Ditengah maraknya isu transisi energi yang semakin nyaring terdengar, Sekretariat APBI-ICMA menerima kunjungan tim dari sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) yang dipimpin langsung oleh Edo Mahendra selaku Kepala Sekretariat JETP Indonesia dan didampingi oleh Elrika Hamdi dan Paul Butarbutar selaku pakar karbon di sektor pertambangan dan energi.

 

Adapun Misi utama dari kehadiran JETP ini adalah mengenalkan sekretariat JETP, maksud dan tujuan termasuk program yang akan dilaksanakannya. JETP merupakan sebuah kemitraan global yang disepakati oleh para pemimpin negara di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar di Bali pada tahun 2022 dengan tujuan guna mempercepat transisi energi yang adil menuju keberlanjutan dan mengurangi dampak perubahan iklim. Kemitraan ini melibatkan para pemimpin dari pemerintah, perusahaan, organisasi masyarakat sipil, dan masyarakat akademis di seluruh dunia.

 

Kemitraan JETP sendiri merupakan inisiatif pendanaan transisi energi senilai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun yang disepakati antara Indonesia dan negara-negara maju yang tergabung dalam International Partners Group (IPG) dan GFANZ (Glasgow Financial Alliance for Net Zero).

 

Sekretariat JETP sendiri telah resmi membuka draft rencana investasi ke publik. Hal ini dengan harapan dapat menjaring masukan dari berbagai kalangan masyarakat. Dokumen Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP) dapat diakses publik di situs www.jetp-id.org yang diluncurkan pada 1 November 2023 lalu. Bahkan Masyarakat dapat memberikan masukan atas draft rencana investasi ini melalui formulir masukan yang terdapat pada situs JETP. “Hal ini dirasa penting bagi seluruh masyarakat dikarenakan transisi energi merupakan kepentingan public apalagi kehadiran JETP adalah salah satu inisiatif dalam upaya transisi energi nasional. Maka dari itu kami membuka draf rencana investasi JETP dengan harapan dapat menjaring masukan sebanyak-banyaknya dari semua unsur dan lapisan masyarakat," ungkap Edo Mahendra.

 

Didalamnya terdapat daftar proyek yang akan dijalankan dan akan dibantu pembiayaannya termasuk pensiun dini PLTU batubara, pembangunan pembangkit renewable serta pembangunan jaringan dan smart grid. Hal lain yang menarik dibahas adalah terkait dengan kebijakan DMO batubara dirasakan akan menjadi salah satu yang berpengaruh dalam menjadi salah satu proses transisi energi di Indonesia.