KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) diperkirakan mengalami penurunan. Tekanan dari harga batubara menjadi penyebabnya. 

Analis Maybank Sekuritas, Hasan Barakwan menilai, ITMG akan meningkatkan volume produksi batubara. Ini didukung oleh kontribusi tambang-tambang barunya, yakni Graha Panca Karsa (GPK) dan Tepian Indah Sukses (TIS). 

"Kami memperkirakan, tambang-tambang ini akan menambah produksi masing-masing sebesar 1,6 juta ton dan 2 juta ton, sehingga total produksi menjadi sekitar 21,8 juta ton pada 2025," ujarnya, Rabu (5/2). 

Meski produksi meningkat, Hasan tetap berhati-hati terhadap prospek ITMG seiring penurunan harga batubara sejak awal tahun. Berdasarkan Bloomberg, harga batubara terkoreksi 10% sejak awal 2025 hingga kemarin (5/2) yang berada di US$ 115,25 per ton. 

Oleh sebab itu, Maybank Sekuritas juga merevisi turun asumsi hrata-rata harga jual (ASP) batubara 2025 sebesar 13,3% menjadi US$ 91 per ton. Alhasil, ekspektasi laba bersih ITMG juga diturunkan sebesar 21,6% menjadi US$ 355 juta.

Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas juga menilai, peningkatan produksi tidak akan berdampak signifikan pada pertumbuhan kinerja ITMG lantaran diimbangi penurunan harga batubara. Sukarno memperkirakan ASP ITMG 2025 bisa di kisaran US$ 75-80 per ton. 

Dividen payout 

Melihat penurunan harga batubara yang sudah cukup signifikan dan kondisi kelebihan pasokan yang berlanjut, maka ITMG diperkirakan akan mengalami penurunan kinerja di 2025. "Untuk proyeksi pendapatan turun 13?n laba turun 26%," kata Sukarno. 

Di sisi lain, Hasan melihat, belanja modal atau capital expenditure (capex) ITMG diperkirakan akan bertahan dikisaran US$ 60 juta per tahun. Ini menilik pada realisasi capex hingga kuartal III 2024 sebesar US$ 36 juta. 

"Kami memperkirakan, ITMG akan mempertahankan dividen payout ratio di 70% untuk periode 2024-2026. ITMG menawarkan imbal hasil dividen yang menarik secara konsisten di atas 12% selama periode ini," paparnya. 

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rizkia Darmawan memproyeksi, pendapatan ITMG sebesar US$ 2,31 miliar. Lalu laba bersih sebesar US$ 497 juta di tahun ini. Pada 2023 pendapatan ITMG Rp 2,37 miliar dan laba bersih Rp 500,33 miliar.

"Proyeksi ini menyoroti kemampuan ITMG untuk mempertahankan profitabilitas di tengah harga batubara yang moderat. Ini didukung oleh manajemen biaya yang disiplin dan konsistensi operasional," terang Rizkia. 

Rizkia mempertahankan peringkat trading buy ITMG dengan target harga Rp 29.150 per saham. Hal itu mempertimbangkan pemberian imbal hasil dividen dua digit yang konsisten kepada para pemegang saham, dengan mempertahankan rasio pembayaran 65% selama dua tahun terakhir. 

Sementara dengan peluang dan risiko yang ada, Hasan mempertahankan rekomendasi hold ITMG dengan target harga Rp 25.000. Sukarno juga merekomendasikan hold ITMG dengan target harga Rp 28.000 per saham.

Sumber: https://insight.kontan.co.id/news/harga-jual-batubara-menekan-kinerja-indo-tambangraya-megah-tbk-itmg