RRI
Published at
December 17, 2025 at 12:00 AM
Strategi Diversifikasi BUMI Untuk Menghindari Ketergantungan Batu Bara
KBRN, Madiun: PT BUMI Resources Tbk. ("BUMI"), salah satu pemain utama di sektor energi Indonesia, telah mengumumkan strategi korporasi yang tegas untuk menghadapi masa depan, yang melibatkan upaya masif untuk diversifikasi bisnis di luar batu bara termal. Langkah ini menandai pergeseran signifikan dalam model bisnis perusahaan di tengah tekanan global untuk transisi energi.Strategi utama BUMI adalah menjalankan transformasi sembari menjaga stabilitas operasional batu bara yang ada. Fokus investasi Perseroan kini dialihkan pada pengembangan logam, mineral, dan proyek hilir.
Dalam kurun waktu enam hingga dua belas bulan mendatang, manajemen berencana untuk mengumumkan akuisisi-akuisisi baru di sektor mineral serta potensi ekspansi di area terkait. Tujuannya adalah menyeimbangkan pendapatan kotor sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) konsolidasi. BUMI menargetkan pada lima hingga enam tahun mendatang, atau sekitar 2031, pendapatan EBITDA perusahaan akan terbagi rata (50:50) antara batu bara termal dan aset lainnya.
Dalam upaya menjauh dari ketergantungan batu bara, BUMI kini memfokuskan ekspansi non-batu bara pada dua komoditas mineral yang permintaannya diproyeksikan melonjak di tahun mendatang: tembaga dan bauksit.
Tembaga: Arah ini terlihat dari akuisisi tambang Wolfram di Queensland, Australia, yang tidak hanya menghasilkan emas tetapi juga konsentrat tembaga.
Bauksit: BUMI telah menjalin kemitraan dengan PT Laman Mining di Kalimantan Barat, dengan tujuan memanfaatkan bauksit sebagai bahan baku untuk produksi alumina.
Meskipun melakukan ekspansi besar-besaran, BUMI mengklarifikasi bahwa tidak ada rencana untuk melaksanakan aksi korporasi penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Rights Issue) pada tahun 2026.
Manajemen BUMI percaya bahwa upaya diversifikasi non-batu bara ini akan menjadi sinyal kuat bagi pasar bahwa transformasi telah berjalan efektif. Hal ini, ditambah dengan penguatan fundamental kinerja keuangan, diharapkan dapat memicu penilaian ulang saham (re-rating) perusahaan dalam kurun waktu 12 hingga 18 bulan ke depan.
Source:
Other Article
Liputan 6
Published at
1,76 Juta Metrik Ton Batu Bara Disebar ke 4 PLTU Jaga Listrik di Jawa Tak Padam
Bisnis Indonesia
Published at
10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
METRO
Published at
10 Negara Pengguna Bahan Bakar Fosil Terbesar di Dunia
CNBC Indonesia
Published at