Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor mineral dan batu bara (minerba) per November 2025 mencapai Rp117,26 triliun atau 94,03% dari target tahun ini sebesar Rp124,7 triliun.

Direktur Penerimaan Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Totoh Abdul Fatah mengatakan, kontribusi minerba ke PNBP terus mengalami pertumbuhan melampaui penerimaan negara dari subsektor migas.

"Jadi dulu, sebelum tahun 2021, kontribusi ESDM itu didominasi oleh migas, tetapi mulai tahun 2022 itu disalip oleh minerba," kata Totoh dalam agenda IESR Brown To Green 2025, Rabu (3/12/2025).

Secara terperinci, penerimaan negara dari sektor minerba pada 2022 mencapai Rp183,5 triliun. Setahun selanjutnya PNBP minerba sebesar Rp172 triliun dan pada 2024 mencapai Rp142,9 triliun.

Penurunan setoran PNBP minerba dikarenakan harga komoditas yang turun. Pada 2022, harga batu bara acuan (HBA) mencapai US$226 per ton. Namun, saat ini rata-rata hanya US$111 per ton.

"Jadi memang penerimaan negara bukan pajak dari subsektor minerba ini tergantung juga harga komoditas," terangnya.

Totoh menerangkan PNBP sektor minerba terbesar disumbangkan oleh komoditas batu bara hingga 69,41% atau sebesar Rp81,3 triliun. Disusul nikel yang mencapai Rp16,6 triliun atau 14,50% dan emas Rp8,2 triliun atau 7,01%.

Kemudian, PNBP dari tembaga mencapai Rp7,6 triliun atau 6,50%, timah mencapai Rp1,75 triliun atau 1,49%, bauksit Rp743 miliar atau 0,63%, perak Rp156 miliar atau 0,13%, dan komoditas lainnya Rp95 miliar atau 0,08%.

Lebih lanjut, Kementerian ESDM optimistis bahwa target PNBP tahun ini sebesar Rp124,7 triliun akan tercapai. Pasalnya, saat ini realisasi telah mencapai 94%.

"Artinya, kalau kami lihat rata-rata per bulannya antara Rp10-Rp11 triliun, ini kan tinggal Rp4 triliun jadi ini pasti tercapai. Tahun depan sudah ditetapkan, tapi saya lupa angkanya Rp130 triliun kalau enggak salah," pungkasnya.