Bloomberg Technoz
Published at
November 24, 2025 at 12:00 AM
Penerapan Bea Keluar Bisa Ganggu Eksplorasi Batu Bara
Bloomberg Technoz, Jakarta - Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) khawatir rencana penerapan bea keluar untuk ekspor batu bara bakal membuat investasi eksplorasi di dalam negeri melambat.
Direktur Eksekutif APBI Gita Mahyarani berpendapat bea keluar bakal menambah beban produksi perusahaan batu bara mendatang.
Konsekuensinya, porsi laba perusahaan tambang bakal makin menyempit yang ikut berdampak pada alokasi eksplorasi.
"Jika terdapat tekanan tambahan terhadap cash flow, tentu akan ada potensi perlambatan keputusan investasi, terutama pada kegiatan eksplorasi dan pengembangan," kata Gita saat dihubungi dikutip Sabtu (22/11/2025).
Gita berharap penerapan bea keluar itu bakal tetap mempertimbangkan kebutuhan perusahaan tambang untuk menyisihkan belanja modal untuk kegiatan eksplorasi dan pengembangan tambang.
Dia mengatakan bea keluar akan menekan posisi arus kas perusahaan pada jangka panjang nantinya.
"Setiap perusahaan memiliki struktur biaya dan kontrak yang berbeda, sehingga dampaknya tidak sama," tutur dia.
"Kami belum dapat menyampaikan angka spesifik sebelum ada kejelasan final mengenai parameter kebijakannya, seperti threshold harga, basis perhitungan, dan mekanisme pengenaan,” tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu memastikan pemerintah akan mengenakan tarif bea keluar untuk ekspor komoditas batu bara.
Hanya saja, Febrio mengatakan, otoritas fiskal saat ini masih belum mengungkapkan waktu rencana itu akan diterapkan. Saat ini, pembahasan pengenaan besaran tarif masih dibahas bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Dia menjelaskan sejumlah aspek dan pertimbangan dalam rencana tersebut. Pertimbangan pertamanya adalah lantaran Indonesia menjadi produsen batu bara terbesar ketiga di dunia. Namun, sebagian besar masih diekspor dalam bentuk mentah dengan nilai tambah rendah.
"[Rencana] tarif bea keluar ini akan menjadi konsisten untuk mendukung hilirisasi dan aktivitas perekonomian yang lebih banyak di Indonesia," ujar Dirjen Febrio Nathan Kacaribu dalam rapat dengar pendapat (RDP), di Komisi IX DPR, Senin (17/11/2025).
Sejak 2022, harga batu bara acuan (HBA) menunjukkan tren menurun hingga saat ini. Prospek kuartal terakhir 2025 diperkirakan berada di US$77,8/ton, sehingga rata-rata harga sepanjang tahun ini sebesar US$98/ton.
Pertimbangan selanjutnya adalah guna mendorong hilirisasi dan dekarbonisasi. Hal lainnya adalah mempertimbangkan usulan dari Kementerian teknis, dalam hal ini ESDM untuk rencana pengenaan bea keluar emas hitam tersebut.
Source:
Other Article
Bisnis Indonesia
Published at
10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
METRO
Published at
10 Negara Pengguna Bahan Bakar Fosil Terbesar di Dunia
CNBC Indonesia
Published at
10 Perusahaan Tambang RI Paling Tajir Melintir, Cuannya Gak Masuk Akal
Kontan
Published at