Muara Enim, CS – PT Servo Lintas Raya (SLR), perusahaan logistik batubara terkemuka di Sumatera Selatan, terus melakukan transformasi demi menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.

Salah satu langkah strategis terbaru adalah pengurangan drastis volume batubara di intermediate stockpile (IS) kilometer 36, yang diiringi dengan berbagai inovasi untuk mengurangi dampak debu terhadap pemukiman warga sekitar.

Direktur Utama Titan Infra Energy Group, Darwan Siregar, selaku induk perusahaan SLR, menyatakan bahwa kebijakan ini merupakan komitmen nyata perusahaan dalam menanggapi keluhan masyarakat.

"Kami akan kurangi volume batubara di situ secara bertahap hingga 50 persen, dan ini kami lakukan dengan koordinasi bersama seluruh IUP pengguna,” ujarnya melalui keterangan pers yang diterima redaksi Citra Sumsel, Kamis (8/5/2025).

Langkah ini tidak berdiri sendiri. Di lokasi IS 36, SLR telah melakukan penyemprotan area secara intensif, membangun dinding penyaring debu (dust net) yang strategis untuk menghalangi hembusan debu menuju pemukiman warga, serta berencana menambah fasilitas water gun dan sprinkle guna memperluas jangkauan penyiraman area.

Dalam waktu dekat, perusahaan juga akan meninggikan dan memperpanjang dust net yang sudah terpasang, menyusul efektivitasnya yang telah terbukti.

“Upaya pengurangan tumpukan batubara dan peningkatan fasilitas ini semuanya demi mengurangi dampak lingkungan secara signifikan,” tambah Darwan.

Meski volume diturunkan, IS 36 tetap akan difungsikan sebagai aset produktif perusahaan. Fasilitas ini telah dilengkapi sistem informasi logistik modern, sarana pendukung seperti hopper dan crusher, serta infrastruktur permanen lain yang menunjang efisiensi operasional SLR.

Menurut Darwan, langkah efisiensi ini juga menjadi bagian dari strategi menghadapi tantangan industri batubara yang semakin kompleks.

Harga batubara global terkoreksi hingga 20,08 persen dibandingkan rata-rata tahun lalu, diperparah oleh regulasi seperti kewajiban penggunaan devisa hasil ekspor (DHE) dan kenaikan royalti. “Sudah saatnya diterapkan sistem supply chain yang ketat dan tepat waktu,” ujarnya.

Darwan juga menegaskan bahwa SLR senantiasa melibatkan tenaga kerja lokal dan mitra usaha setempat dalam pembangunan, pemeliharaan infrastruktur, hingga kegiatan operasional.

“Prinsip kami adalah local job for local boy. Kami rutin laporkan komposisi tenaga kerja ke DPRD kabupaten dan provinsi, dan kami selalu terbuka menerima masukan,” katanya.

Dengan berbagai langkah efisiensi dan pendekatan ramah lingkungan ini, SLR berharap dapat terus berperan sebagai penggerak roda ekonomi daerah tanpa mengesampingkan tanggung jawab sosial dan ekologis.

Koordinasi intensif juga terus dijalin dengan pemerintah daerah di Kabupaten Muara Enim, PALI, dan Lahat guna menjaga iklim investasi yang kondusif dan berkelanjutan.