali lipat karbon dioksida yang dilepaskan per unit daya yang dihasilkan dari batu bara dibandingkan dengan gas.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(rev/rev)
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/research/20250206065255-128-608360/nasib-batu-bara-tertatih-tatih-karena-ditinggal-banyak-pembeli