ANTARA
Published at
October 31, 2025 at 12:00 AM
Potensi hilirisasi batu bara Kaltim sangat besar
Samarinda (ANTARA) - Akademisi Universitas Mulawarman (Unmul) Agus Winarno menyoroti potensi besar Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dalam pengembangan hilirisasi komoditas batu bara.
"Potensi batu bara kalori rendah-sedang di Kalimantan Timur sangat besar serta bisa dikembangkan dengan proses gasifikasi untuk mendukung hilirisasi batu bara," kata Agus Winarno dari Center of Excellence for Tropical Studies Unmul di Samarinda, Kamis.
Agus menjelaskan bahwa Kaltim merupakan provinsi dengan cadangan batu bara terbesar di Indonesia, yakni mencapai 11,87 miliar ton atau 37,14 persen dari total cadangan nasional.
Dia merinci bahwa dari jumlah cadangan tersebut, porsi terbesar atau sekitar 75 persen merupakan kategori batu bara kalori rendah.
Menurutnya, melimpahnya batu bara kalori rendah ini justru menjadi peluang strategis untuk program peningkatan nilai tambah (PNT) batu bara.
"Salah satu teknologi yang paling prospektif untuk batu bara kalori rendah adalah gasifikasi," kata Agus.
Gasifikasi merupakan proses konversi bahan bakar padat seperti batu bara menjadi gas sintetik (syngas).
Syngas yang dihasilkan kemudian dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai produk turunan bernilai tinggi, seperti metanol, Dimethyl Ether (DME), amonia, hingga hidrogen.
Pengembangan PNT batu bara ini telah diatur dalam regulasi pemerintah, termasuk Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Minerba, yang menggantikan istilah PNT menjadi pengembangan dan/atau pemanfaatan batu bara.
Agus mencatat saat ini sudah ada beberapa proyek hilirisasi batu bara yang sedang dalam tahap perencanaan atau persiapan konstruksi di Kaltim.
Ia mencontohkan proyek Coal to Methanol oleh PT KPC dan PT KNC di Bengalon, Kutai Timur, Kaltim, yang diestimasikan dapat memproduksi 1,8 juta ton metanol per tahun.
Selain itu, terdapat pula rencana proyek Coal to Ammonia oleh PT Kideco Jaya Agung dengan target produksi 100 ribu ton amonia per tahun.
Serta rencana pabrik batu bara semi kokas oleh PT Multi Harapan Utama dengan estimasi produksi 500 ribu ton per tahun.
Dosen Fakultas Teknik Unmul itu juga menyebutkan pihaknya telah melakukan penelitian gasifikasi terhadap batu bara peringkat rendah dari Formasi Balikpapan dan Formasi Pulau Balang.
Hasilnya menunjukkan sampel batu bara tersebut memenuhi karakteristik untuk dikonversi menjadi gas, dengan maseral reaktif rata-rata di atas 83 persen.
Ia pun mendorong perlunya penelitian lanjutan yang lebih intensif mengenai gasifikasi batu bara Cekungan Kutai, Kaltim.
Agus menegaskan bahwa pemanfaatan optimal teknologi gasifikasi batu bara pada akhirnya akan mendukung pembangunan kemandirian energi bangsa dari impor bahan bakar.
Source:
Other Article
Bisnis Indonesia
Published at
10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
Kontan
Published at
190 IUP Ditangguhkan ESDM: IMA, APBI, dan APNI Pastikan Anggotanya Aman
CNBC Indonesia
Published at
190 Izin Tambang Ditangguhkan, Dirjen Minerba Beberkan Alasannya
CNBC Indonesia
Published at