Bloomberg Technoz
Published at
November 10, 2025 at 12:00 AM
RKAB 2026 Pengusaha Batu Bara Mulai Dikaji, Saat Ekspor Melemah
Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih mengkaji target produksi batu bara tahun depan di tengah tren pelemahan ekspor sepanjang Januari-September 2025.
Kajian atas target produksi komoditas emas hitam itu berlangsung di tengah masa pengajuan rencana kerja dan anggaran biaya atau RKAB perusahaan tambang saat ini.
Adapun, pengajuan RKAB tambang batu bara dan mineral itu telah dibuka sejak 1 Oktober 2025 yang rencanannya akan ditutup pada 15 November 2025.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan kementeriannya masih memerlukan waktu untuk menetapkan target produksi serta rencana ekspor komoditas hitam untuk periode 2026.
“Kita akan evaluasi berapa DMO [domestic market obligation] untuk kebutuhan di dalam negeri, dan juga dari sisa dari produksi itu bisa dilakukan ekspor,” kata Yuliot kepada awak media di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (7/11/2025).
“Jadi ya kita evaluasi dulu untuk RKAB yang diajukan oleh badan usaha,” kata Yuliot.
Di sisi lain, Yuliot menuturkan, kementeriannya turut mengkaji tren pelemahan permintaan batu bara dari pasar utama seperti China dan India.
“Ini kita masih lihat itu permintaan secara global, dari Asia sama untuk ekspor lain, ini kita lagi konsolidasikan,” tuturnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor batu bara sepanjang Januari-September 2025 minus 20,85% ke level US$17,94 miliar atau sekitar Rp298,79 triliun (asumsi kurs Rp16.655 per dolar AS).
Torehan kinerja ekspor komoditas emas hitam itu terpaut lebar dari capaian sepanjang periode yang sama tahun sebelumnya di level US$22,67 miliar.
Adapun, kinerja ekspor batu bara secara volume terkoreksi 4,74% ke level 285,23 juta ton sampai periode yang berakhir September 2025, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 299,41 juta ton.
Pelemahan kinerja ekspor batu bara itu sejalan dengan koreksi ekspor bahan bakar mineral (HS 72) ke China dan India.
Adapun, ekspor bahan bakar mineral ke China anjlok 29,33% menjadi US$6,86 miliar dan ekspor ke India susut 25,42% ke level US$4,12 miliar.
Ekspor Koreksi
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Ditjen Minerba ESDM Surya Herjuna memproyeksikan ekspor batu bara sepanjang tahun ini bakal bergerak ke level 525 juta ton.
Hitung-hitungan itu lebih rendah sekitar 30 juta ton dibandingkan dengan realisasi ekspor sepanjang 2024 sebesar 555 juta ton.
Surya memandang potensi penurunan kinerja ekspor terjadi gegara kondisi makroekonomi global yang sedang tidak menentu, sehingga mengakibatkan permintaan batu bara dari negara mitra seperti China dan India menurun.
“Memang ada kecenderungan turun, tetapi turunnya itu kan bukan karena batu bara kita tidak laku. Memang, ekonomi kan lagi turun. Di China juga turun, di India juga turun,” kata Surya di Coalindo Coal Conference 2025, Rabu (5/11/2025).
Adapun, lanjut Surya, produksi batu bara Indonesia sepanjang Januari hingga September 2025 tercatat mencapai 585 juta ton. Surya mengatakan produksi batu bara Indonesia tercatat turun 7,47% secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Terkait dengan harga, Surya memandang harga batu bara Indonesia tercatat sempat mengalami kenaikkan meskipun masih belum mencapai besaran yang optimal untuk mendongkrak pendapatan negara bukan pajak (PNBP).
Source:
Other Article
Bisnis Indonesia
Published at
10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
Kontan
Published at
190 IUP Ditangguhkan ESDM: IMA, APBI, dan APNI Pastikan Anggotanya Aman
CNBC Indonesia
Published at
190 Izin Tambang Ditangguhkan, Dirjen Minerba Beberkan Alasannya
CNBC Indonesia
Published at