KONTAN

Published at

December 29, 2025 at 12:00 AM

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awan mendung kembali menggelayuti emiten batubara.
Kementerian Keuangan dikabarkan tengah menggodok kebijakan anyar berupa pengenaan bea keluar untuk komoditas emas hitam ini, yang rencananya bakal berlaku efektif mulai tahun 2026.

Wacana ini sontak menyita perhatian pelaku pasar. Maklum, batubara masih menjadi tulang punggung ekspor nasional sekaligus mesin pencetak uang bagi emiten tambang.

Meski aturan resminya belum ketok palu, arah kebijakan ini diprediksi membawa dampak signifikan bagi industri. Berat atau ringannya dampak tersebut akan sangat bergantung pada besaran tarif, mekanisme perhitungan, hingga ambang batas harga acuan yang kelak ditetapkan pemerintah.

Di tengah ketidakpastian regulasi fiskal tersebut, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memilih tancap gas memperkuat fondasi bisnis jangka panjang. Emiten pelat merah ini mendorong hilirisasi batubara lewat proyek gasifikasi menjadi dimethyl ether (DME).
now

Langkah ini strategis. Selain mendukung agenda pemerintah menyapih ketergantungan impor liquefied petroleum gas (LPG), proyek ini memperkuat ketahanan energi dengan memanfaatkan cadangan batubara domestik yang melimpah.

Keseriusan PTBA ini mendapat angin segar dari Danantara. Hilirisasi batu bara menjadi DME telah masuk dalam daftar 18 proyek prioritas nasional yang digawangi oleh souvereign wealth fund (SWF) tersebut. Dokumen pra-studi Kelayakan bahkan telah diserahkan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada Danantara sebagai basis percepatan eksekusi.

Dalam skema ini, Danantara dipastikan bakal menggandeng PTBA sebagai pemasok utama batubara. Komitmen ini makin kuat setelah Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menginstruksikan agar pembangunan fasilitas DME milik PTBA mulai direalisasikan pada 2026.

Meski investasi awalnya jumbo, proyek ini menjanjikan "gula-gula" menarik. Sebagai pelopor, PTBA berpeluang menikmati insentif royalti khusus untuk batubara yang dihilirisasi. Ini menjadi bantalan penting saat bisnis konvensional ditekan oleh bea keluar.

Proyeksi Keuangan 2026
Bagaimana dampaknya ke kantong investor? Mandiri Sekuritas memproyeksikan fundamental PTBA tahun depan masih relatif solid, meski tak lepas dari tekanan.

Laba bersih tahun 2026 diperkirakan mencapai Rp 2,81 triliun. Angka ini mencerminkan tantangan dari dinamika harga komoditas global dan pembengkakan biaya operasional.

Indikator pertumbuhan laba per saham alias earning per share (EPS) menunjukkan sinyal waspada. PTBA diperkirakan mencatat kontraksi EPS sebesar 15,7% tahun ini, dan diprediksi makin dalam hingga minus 34,6% pada tahun depan.

Namun, dari sisi valuasi, saham PTBA terlihat menarik. Rasio harga terhadap laba bersih atau price to earnings ratio (PER) tahun 2025 berada di level 6,1 kali. Angka ini diprediksi naik menjadi 9,3 kali pada 2026 akibat penurunan laba. Sementara itu, rasio price to book value (P/BV) relatif stabil di angka 1,2 kali.

Atas dasar itu, Mandiri Sekuritas menyematkan rekomendasi netral untuk saham PTBA dengan target harga Rp 2.750 per saham. Target ini mengimplikasikan potensi kenaikan (upside) sekitar 20,6% dari harga pasar saat ini. Meski ruang cuan terbuka, sikap hati-hati tetap diperlukan mengingat tantangan kinerja di depan mata.

Analisis Teknikal
Dari kacamata teknikal, Analis RHB Sekuritas Ilham Fitriadi Burdiarto menilai posisi saham
PTBA saat ini berada di area krusial. Harga bergerak di sekitar level golden ratio 2.270, yang kerap menjadi titik penentuan arah alias make or break.

Level ini cukup menarik bagi trader jangka pendek yang mengincar pantulan teknikal.
Namun, Ilham mewanti-wanti agar investor tetap disiplin.

Untuk skenario jangka pendek, ia merekomendasikan pemasangan stop loss di level 2.230 guna membatasi risiko. Target harga pertama dipatok di 2.370, dengan peluang melaju ke 2.440 jika momentum beli berlanjut.

Kendati ada peluang trading sesaat, Ilham mengingatkan bahwa tren besar (major trend) saham PTBA masih berada dalam bayang-bayang downtrend jangka menengah hingga panjang

"Strategi yang lebih selektif dan fokus pada jangka pendek dinilai lebih relevan hingga terdapat sinyal pembalikan tren yang lebih meyakinkan," pungkasnya.

Source:

Liputan 6

Published at

December 29, 2025 at 12:00 AM

12/29/25

1,76 Juta Metrik Ton Batu Bara Disebar ke 4 PLTU Jaga Listrik di Jawa Tak Padam

Bisnis Indonesia

Published at

December 29, 2025 at 12:00 AM

12/29/25

10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi

IDX Channel.com

Published at

December 29, 2025 at 12:00 AM

12/29/25

10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?

METRO

Published at

December 29, 2025 at 12:00 AM

12/29/25

10 Negara Pengguna Bahan Bakar Fosil Terbesar di Dunia

CNBC Indonesia

Published at

December 29, 2025 at 12:00 AM

12/29/25

10 Perusahaan Tambang RI Paling Tajir Melintir, Cuannya Gak Masuk Akal

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by