Bloomberg Technoz
Published at
July 30, 2025 at 12:00 AM
Proyek Tambang Batu Bara China Tetap Agresif di Tengah Oversupply
Bloomberg, Global Energy Monitor (GEM) melaporkan rencana pembangunan tambang batu bara baru di China berisiko menciptakan kelebihan pasokan dan menggagalkan target iklim global.
Lebih dari 450 lokasi sedang dikembangkan di seluruh China, dengan hampir 40% sedang dibangun atau dalam uji operasi, menurut lembaga peneliti yang berbasis di California ini, yang mempromosikan penggunaan energi bersih.
Jika semuanya dibangun, kapasitas gabungan tambang batu bara China sebesar 1,35 miliar ton per tahun akan melampaui kapasitas yang beroperasi di Indonesia dan Australia, eksportir bahan bakar terbesar untuk pembangkit listrik dan pembuatan baja.
Skala ambisius batu bara China mengancam akan melampaui target iklimnya sendiri, dan global. Negara ini menyumbang 60% dari seluruh kapasitas tambang yang diusulkan di seluruh dunia, dan pembangunannya saja akan menghasilkan 80% emisi metana yang terkait dengan proyek yang direncanakan, kata GEM.
Metana lebih dari 80 kali lebih kuat daripada karbon dioksida selama periode 20 tahun.
"Tanpa mengurangi rencana kapasitas tambang baru secara drastis, dunia dapat mengalami peningkatan besar emisi metana yang berpotensi tinggi yang akan membuat pencapaian tujuan Perjanjian Paris menjadi mustahil," kata Dorothy Mei, manajer proyek Global Coal Mine Tracker di GEM.
Pembangunan tambang batu bara China saat ini berisiko memicu gelombang kelebihan kapasitas serupa yang terjadi pada 2012 hingga 2015, yang memicu jatuhnya harga dan aset terlantar, menurut laporan tersebut.
Hampir setengah dari kapasitas yang diusulkan masih dalam tahap perencanaan awal dan masih dapat dibatalkan, tetapi arahan 2024 dari Beijing yang mengupayakan pembangunan 300 juta ton kapasitas tambang cadangan pada 2030 telah mendorong pemerintah daerah, termasuk Mongolia Dalam, untuk mempercepat persetujuan guna memenuhi kuota.
Secara global, 105 juta ton kapasitas produksi batu bara ditambahkan pada 2024, turun 46% dari tahun sebelumnya dan merupakan angka terendah dalam setidaknya satu dekade.
Namun, lebih dari 850 tambang baru atau perluasan masih dalam tahap pengembangan di 30 negara. Jumlah tersebut mencakup 329 juta ton di India dan 165 juta ton di Australia.
Tren ini semakin membahayakan target iklim global, dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan produksi batu bara perlu turun 75% dalam dekade hingga 2030 dan Badan Energi Internasional (IEA) menyerukan pengurangan sebesar 39%, ungkap GEM.
Tren produksi saat ini memperlebar kesenjangan untuk mencapai tujuan tersebut, yang berarti penghentian kapasitas batu bara tahunan perlu melebihi penambahan baru, baik dalam skenario PBB maupun IEA, ungkap GEM.
(bbn)
Source:
Other Article
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Published at
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Detik Kalimantan
Published at
7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan
Tribun Kaltim
Published at
70 Persen Sumber Energi Indonesia Dipasok dari Kalimantan, Ekonomi dan Lingkungan Harus Seimbang
CNBC Indonesia
Published at