PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan menggunakan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture storage (CCS) di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) paling lambat pada 2060. Hal ini dilakukan untuk mengurangi emisi karbon di Indonesia. 

Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail mengatakan, penggunaan teknologi CCS di PLTU tersebut paling lambat akan diimplementasikan pada 2060. Saat ini Bukit Asam tengah melakukan proyek percontohan (pilot project) terkait CCS di PLTU.  Advertisement close Pause 00:00 00:09 00:31 Unmute

“Rencananya program jangka panjang atau sampai 2060, CCS ini sudah dapat diimplementasikan pada pembangkit batu bara eksisting,” ujar Arsal dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Senin (27/11).  Arsal mengatakan, program penggunaan CCS di PLTU akan diimplementasikan pada PLTU Mulut Tambang Sumatera Selatan 8, dan sudah masuk ke dalam perencanaan bisnis jangka panjang. 

“Saat ini kami baru menyelesaikan PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 bekerja sama dengan China Huadian kapasitas 2x660 Megawatt, dan sudah beroperasi Oktober kemarin. Ini yang paling besar masuk sebagai proyek strategis nasional (PSN), dan PLTU ini yang akan dimanfaatkan untuk penggunaan CCS,” kata dia .

Sebelum menggunakan teknologi CCS di PLTU itu, Bukit Asam berupaya menurunkan emisi di pembangkit batu bara nya dengan cara memanfaatkan biomassa sebagai co-firing atau campuran batu bara di PLTU. Tak hanya itu, PTBA juga akan meningkatkan pemanfaatan hidrogen di alat tambang.  “Kami juga meningkatkan porsi bauran energi baru terbarukan (EBT) pada operasional tambang,” kata dia. 

Diversifikasi Bisnis ke Sektor EBT Arsal menyampaikan, PTBA memang telah merangkai peta jalan transisi energi sampai 2060. Adapun salah satu strateginya yaitu dengan menjajaki diversifikasi bisnis di luar batu bara termasuk pengembangan pembangkit energi baru terbarukan (EBT).

Untuk itu, dia menyebutkan bahwa sampai dengan tahun ini, Bukit Asam telah membangun enam Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Rinciannya yakni, dua PLTS merupakan proyek komersial bekerja sama dengan Jasa Marga dan Angkasa Pura (AP) 2, dan empat PLTS berupa proyek tanggung jawab sosial (CSR).  Advertisement close Pause 00:00 00:06 00:31 Unmute

“Jadi ini terus kami dorong, karena kami menargetkan pendapatan dari bisnis energi sebesar 30% pada 2030 mendatang,” kata dia. 

Meski PTBA mendorong upaya pengurangan emisi, di sisi lain dia juga meminta pemerintah untuk tetap mendorong dan memperkuat regulasi demi keberlanjutan industri batu bara untuk mendukung ketahanan energi nasional dengan tetap memperhatikan target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. 

Tak hanya itu, dia juga meminta pemerintah mendukung penugasan PTBA untuk bisa ikut serta dalam mendukung target bauran energi baru dan terbarukan (EBT), misalnya penyediaan EBT di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. 


Sumber: https://katadata.co.id/hariwidowati/ekonomi-hijau/6565585726acb/bukit-asam-akan-gunakan-teknologi-penangkapan-karbon-di-pltu