IDN Financials
Published at
December 29, 2025 at 12:00 AM
Manajemen AADI: Batu bara diperkirakan masih oversupply di awal 2026
JAKARTA – PT Adaro Andalan Indonesia (AADI) memperkirakan bahwa kondisi oversupply batu bara global dan lemahnya average selling price (ASP) masih akan berlangsung hingga awal 2026 mendatang.
“Secara global di tahun 2025 ini terdapat oversupply batubara termal yang diakibatkan oleh adanya produksi dari negara-negara pengimpor utama seperti di Cina dan India,” ujar manajemen AADI dalam Paparan Publik 2025, Senin (22/12).
Menurut manajemen AADI, kedua negara tersebut memiliki kapasitas produksi lebih besar, serta mengutamakan penggunaan batu bara domestik sepanjang tahun 2025, yang lantas menekan harga batu bara dunia.
“Kondisi saat ini akan berlangsung sampai awal tahun 2026, di mana negara-negara seperti Cina dan India masih ingin mengutamakan penggunaan produk batubara mereka sendiri,” imbuh mereka.
Manajemen AADI pun mengaku bahwa industri batu bara tahun 2025 cukup menantang karena average selling price (ASP) komoditas sedang anjlok diterpa kondisi oversupply tersebut.
Namun, ke depannya, Perseroan akan memfokuskan pada efisiensi biaya dan pencapaian target volume produksi batu bara.
Di sisi lain, AADI juga membuka peluang untuk Perseroan menjajaki bisnis baru selain batu bara termal untuk mempertahankan kinerja melalui kontribusi lini bisnis lainnya.
“Saat ini, kita mempunyai expertise di bidang mining dan tetap berada pada kompetensi yang dimiliki,” tegas manajemen.
Tak hanya menghadapi tantangan industri secara global, AADI juga angkat bicara mengenai isu domestik, dengan rencana pemberlakuan bea keluar batu bara.
Perseroan memang mencatatkan sekitar 77% pendapatan per September 2025 dari pasar ekspor.
“Kita akan tunggu keputusan dari Pemerintah. Dengan adanya kondisi pasar batubara yang cukup berat, mudah-mudahan ketentuan yang akan terbit dapat mendukung industri batubara,” ujar manajemen AADI.
Manajemen juga menyebutkan bagaimana di China, meski permintaan batu bara cenderung flat, pemerintahnya memberikan insentif berupa transportasi darat kepada produsen batubara dalam negeri.
Hal tersebut, menurut manajemen, dapat menekan cost produksi batubara secara keseluruhan, sehingga mendorong produsen dapat memenuhi kebutuhan batubara domestik dengan lebih baik.
Source:
Other Article
Liputan 6
Published at
1,76 Juta Metrik Ton Batu Bara Disebar ke 4 PLTU Jaga Listrik di Jawa Tak Padam
Bisnis Indonesia
Published at
10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
METRO
Published at
10 Negara Pengguna Bahan Bakar Fosil Terbesar di Dunia
CNBC Indonesia
Published at