Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga batu bara stagnan pada perdagangan kemarin. Harga si batu hitam tidak bergerak selama dua hari beruntun.

Pada Rabu (17/12/2025), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan mendatang ditutup di US$108,6/ton. Tidak berubah dibandingkan hari sebelumnya.

Ini menjadi hari kedua secara berturut-turut harga batu bara terpaku.

Secara fundamental, sentimen yang ada sejatinya sedang suportif bagi batu bara. Di Amerika Serikat (AS), misalnya.

Pemerintahan Presiden Donald Trump telah memberikan mandat kepada TransAlta Corp untuk terus mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Centralia Generating Station. Sejatinya, PLTU tersebut dijadwalkan pensiun pada akhir tahun ini.

“Pemerintahan Presiden Trump terus mengambil langkah untuk menjaga PLTU di AS tetap beroperasi. Jadi kita bisa meredam kenaikan harga dan memastikan tidak akan kehilangan sumber pembangkit listrik yang kritikal,” tegas Chris Wright, Menteri Energi AS, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Analisis Teknikal

Lalu bagaimana perkiraan harga batu bara untuk hari ini, Kamis (18/12/2025)? Apakah hari ini harga bisa bergerak?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara masih terjebak di zona bearish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 45.

RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish. Namun RSI batu bara belum jauh dari 50 sehingga bisa dibilang cenderung netral.

Adapun indikator Stochastic RSI ada di 1. Jauh di bawah 20 yang artinya sudah sangat jenuh jual (oversold).

Untuk perdagangan hari ini, harga batu bara sepertinya masih akan bergerak terbatas. Target resisten ada di rentang US$ 109-110/ton.

Sedangkan target support ada di kisaran US$ 107-105/ton.