Jakarta, CNBC Indonesia - Batu bara masih menjadi salah satu sumber energi paling popular dan paling diandalkan karena harganya yang relative murah dan jumlahnya yang melimpah. Apalagi Indonesia memiliki cadangan batu bara 31,96 miliar ton dan menjadi salah satu yang terbesar di dunia.

Meski demikian, pemanfaatan batu bara juga memiliki sisi dilematis, terutama terkait dampaknya pada lingkungan dan keberlanjutan. Untuk itu, hilirisasi hadir menjadi salah satu solusi untuk menjawab dilema terhadap penggunaan batu bara. Karena, nyatanya batu bara bukan hanya sumber energi, melainkan juga solusi yang menyelamatkan alam.

Hal ini dapat terwujud dengan praktik pertambangan yang semakin maju dan berkelanjutan, serta inovasi yang berbasiskan lingkungan. Selain sumber energi, batu bara mampu hadir sebagai material pendukung yang menyuburkan tanah dan menyehatkan tanaman.

Dengan begitu, pemanfaatan batu bara pun bisa sejalan dengan upaya pelestarian lingkungan, sebagai upaya keberlanjutan industri pertambangan di seluruh dunia. Menjaga keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan keberlangsungan lingkungan adalah kunci untuk memastikan sumber daya alam mineral batu bara dapat dinikmati hingga generasi mendatang.

Kesadaran inilah yang menjadi acuan bagi seluruh Anggota Holding Pertambangan Indonesia, MIND ID. Melalui anggota PT Bukit Asam Tbk (PTBA), MIND ID menghadirkan inovasi yang menepis stigma usang terhadap batu bara dan pertambangan.

Dari batu bara berkalori rendah, lahirlah produk kalium humat yaitu pupuk hayati sekaligus pembenah tanah yang bisa membantu meningkatkan produktivitas pertanian. PTBA bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) telah meluncurkan pilot project alat produksi kalium humat sebagai bagian dari riset dan pengembangan sejak 2023.

Kalium humat ini berfungsi memperbaiki kesuburan tanah, mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia, serta menjaga keberlanjutan lahan pertanian. Lebih dari sekadar inovasi, proyek ini menandai komitmen PTBA dalam memberikan nilai tambah dari batu bara.

Jika sebelumnya batu bara hanya dikenal sebagai sumber energi fosil, kini 'emas hitam' ini justru menjelma menjadi solusi nyata bagi kelestarian lingkungan, dan ketahanan pangan.

Manfaatnya pun signifikan, berdasarkan uji coba awal, penggunaan kalium humat terbukti mampu meningkatkan hasil panen hingga 30%. Kalium humat juga menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang, sehingga pertanian dan perkebunan dapat lebih berkelanjutan.

Pada akhirnya, lahirnya kalium humat menunjukkan bagaimana kolaborasi riset antara korporasi dan akademisi dapat menghasilkan solusi yang berdampak luas. Dari batu bara yang dulu dianggap kotor, kini hadir inovasi yang justru menyuburkan tanah dan menyehatkan tanaman, dan tentunya bermanfaat bagi lingkungan.

Hal ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia yang berfokus pada kemandirian pangan, hilirisasi industri, dan kesejahteraan masyarakat. Melalui proyek percontohan ini, MIND ID sebagai Holding BUMN Pertambangan bertekad memberikan kontribusi nyata bagi agenda pembangunan nasional. Langkah ini juga membuktikan hilirisasi batu bara dapat memberi dampak positif pada kesejahteraan masyarakat termasuk petani.

(dpu/dpu)