Bloomberg Technoz
Published at
May 30, 2025 at 12:00 AM
Produksi Batu Bara RI Sulit Capai 800 Juta Ton 2025, Ini Sebabnya
Bloomberg Technoz, Jakarta – Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) memproyeksikan target produksi batu bara 2025 sebanyak 735 juta ton masih bisa digapai, tetapi capaian kumulatif tahun ini akan terpelanting cukup jauh dari realisasi 2024.
Pada 2024, produksi batu bara Indonesia menembus 836 juta ton. Angka tersebut 117% di atas target yang ditetapkan pemerintah sebanyak 710 juta ton.
Direktur Eksekutif APBI Gita Mahyarani mengatakan, sampai dengan kuartal I-2025, produksi batu bara nasional baru tercapai 183,45 juta ton alias masih jauh dari target anual yang ditetapkan pemerintah tahun ini.
“Jadi kami memprediksi, kalau bicara dengan angka [realisasi] 836 juta ton tahun lalu, tahun ini sepertinya tidak akan mencapai di angka tersebut lagi,” ujarnya di sela agenda FGD Batu Bara, Rabu (28/5/2025).
“Akan tetapi, apakah [produksi 2025] akan mencapai target pemerintah? Bisa dikatakan mungkin masih feasibele untuk angka segitu [735 juta ton]. Namun, kalau sampai 800 juta ton, kami rasa dengan 4 bulan pertama yang cukup sulit, rasanya tidak akan tercapai.”
Faktor Permintaan
Kesulitan penambang Indonesia untuk memacu produksi pada 2025, kata Gita, turut dipengaruhi oleh faktor permintaan yang lesu dari China dan India selaku konsumen utama.
Sepanjang Januari—April tahun ini, dia menyebut permintaan batu bara khususnya dari China sangat tertekan seiring dengan upaya Negeri Panda untuk menggenjot produksi domestik mereka.
“Ada pula data yang kami himpun bahwa stok mereka ini sangat anomali pada tahun ini, di mana mereka sepertinya sudah membaca tentang stok, sehingga batu bara mereka itu sudah lebih banyak,” tutur Gita.
Penurunan permintaan tersebut paling terasa saat momentum Imlek atau Tahun Baru China pada Januari, padahal perayaan tersebut biasanya menandakan kenaikan permintaan energi yang cukup besar dari raksasa Asia Timur itu.
Selain China, permintaan dari India juga tengah mengatrol produksi batu bara domestiknya sehingga permintaan impor dari Negeri Bollywood juga ikut menurun.
Gita menyebut, meskipun terdapat kenaikan permintaan dari berbagai pasar lain, volumenya tidak bisa menyamai permintaan dari China dan India.
“Negara-negara lain juga masih wait and see sifatnya. Terlebih, sekarang dengan kebijakan tarif Trump, industri juga tidak banyak bergerak. Ini juga memengaruhi semua ke dunia,” ujar Gita.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor batu bara pada Maret 2025 sebesar US$1,97 miliar, anjlok sebesar 5,54% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
“Nilai ekspor batu bara turun 5,54% secara bulanan dan turun 23,14% secara tahunan," papar Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (21/4/2025).
Komoditas dengan kode HS 2701 itu memberikan pangsa sebesar 9,03% dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Maret 2025 senilai 30,01%. Tiga besar negara tujuan ekspor Indonesia adalah China, Amerika Serikat (AS), dan India.
(wdh)
Source:
Other Article
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Published at
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
CNBC Indonesia
Published at
Ada Aturan Baru Royalti Batu Bara, BUMI-Adaro Bisa Bernapas Lega
Bloomberg Technoz
Published at
Ada Donald Trump di Balik Kenaikan Harga Batu Bara
Kontan
Published at