Bloomberg Technoz

Published at

December 11, 2025 at 12:00 AM

Pakar Beber Kriteria PLTU yang Layak Padam, Pengganti Cirebon-1

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pakar energi memandang pemerintah dapat menyuntik mati pembangkitl istrik tenaga uap (PLTU) batu bara dengan teknologi usang yang umumnya lebih boros dan memiliki emisi lebih tinggi, usai membatalkan pensiun dini PLTU Cirebon-1.

Selain itu, PLTU dengan umur operasional yang sudah tua atau mendekati masa akhir pengoperasiannya dinilai dapat menjadi salah satu aspek yang dipertimbangkan untuk disuntik mati oleh pemerintah.

Kemudian, PLTU dengan emisi tinggi yang memberikan dampak buruk bagi lingkungan sekitar juga menjadi kriteria pembangkit batu bara yang harus segera dipensiunkan.

“Jika ada PLTU lain yang usianya lebih tua dan lebih butuh pensiun dini karena pertimbangan aspek lingkungan, efisiensi, emisi, dan lainnya, maka PLTU yang seperti itu yang akan dikedepankan terlebih dahulu,” kata Ketua Kelompok Kajian Ketahanan Energi untuk Pembangunan Berkelanjutan (K3EPB) Universitas Indonesia Ali Ahmudi ketika dihubungi, Kamis (10/12/2025).

Bagaimanapun, Ali menilai langkah suntik mati PLTU tetap harus memiliki kajian sosial-ekonomi untuk mengukur dampak pada pasokan listrik, serta kompensasi; baik bagi pemilik PLTU dan pekerja, hingga warga sekitar PLTU.

Di sisi lain, dia menilai sejumlah PLTU yang masih memiliki teknologi mumpuni dan masih ekonomis dapat dikompensasi dengan solusi lain seperti mengganti pembangkit ke pembangkit terbarukan.

Justifikasi Cirebon-1

Terkait dengan batalnya pensiun dini PLTU Cirebon-1, dia mendesak agar hal tersebut tidak dijadikan pemerintah sebagai justifikasi untuk menunda transisi energi secara luas.

Dia mendorong pemerintah untuk segera mempublikasikan daftar pembangkit potensial yang dapat disuntik mat.

“Dengan kriteria jelas: umur, efisiensi, emisi, dampak lingkungan, dan kemampuan substitusi energi. Transparansi ini penting agar publik dan investor bisa ikut mengawal,” tegas Ali.

Adapun, dia memandang batalnya pensiun dini PLTU Cirebon-1 dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain; usia operasional dan sisa umur yang masih panjang, teknologi yang lebih modern, kompensasi dan implikasi finansial yang besar, hingga kesulitan mencari pembangkit pengganti.

Sekadar catatan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto memastikan pensiun dini PLTU batu bara Cirebon-1 dibatalkan. Saat ini, pemerintah sedang mencari alternatif PLTU lain untuk disuntik mati.

Airlangga menjelaskan pembatalan tersebut dilakukan karena teknologi yang dimiliki oleh PLTU Cirebon-1 masih terbilang canggih dan memiliki umur yang masih panjang.

Dengan begitu, saat ini pemerintah sedang mencari PLTU alternatif yang lebih layak untuk disuntik mati ketimbang PLTU Cirebon-1.

“Jadi salah satunya ada pertimbangan teknis, karena Cirebon itu salah satunya yang umurnya masih panjang, dan teknologinya juga sudah critical, super critical, dan relatif itu lebih baik,” kata Airlangga dalam konferensi pers, di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (5/12/2025).

“Sehingga nanti dicarikan alternatif lain yang usianya lebih tua, dan lebih terhadap lingkungannya memang sudah perlu di-retire,” tegas dia.

Airlangga menjelaskan terdapat PLTU lainnya yang memiliki umur lebih tua dan lebih mendesak untuk dipensiunkan, dia juga mensinyalir PLTU yang akan disuntik mati tetap berada di Pulau Jawa.

“Nanti ada PLTU yang lebih tua, karena banyak PLTU yang tua yang. Di Jawa juga, PLN lagi me-list,” ucap dia.

Selain itu, Airlangga memastikan pendanaan pensiun dini PLTU Cirebon-1 yang disalurkan Asian Development Bank (ADB) tetap diamankan pemerintah dan nantinya akan dialihkan untuk mendanai suntik mati PLTU lainnya.

“Nanti di-switch, enggak ada masalah,” ujar Airlangga.

PLTU Cirebon-1 dioperasikan oleh PT Cirebon Electric Power (CEP), usaha patungan antara Marubeni Corporation, Indika Energy, Korean Midland Power (KOMIPO), dan Samtan Corporation.

PLTU yang persisnya berlokasi di Kanci, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat itu telah beroperasi sejak Juli 2012. CEP juga punya proyek pengembangan unit baru dengan daya setrum 1x1.000 MW dengan teknologi yang lebih efisien, ultrasupercritical.

Rencana transaksi proyek penghentian dini PLTU Cirebon-1 itu bakal menggunakan skema Energy Mechanism Transition (ETM). Transaksi ini digawangi oleh ADB bekerja sama dengan pemerintah, investor swasta, hingga filantropis.

Penghentian dini diperkirakan membutuhkan dana US$300 juta atau setara Rp4,6 triliun.

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti total dana yang dibutuhkan. Namun, dokumen comprehensif investment and policy plan (CIPP) program Just Energy Transition Partnership (JETP) memperkirakan dana pensiun dini PLU Cirebon-1 mencapai US$ 300 juta atau setara Rp4,6 triliun.

Source:

Liputan 6

Published at

December 11, 2025 at 12:00 AM

12/11/25

1,76 Juta Metrik Ton Batu Bara Disebar ke 4 PLTU Jaga Listrik di Jawa Tak Padam

Bisnis Indonesia

Published at

December 11, 2025 at 12:00 AM

12/11/25

10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi

IDX Channel.com

Published at

December 11, 2025 at 12:00 AM

12/11/25

10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?

METRO

Published at

December 11, 2025 at 12:00 AM

12/11/25

10 Negara Pengguna Bahan Bakar Fosil Terbesar di Dunia

CNBC Indonesia

Published at

December 11, 2025 at 12:00 AM

12/11/25

10 Perusahaan Tambang RI Paling Tajir Melintir, Cuannya Gak Masuk Akal

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by