KOMPASIANA

Published at

December 24, 2025 at 12:00 AM

Nilai Ekonomi Karbon sebagai Masa Depan Industri Mineral dan Batubara

Nilai Ekonomi Karbon kini menjadi isu strategis yang semakin menentukan arah masa depan industri mineral dan batubara di Indonesia.

Nilai Ekonomi Karbon menempatkan pengelolaan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) bukan lagi sekadar kewajiban administratif, melainkan bagian dari transformasi industri menuju praktik yang lebih berkelanjutan.

Selama bertahun-tahun, industri pertambangan lebih banyak diukur dari kapasitas produksi dan kontribusi ekonominya.

Namun, meningkatnya perhatian global terhadap perubahan iklim mengubah cara pandang tersebut secara signifikan.

Industri tambang kini dituntut untuk bertanggung jawab tidak hanya terhadap sumber daya yang dieksploitasi, tetapi juga terhadap jejak emisi yang dihasilkan dari seluruh aktivitas operasionalnya.

Dalam konteks inilah konsep nilai ekonomi karbon menemukan relevansinya.

Pendekatan ini mendorong perusahaan untuk menghitung, melaporkan, dan memitigasi emisi secara sistematis, sekaligus membuka peluang integrasi dengan mekanisme ekonomi karbon yang mulai berkembang di tingkat nasional maupun global.

Bagi sektor Mineral dan Batubara, penerapan nilai ekonomi karbon bukan perkara sederhana.

Karakter industri yang padat energi, penggunaan alat berat, serta keterkaitan dengan fasilitas pendukung seperti pembangkit listrik tenaga uap menjadikan pengelolaan emisi sebagai tantangan tersendiri.

Karena itu, peningkatan kapasitas teknis dan pemahaman regulasi menjadi kebutuhan yang tidak dapat ditunda.

Kesadaran tersebut melatarbelakangi Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara (BBPMB) tekMIRA menyelenggarakan Bimbingan Teknis Penanganan Emisi GRK.

BBPMB tekMIRA yang kini telah berstatus sebagai Lembaga Validasi dan Verifikasi SNI ISO/IEC 17029 (LVV tekMIRA) berperan penting dalam memastikan proses inventarisasi, pelaporan, verifikasi, dan validasi emisi dilakukan secara kredibel dan terstandar.

Kegiatan ini membahas secara komprehensif penanganan emisi GRK pada kegiatan pertambangan mineral dan batubara.

Termasuk di dalamnya fasilitas pengembangan dan pemanfaatan minerba serta pembangkit listrik tenaga uap.

Bimbingan teknis tersebut diselenggarakan pada Senin, (15/12/2025), di Gedung SM SAIR BBPMB tekMIRA, Kota Bandung.

Peserta berasal dari berbagai perusahaan pertambangan dari berbagai wilayah di Indonesia.

Forum ini menjadi ruang pembelajaran dan diskusi mengenai kesiapan industri dalam menghadapi tuntutan transisi menuju praktik pertambangan yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Dalam forum tersebut, PT Forty Resources menjadi salah satu perusahaan yang tertarik untuk segera menerapkan sistem penanganan emisi karbon di lingkungan pertambangan.

Ketertarikan ini didorong oleh kesadaran bahwa pengelolaan emisi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keberlanjutan operasional perusahaan ke depan.

Melalui kehadiran Direktur PT Forty Resources, Aditya Rizka, perusahaan ini menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya membangun sistem inventarisasi dan pelaporan emisi sejak dini.

Menurutnya, kesiapan sistem akan membantu perusahaan beradaptasi dengan kebijakan lingkungan yang terus berkembang, sekaligus meminimalkan risiko di masa mendatang.

Pendekatan tersebut menunjukkan bahwa isu emisi tidak lagi dipandang semata sebagai beban kepatuhan.

Sebaliknya, pengelolaan emisi mulai ditempatkan sebagai bagian dari perencanaan bisnis jangka panjang.

Bagi PT Forty Resources, penerapan sistem penanganan emisi karbon merupakan langkah awal untuk memastikan kegiatan pertambangan berjalan seimbang antara kepentingan ekonomi dan tanggung jawab lingkungan.

Bimbingan teknis yang diselenggarakan BBPMB tekMIRA juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara regulator, lembaga teknis, dan pelaku usaha.

Transformasi industri pertambangan menuju praktik yang lebih berkelanjutan tidak dapat dilakukan secara parsial.

Diperlukan kesiapan teknis, komitmen manajemen, serta pemahaman bersama mengenai arah kebijakan lingkungan ke depan.

Ketika nilai ekonomi karbon mulai diintegrasikan ke dalam strategi perusahaan, industri pertambangan Indonesia memiliki peluang untuk bertransformasi tanpa kehilangan daya saing.

Dan ke depan, keberhasilan transisi ini akan sangat ditentukan oleh kesiapan perusahaan dalam memahami dan menerapkan Nilai Ekonomi Karbon.

Source:

Liputan 6

Published at

December 24, 2025 at 12:00 AM

12/24/25

1,76 Juta Metrik Ton Batu Bara Disebar ke 4 PLTU Jaga Listrik di Jawa Tak Padam

Bisnis Indonesia

Published at

December 24, 2025 at 12:00 AM

12/24/25

10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi

IDX Channel.com

Published at

December 24, 2025 at 12:00 AM

12/24/25

10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?

METRO

Published at

December 24, 2025 at 12:00 AM

12/24/25

10 Negara Pengguna Bahan Bakar Fosil Terbesar di Dunia

CNBC Indonesia

Published at

December 24, 2025 at 12:00 AM

12/24/25

10 Perusahaan Tambang RI Paling Tajir Melintir, Cuannya Gak Masuk Akal

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by