Kontan.co.id

Published at

October 3, 2025 at 12:00 AM

Permintaan Berpotensi Pulih Jelang Akhir Tahun, Begini Prospek Emiten Batubara

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peluang bagi emiten-emiten batubara untuk meningkatkan kinerjanya kembali muncul. Hal ini seiring potensi peningkatan permintaan komoditas tersebut menjelang akhir tahun.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzati mengatakan, meski harga batubara masih melandai di kisaran level US$ 106 per ton, secara historis permintaan batubara cenderung meningkat pada akhir tahun seiring musim dingin di negara importir besar seperti China, India, Jepang, dan Korea Selatan. Kenaikan permintaan ini berpotensi memberi dorongan positif, khususnya bagi emiten batubara yang berorientasi ekspor.

Selain faktor musiman, sentimen lain yang bisa memengaruhi kelangsungan usaha emiten batubara adalah kebijakan impor China dan India serta pergerakan nilai tukar rupiah yang jika melemah bisa menguntungkan eksportir.

"Emiten batubara juga terdampak oleh pergerakan harga energi substitusi seperti gas dan minyak yang dapat meningkatkan daya tarik batubara sebagai sumber energi," ujar dia, Rabu (1/10/2025).

Meski permintaan batubara berpeluang meningkat, kinerja ekspor komoditas tersebut secara nasional justru masih kurang meyakinkan. Terbaru, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut nilai ekspor batubara secara kumulatif mencapai US$ 15,91 miliar hingga Agustus 2025 atau turun 20,99% dari periode sama tahun lalu yang mencapai US$ 20,13 miliar. Dari sisi volume, ekspor batubara nasional juga mengalami penurunan 5,16% menjadi 251,13 juta ton per Agustus 2025.

Chief Executive Officer Edvisor Provina Visindo Praska Putrantyo mengatakan, hasil tersebut dapat menjadi sentimen negatif tambahan bagi emiten produsen batubara, terutama yang berorientasi ekspor.

"Emiten dapat mempertimbangkan potensi ekspor ke negara lain atau mencoba mengincar pasar domestik," tutur dia, Rabu (1/10/2025).

Secara terpisah, Advisor PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Christopher Fong menyatakan, musim panas yang berlangsung lama dan masalah ekonomi di beberapa negara tujuan diakui memberi dampak terhadap kelangsungan ekspor batubara BUMI.

"Kami sekarang melihat potensi pertumbuhan dan mengharapkan faktor musim dingin untuk menyeimbangkan target tahunan," kata dia, Rabu (1/10/2025).

Dalam catatan Kontan, BUMI menargetkan dapat menjual 76 juta metrik ton--78 juta metrik ton batubara pada 2025 dengan panduan harga perkiraan rata-rata US$ 60 per ton-US$ 62 per ton. Sedangkan per semester I-2025, penjualan batubara BUMI berkurang 5% yoy menjadi 34,8 juta metrik ton.

Di tengah tekanan yang masih melanda industri batubara, para analis menyarankan agar emiten produsen komoditas tersebut memperkuat efisiensi biaya dan optimalisasi kontrak jangka panjang. Diversifikasi pasar ekspor juga menjadi langkah penting, misalnya dengan meningkatkan penjualan ke negara-negara dengan kebutuhan energi tinggi.

Selain itu, sebagian emiten batubara juga berpeluang mengoptimalkan produksi sesuai kuota Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB), meski emiten perlu hati-hati agar tidak menambah tekanan oversupply (kelebihan pasokan).

"Strategi lain yang sering ditempuh adalah mulai memperluas ke bisnis hilir seperti gasifikasi atau pembangkit listrik berbasis batubara guna memperkuat sumber pendapatan," terang Arinda.

Praska juga menyarakan, banyaknya emiten batubara yang mulai melakukan diversifikasi bisnis menjadikan sektor ini masih layak disoroti oleh para investor.

Sementara menurut Arinda, saham batubara tetap punya daya tarik lantaran adanya tradisi pembagian dividen yang besar dengan payout ratio tinggi. Alhasil, saham di sektor ini cocok untuk investor yang mengincar pendapatan dividen. Ditambah lagi, valuasi saham batubara saat ini relatif murah dengan neraca keuangan yang kuat, sehingga membuatnya menarik untuk strategi value investing jangka menengah.

Meski demikian, investor tetap perlu mempertimbangkan risiko tren harga batubara jangka panjang yang cenderung melemah seiring transisi energi global.

"Oleh karena itu, sektor batubara lebih tepat dipandang sebagai sumber dividen dan peluang jangka menengah, bukan sebagai sektor pertumbuhan jangka panjang," jelas Arinda.

Lantas, dia menyarankan investor untuk mencermati saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dengan target harga masing-masing di level Rp 23.425 per saham dan Rp 8.500 per saham.

Di lain pihak, Praska menyebut saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dapat dipertimbangkan oleh investor dengan target harga masing-masing di level Rp 1.800 per saham dan Rp 2.500 per saham.

Source:

IDX Channel.com

Published at

October 3, 2025 at 12:00 AM

10/3/25

10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?

CNBC Indonesia

Published at

October 3, 2025 at 12:00 AM

10/3/25

2 Kabar Baik Hari ini: Harga Batu bara Naik, China Balik ke RI Lagi

CNBC Indonesia

Published at

October 3, 2025 at 12:00 AM

10/3/25

4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME

Bloomberg Technoz

Published at

October 3, 2025 at 12:00 AM

10/3/25

5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara

Detik Kalimantan

Published at

October 3, 2025 at 12:00 AM

10/3/25

7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by