KOMPAS

Published at

November 25, 2025 at 12:00 AM

Pelabuhan Tarahan, Lebih Hijau dan Efisien di Tengah Debu Batubara

Sebagai gerbang utama pengiriman batubara PT Bukit Asam Tbk, Pelabuhan Tarahan berperan penting menjaga ketahanan energi nasional sekaligus memenuhi kebutuhan pasar ekspor. Di balik aktivitas tersebut, berbagai upaya efisiensi dan pengurangan jejak karbon terus dilakukan untuk mengoptimalkan peran sebagai green port dan memastikan keberlanjutan operasional di masa mendatang.

Sore itu, Kamis (16/10/2025), rangkaian kereta api batubara rangkaian panjang, atau biasa disebut babaranjang, melaju perlahan memasuki area pembongkaran di rotary car dumper (RCD) Pelabuhan Tarahan, Kota Bandar Lampung. Begitu gerbong diposisikan, batubara langsung dialirkan ke konveyor untuk kemudian dilakukan proses penumpukan atau stockpiling.

Dari area stockpiling, batubara kemudian mengalir ke dua jalur proses. Pertama, sebagian diarahkan ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tarahan untuk kebutuhan operasional pembangkit. Kedua, batubara disiapkan untuk dimuat ke tongkang di dermaga.

Pelabuhan Tarahan merupakan hub utama pengapalan batubara produksi PT Bukit Asam Tbk (PTBA), bagian dari induk BUMN pertambangan Mind ID, yang kemudian dijual, baik untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun ekspor. Batubara yang masuk ke Pelabuhan Tarahan berasal dari Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, dan diangkut menggunakan kereta api babaranjang.

Dengan kapasitas penanganan (throughput capacity) batubara mencapai 25 juta ton per tahun, Pelabuhan Tarahan terus bertransformasi dari teknologi konvensional menuju teknologi yang lebih ramah lingkungan. Emisi gas rumah kaca dari seluruh proses, mulai dari hulu hingga hilir, diupayakan serendah mungkin melalui penerapan berbagai teknologi pengurangan emisi.

Alat berat melaju di samping rangkaian kereta api batubara rangkaian panjang di Pelabuhan Tarahan, Kota Bandar Lampung, Lampung, Kamis (16/10/2025). Pelabuhan Tarahan ialah pintu utama batubara yang diproduksi PT Bukit Asam Tbk, untuk dikapalkan dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

Pelabuhan Tarahan ialah pintu utama batubara yang diproduksi PT Bukit Asam Tbk untuk dikapalkan dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor.
Dalam sistem operasi, misalnya, mesin pengumpan (apron feeder) sudah bertenaga listrik sejak 2023. ”Ini fungsinya seperti konveyor. Sebelumnya, dengan sistem hydraulic, rentan pencemaran lingkungan karena menggunakan minyak, sehingga kami ganti dengan motor listrik,” kata Kepala Departemen Sumber Daya Manusia, Layanan Umum, Keuangan, dan CSR PTBA Pelabuhan Tarahan Hamdani B Yusdi.

Upaya pengurangan emisi turut meningkatkan efisiensi operasional dan menjadikan prosesnya lebih ramah lingkungan. Merujuk ”Laporan Keberlanjutan PTBA 2024”, konsumsi bahan bakar minyak di Pelabuhan Tarahan turun dari 2.077 kiloliter pada 2023 menjadi 1.847 kl pada 2024. Sebaliknya, pemanfaatan energi listrik meningkat, dari 5.942 kilowatt jam (kWh) pada 2023 menjadi 6.475 kWh pada 2024.

Adapun sistem konveyor, alat utama penerimaan dan pengiriman batubara di Pelabuhan Tarahan, ialah penyumbang penggunaan energi terbesar. PTBA melakukan efisiensi dengan sejumlah rekayasa ulang (re-engineering) pada sistem tersebut. Salah satunya adalah pada sudut belt plough chute (pembagi aliran) dari 28 derajat menjadi 37,15 derajat sehingga mampu menurunkan konsumsi energi hingga 34,7 persen.

Upaya lain PTBA ialah dengan menanam sekitar 21 jenis tanaman di sekitar Pelabuhan Tarahan, terutama tanaman bambu, yang digencarkan sejak 2014. Hal itu guna meminimalkan embusan angin dari laut ke darat serta menahan debu batubara ke arah permukiman warga. Bambu tersebut ditanam di ketinggian 2-5 meter di atas permukaan laut dengan jarak 1-5 meter dari pinggir pantai.

Sistem penyiraman otomatis juga dilakukan di area bongkar muat Pelabuhan Tarahan guna meminimalkan debu beterbangan, mulai dari kedatangan kereta api babaranjang pengangkut batubara hingga di stockpile. Di samping itu, ada penyemprot manual untuk memastikan partikel-partikel halus batubara di pelabuhan tidak terbang ke udara dan terbawa angin.

PTBA juga memanfaatkan air bersih hasil penanganan air limbah, termasuk di kolam pengendapan lumpur Pelabuhan Tarahan. ”Jadi, air limbah atau air buangan kami manfaatkan lagi. Itu juga dalam rangka menjalankan 3R atau reduce, reuse, dan recycle (mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang),” ujar Hamdani.

Sementara itu, limbah pembakaran batubara pada PLTU Tarahan berupa fly ash and bottom ash (FABA) diolah untuk menjadi produk bernilai ekonomis seperti batako, paving block, dan campuran semen. Kendati FABA masuk kategori limbah non-B3 (bahan berbahaya dan beracun), pengelolaannya tetap dilakukan. Sejumlah area pejalan kaki di Pelabuhan Tarahan sudah menggunakan paving block yang diproduksi dari FABA.

Sokong kinerja
Hamdani mengatakan, Pelabuhan Tarahan yang beroperasi sejak 1986 hanya menerima batubara dari Tanjung Enim yang diangkut dengan menggunakan kereta api babaranjang. Tidak ada batubara yang diangkut menggunakan kendaraan jalur darat seperti truk. Dari Tarahan, batubara diangkut tongkang, antara lain untuk memenuhi kebutuhan PLTU, terutama di sistem kelistrikan Jawa-Bali.

Pelabuhan Tarahan juga menjadi pintu ekspor batubara PTBA ke sejumlah negara. ”Ekspor di antaranya ke Bangladesh, India, Vietnam, China, dan Eropa. Itu pasar batubara kami dan semua dikirim dari Tarahan,” ujar Hamdani.

Melalui Pelabuhan Tarahan pula, PTBA membukukan kinerja operasional positif pada triwulan III-2025. Di tengah tantangan volatilitas pasar batubara, volume produksi batubara PTBA mencapai 35,9 juta ton atau meningkat 9 persen dibandingkan periode sama pada 2024. Adapun volume penjualan batubara yakni sebesar 33,7 juta ton atau meningkat 8 persen secara tahunan.

Sementara itu, secara proporsi, sebesar 56 persen penjualan batubara PTBA terserap oleh pasar domestik, sedangkan sisanya untuk kebutuhan ekspor. Secara keseluruhan, hingga triwulan III-2025, PTBA membukukan laba bersih sebesar Rp 1,4 triliun dengan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar Rp 3,6 triliun, serta EBITDA margin di angka 11 persen.

Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan, pertumbuhan volume produksi dan penjualan menjadi hal positif di tengah tekanan harga batubara global. Kinerja operasional dan profitabilitas pun mampu terjaga. ”Itu melalui peningkatan efisiensi biaya dan optimalisasi portofolio pasar domestik,” ujarnya, Kamis (30/10/2025).

Masa depan
Hamdani menuturkan, isu penghentian penggunaan batubara telah lama berembus. Namun, kenyataannya saat ini batubara masih menjadi sumber energi utama yang masih diandalkan. Di tengah situasi itu, PTBA berupaya melakukan riset dan kajian terkait peningkatan nilai tambah batubara yang masih pada tahap proyek percontohan. Hal ini meliputi gasifikasi batubara, pemrosesan batubara menjadi lembaran anoda baterai, dan kalium humat untuk pupuk.

Pada prinsipnya, kata Hamdani, Pelabuhan Tarahan menyesuaikan dengan tren penggunaan batubara di Indonesia. ”Apabila suatu saat batubara tak digunakan lagi, pelabuhan ini tetap memiliki potensi komersial. Terlebih, di Lampung banyak komoditas untuk diekspor. Namun, selama batubara tetap digunakan, maka tetap akan dimanfaatkan dulu untuk (operasional) PTBA,” ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, produksi batubara nasional pada semester I-2025 sebanyak 357,6 juta ton atau 48,34 persen dari target 2025 yang sebanyak 739,67 juta ton. Dari jumlah tersebut, alokasi ekspor sebesar 238 juta ton, sedangkan kebutuhan batubara dalam negeri, untuk pembangkit listrik dan smelter, sebesar 104,6 juta ton. Adapun 15 juta ton untuk stok.

Pelabuhan Tarahan ialah pintu utama batubara yang diproduksi PT Bukit Asam Tbk, untuk dikapalkan dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

Pengamat pertambangan sekaligus peneliti Alpha Research Database, Ferdy Hasiman, mengatakan, melihat tren global saat ini, permintaan batubara diperkirakan masih akan tinggi dalam lima tahun hingga 20 tahun ke depan. Dengan sumber daya dan cadangan melimpah, batubara Indonesia yang banyak diekspor ke sejumlah negara diperkirakan masih akan memenuhi permintaan pasar.

Namun, kata Ferdy, Indonesia juga perlu mengembangkan peta jalan energi dan industri ke depan secara matang, termasuk di dalamnya peningkatan nilai tambah atau hilirisasi. Hingga saat ini, belum ada produk hilir batubara yang bernilai ekonomis sehingga komoditas ini tetap akan lebih banyak dijual mentah atau belum diolah, terlebih dengan permintaan yang relatif masih stabil.

”Untuk pelabuhan batubara di Indonesia, saya pikir masih tetap akan digunakan selama permintaan batubara tinggi. Saat ini, mulai ada arah diversifikasi. Namun, sampai benar-benar ada produk hilir yang bernilai ekonomis dan menarik minat investor, batubara (sebagai energi) sepertinya masih akan digunakan,” ujar Ferdy.

Sejumlah inovasi efisiensi energi di pelabuhan batubara, seperti pengendalian debu, pemanfaatan kembali air limbah, hingga penghijauan kawasan, menjadi upaya perusahaan menuju operasional yang lebih berkelanjutan. Pada akhirnya, menjaga keseimbangan antara produktivitas dan keberlanjutan bukan hanya tantangan, melainkan juga peluang untuk memperkuat daya saing di masa depan.

Source:

Bisnis Indonesia

Published at

November 25, 2025 at 12:00 AM

11/25/25

10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi

IDX Channel.com

Published at

November 25, 2025 at 12:00 AM

11/25/25

10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?

METRO

Published at

November 25, 2025 at 12:00 AM

11/25/25

10 Negara Pengguna Bahan Bakar Fosil Terbesar di Dunia

CNBC Indonesia

Published at

November 25, 2025 at 12:00 AM

11/25/25

10 Perusahaan Tambang RI Paling Tajir Melintir, Cuannya Gak Masuk Akal

Kontan

Published at

November 25, 2025 at 12:00 AM

11/25/25

190 IUP Ditangguhkan ESDM: IMA, APBI, dan APNI Pastikan Anggotanya Aman

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by