Kontan
Published at
July 29, 2025 at 12:00 AM
Permintaan Global Melemah, Ekspor Batubara Indonesia Tertekan hingga 2026
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan batubara global diperkirakan stagnan dalam dua tahun ke depan setelah mencatat rekor tertinggi pada 2024.
Kondisi ini memicu kekhawatiran bagi eksportir utama seperti Indonesia, yang kini mulai mengincar pasar non-tradisional guna menjaga kinerja ekspor.
Laporan terbaru International Energy Agency (IEA), Kamis (24/7), menyebut konsumsi batubara dunia hanya akan tumbuh tipis 0,2% pada 2025. Bahkan, pada 2026 permintaan diproyeksikan mulai menyusut dan kembali di bawah level 2024.
Lesunya permintaan ini tak lepas dari pergeseran negara-negara besar pengguna batubara ke energi terbarukan, serta meningkatnya produksi domestik di negara konsumen utama.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Gita Mahyarani mengatakan, pasar ekspor utama Indonesia saat ini masih terkonsentrasi di Asia, seperti China, India, Jepang, Korea Selatan, dan Asia Tenggara. Namun, negara-negara ini mulai mengurangi ketergantungan pada batubara impor.
“China dan India saat ini sedang mendorong peningkatan produksi dalam negeri. Mereka memang masih mengkonsumsi banyak batubara, tapi strategi mereka jelas: mengurangi impor dan mengandalkan produksi lokal,” kata Gita kepada Kontan, Senin (28/7).
Menurut Gita, langkah mencari pasar baru bukan perkara mudah. Selain kebutuhan tiap negara berbeda, Indonesia juga harus bersaing dengan eksportir lain seperti Rusia dan Australia.
“AS misalnya, meski permintaannya naik karena harga gas mahal, mereka juga memproduksi batubara sendiri,” ujarnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia menambahkan, penurunan permintaan dari China disebabkan oleh melimpahnya stok batubara akibat kenaikan produksi domestik.
“Namun perlu dicatat, meski impor menurun, konsumsi listrik China masih meningkat,” jelas Hendra kepada Kontan, Senin (28/7).
Secara historis, sekitar 98% ekspor batubara Indonesia selama 10 tahun terakhir memang ditujukan ke negara-negara Asia. Namun dengan tren pelemahan permintaan dan meningkatnya produksi di negara tujuan, produsen Indonesia harus mulai memetakan strategi diversifikasi pasar ekspor.
Adapun, IEA memprediksi, perdagangan batubara global akan turun pada 2025, menjadi penurunan pertama sejak 2020, dan tren ini diperkirakan berlanjut hingga 2026.
Di tengah stagnasi permintaan, produksi global justru diproyeksikan mencapai rekor baru tahun depan, terutama didorong oleh produksi China dan India.
Penurunan permintaan batubara Indonesia dari China akibat adanya peningkatan produksi dalam negeri tirai bambu tersebut, diprediksi akan berlanjut hingga akhir tahun ini atau paling lama hingga tahun 2026.
IMA mencatat volume ekspor batubara Indonesia sepanjang tahun ini akan terkoreksi di angka 500 juta ton atau lebih rendah dari total ekspor batubara sepanjang tahun 2024 lalu yang sebanyak 555 juta ton.
"Hingga akhir tahun 2025, tentu total ekspor kita akan turun dibandingkan realisasi ekspor 2024. Pemerintah juga sudah memproyeksikan dalam target 2025, dimana produksi 739 juta ton dan ekspor 500 juta ton," ungkap Hendra.
Jika dibandingkan, tahun ini target produksi batubara Indonesia berada di angka 739 juta ton atau lebih rendah 11,6% dibandingkan produksi sepanjang tahun 2024 lalu sebesar 836 juta ton.
Dari sisi target ekspor juga terkoreksi, turun 9,9% dengan target penjualan ekspor 500 juta ton dibandingkan ekspor sepanjang tahun lalu sebesar 555 juta ton.
Lebih lanjut, Hendra menambahkan, saat ini China lebih berpihak pada batubara kalori tinggi dibandingkan batubara kalori menengah-rendah untuk diimpor.
Indonesia juga mengalami persaingan dengan eksportir batubara Mongolia dan Rusia, didukung oleh masalah logistik yang sudah mulai teratasi.
"Beberapa waktu terakhir ini impor China dari Mongolia dan Rusia, yang juga berbatasan dengan mereka. Masalah logistik dengan Mongolia sudah cukup teratasi, Rusia juga menjual harga yang cukup kompetitif untuk buyer China," jelasnya.
Source:
Other Article
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Published at
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Detik Kalimantan
Published at
7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan
Tribun Kaltim
Published at
70 Persen Sumber Energi Indonesia Dipasok dari Kalimantan, Ekonomi dan Lingkungan Harus Seimbang
CNBC Indonesia
Published at