Kontan

Published at

August 20, 2025 at 12:00 AM

PNBP Minerba 2026 Dipatok Rp113,4 Triliun, Penurunan Harga Jadi Tantangan Utama

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan Sumber Daya Alam (SDA) yang berasal dari Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba) diproyeksikan sebesar Rp113,389 miliar dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) atau tumbuh 7,3 persen dari outlook tahun 2025.

Adapun, jika mengutip Buku II Nota Keuangan beserta RAPBN 2026, peningkatan PNBP sektor minerba ini dibidik setelah berlakunya tarif iuran produksi atau royalti mineral dan batubara setelah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2025.

Terkait target ini, Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Hendra Sinadia mengatakan target PNBP tahun depan sudah dipertimbangkan lebih matang dengan proyeksi harga komoditas yang mungkin kurang lebih tidak beda jauh dengan rerata harga komoditas di tahun ini.

"Keputusan ini tidak terlepas dari outlook perekonomian global yang diperkirakan masih diliputi ketidakpastian akibat dinamika geopolitik serta tarif perdagangan," ungkap Hendra, Selasa (19/08/2025).

Hendra mengatakan, dengan permintaan dan penawaran minerba yang fluktuatif di tahun ini, tidak mudah untuk memprediksi harga komoditas ke depannya.

"Naik atau turunnya harga komoditas tentu akan berpengaruh terhadap setoran PNBP," tambahnya.

Hal senada juga disampaikan, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Gita Mahyarani.

Menurut Gita, target PNBP tahun depan memang lebih rendah dari target PNBP sektor minerba tahun ini yang mencapai Rp 124 triliun. Meski begitu, menurutnya, PNBP 2026 masih termasuk tinggi, dengan hitungan di atas Rp 100 triliun.

"Sebenarnya targetnya masih di atas Rp 100 triliun. Hanya saja, kalau dibandingkan dengan target 2025 sebesar Rp124 triliun, terlihat lebih rendah. Hal ini karena tahun ini ekspor dan harga komoditas turun," kata dia.

Untuk proyeksi PNBP batubara 2026, tren penurunan harga dan ekspor masih akan berpengaruh. Tahun ini saja realisasi PNBP sektor minerba berdasarkan data ESDM hingga semester I-2025 baru Rp74,2 triliun atau 59,5% dari target, naik tipis 1,1% YoY dari 2024.

"Ke depan, dengan ekspor dan harga komoditas yang turun ditambah situasi geopolitik yang tidak menentu juga bisa jadi pengaruh," tambahnya.

Sementara itu, pada pelaku sektor minerba masih menunggu keputusan resmi terkait bea keluar ekspor dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

"Kita juga belum tahu persis berapa besarannya, tapi dengan kondisi sekarang kemungkinan besar akan menjadi beban tambahan baru bagi perusahaan tambang batubara," ungkapnya.

Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) mengatakan positif akan terjadi koreksi, pada target PNBP sektor Minerba di tahun 2026 dibandingkan pencapaian di tahun 2024 dan 2025.

"Mengingat harga komoditas minerba juga cenderung mengalami penurunan yang menurut beberapa analisa dapat berlangsung hingga tahun depan, sehingga menyebabkan penurunan angka target PNBP Minerba tersebut dibandingkan tahun 2024 dan 2025, namun demikian menurut kami angka ini masih cukup realistis," ungkapnya.

Adapun, hal-hal yang harus dilakukan oleh pemerintah guna memastikan target PNBP tercapai antara lain adalah dengan melakukan pengawasan guna meningkatkan kepatuhan perusahaan tambang untuk melakukan kewajiban pembayaran PNBP; memperbaiki tata kelola management PNBP guna meng-optimalisasi PNBP termasuk juga pemanfaatan ases Barang Milik Negara (BMN).

"Tidak lupa untuk meningkatkan konservasi Sumberdaya Alam guna mendapatkan optimalisasi bahan galian tambang; melakukan evaluasi dan penyempurnaan kebijakan yang dikeluarkan agar terjadi win-win solution antara pemerintah dengan pengusaha tambang; serta juga peningkatan pemanfaatn teknologi untuk memonitor data-data PNBP," jelasnya.

Dalam catatan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pendapatan SDA Pertambangan Minerba adalah kontributor terbesar pada Pendapatan SDA Nonmigas, yang mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 64,7 persen dalam periode 2021–2024.

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2022 sebesar 147,1 persen yang disebabkan oleh peningkatan harga komoditas minerba terutama batubara. Rata-rata HBA tahun 2022 sebesar US$276,6 per ton lebih tinggi dari rata-rata HBA tahun 2021 yang sebesar US$121,5 per ton.

Source:

IDX Channel.com

Published at

August 20, 2025 at 12:00 AM

8/20/25

10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?

CNBC Indonesia

Published at

August 20, 2025 at 12:00 AM

8/20/25

4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME

Bloomberg Technoz

Published at

August 20, 2025 at 12:00 AM

8/20/25

5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara

Detik Kalimantan

Published at

August 20, 2025 at 12:00 AM

8/20/25

7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan

Tribun Kaltim

Published at

August 20, 2025 at 12:00 AM

8/20/25

70 Persen Sumber Energi Indonesia Dipasok dari Kalimantan, Ekonomi dan Lingkungan Harus Seimbang

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by