Bloomberg Technoz

Published at

November 18, 2025 at 12:00 AM

Tantangan Batu Bara RI: Permintaan Susut, Biaya Produksi Naik

Bloomberg Technoz, Jakarta - Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) membeberkan daya tawar batu bara Indonesia belakangan tergerus akibat biaya produksi yang terus mengalami kenaikan di tengah pelemahan permintaan di pasar global.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Eksekutif APBI Gita Mahyarani menerangkan struktur biaya produksi batu bara di Indonesia cenderung naik setiap tahunnya.

Selain itu, Gita menambahkan, regulasi yang mengatur industri batu bara domestik beberapa kali mengalami perubahan yang ikut memengaruhi daya saing di pasar internasional.

“Kalau melihat tantangan, perlu melihat dari faktor eksternal seperti permintaan global yang memang sedang menurun, terutama dari China dan India, sementara biaya produksi di dalam negeri terus meningkat dan kebijakan yang cukup berubah,” kata Gita saat dihubungi, dikutip Senin (17/11/2025).

Kendati demikian, Gita menambahkan, batu bara Indonesia cenderung memiliki pasar khusus di kawasan Asia untuk kebutuhan pembangkit.

Situasi itu, kata dia, membuat ekspor batu bara Indonesia didominasi oleh batu bara kalori rendah sekitar 90%.

Di sisi lain, dia menggarisbawahi, biaya produksi batu bara domestik yang belakangan terus mengalami kenaikan bakal menggerus daya saing batu bara di pasar internasional. Alasannya, struktur biaya batu bara dari sejumlah kompetitor lainnya cenderung stabil.

Dia menuturkan penambang batu bara telah berupaya untuk menjaga efisiensi operasional untuk menjaga tren pelemahan permintaan saat ini.

“Artinya isu kompetitif ini bukan karena produknya tidak cocok, tetapi lebih karena dinamika pasar dan biaya,” tegas Gita.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan batu bara Indonesia kurang kompetitif jika dibandingkan dengan negara produsen batu bara lainnya.

Penyebabnya, ekspor batu bara Indonesia masih didominasi jenis kalori rendah, sementara permintaan dari negara konsumen lebih banyak batu bara berkalori tinggi.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Ditjen Minerba ESDM Surya Herjuna menjelaskan cadangan batu bara Indonesia mencapai 31 miliar ton, sedangkan potensi sumber daya batu bara Indonesia mencapai 93 miliar ton.

Akan tetapi, Surya menyatakan sekitar 73% cadangan batu bara Indonesia merupakan batu bara kalori rendah. Selanjutnya, hanya 5% yang merupakan kalori tinggi dan 8% sisanya merupakan batu bara kalori menengah.

“Artinya sebenarnya keterdapatan kita untuk menguasai pasar-pasar Asia itu sebenarnya dari segi resources kita itu tidak terlalu kompetitif sebenarnya,” kata Surya di acara Coalindo Coal Conference 2025, awal bulan ini.

Surya menyatakan pemerintah sedang berupaya mengoptimalkan sumber daya batu bara yang dimiliki agar dapat bersaing di pasar internasional.

Termasuk dengan menata kebutuhan batu bara untuk pembangkit dalam negeri yang membutuhkan batu bara kalori menengah hingga tinggi.

“Walaupun kalori rendah juga sekarang banyak diminta oleh pasar,” ucap Surya,

Surya menyatakan negara tujuan ekspor batu bara Indonesia masih didominasi oleh China dan India, tetapi produksi batu bara Indonesia masih belum sebanding dengan kemampuan produksi negara tersebut.

Dia menyatakan China mampu memproduksi sekitar 4 miliar ton batu bara per tahun, sedangkan ekspor batu bara Indonesia ke China hanya sekitar 120 juta ton.

“Jadi artinya sebenarnya penguasaan pasar itu agak semu kita sebenarnya, agak semu di dalam pasar Asia kita,” ungkap Surya.

Dengan begitu, Surya mengklaim Kementerian ESDM sedang mencari solusi agar batu bara Indonesia dapat kembali bersaing di pasar internasional.

“Paling enggak kita bisa carilah bagaimana mekanisme supaya nanti resources kita tidak terlalu dieksploitasi besar, tapi kita mendapatkan harga yang kompetitif,” ucap dia.

Adapun, Kementerian ESDM menetapkan target produksi batu bara pada tahun ini sebanyak 735 juta ton.

Sepanjang Januari—September 2025 ESDM mencatat produksi batu bara Indonesia mencapai 585 juta ton atau terkontraksi 7,47% secara tahunan.

Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor batu bara sepanjang Januari sampai September 2025 minus 20,85% ke level US$17,94 miliar atau sekitar Rp298,79 triliun (asumsi kurs Rp16.655 per dolar AS).

Kinerja ekspor batu bara secara volume terkoreksi 4,74% ke level 285,23 juta ton sampai periode yang berakhir September 2025, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 299,41 juta ton.

Source:

Bisnis Indonesia

Published at

November 18, 2025 at 12:00 AM

11/18/25

10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi

IDX Channel.com

Published at

November 18, 2025 at 12:00 AM

11/18/25

10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?

Kontan

Published at

November 18, 2025 at 12:00 AM

11/18/25

190 IUP Ditangguhkan ESDM: IMA, APBI, dan APNI Pastikan Anggotanya Aman

CNBC Indonesia

Published at

November 18, 2025 at 12:00 AM

11/18/25

190 Izin Tambang Ditangguhkan, Dirjen Minerba Beberkan Alasannya

CNBC Indonesia

Published at

November 18, 2025 at 12:00 AM

11/18/25

2 Kabar Baik Hari ini: Harga Batu bara Naik, China Balik ke RI Lagi

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by