Business Insight
Published at
April 7, 2025 at 12:00 AM
Kerek Produksi, Bukit Asam (PTBA) Antipasi Tren Harga Batubara
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bersiap mengerek produksi batubara sembari tetap mengantisipasi tren pergerakan harga batubara untuk tahun 2025.
Pada tahun ini, PTBA membidik produksi mencapai 50,05 juta ton. Target ini lebih tinggi ketimbang realisasi tahun lalu yang sebesar 43,3 juta ton.
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Niko Chandra mengungkapkan, pihaknya tetap optimistis menghadapi dinamika pasar batubara global dengan strategi yang adaptif dan berorientasi pada keberlanjutan.
Sejalan dengan kenaikan produksi, Bukit Asam turut membidik kenaikan penjualan batubara di tahun ini dari yang sebelumnya 42,9 juta ton menjadi 50,09 juta ton.
"Target ini kami susun berdasarkan analisis pasar terkini guna memastikan keseimbangan antara pencapaian operasional dan keberlanjutan bisnis. Kami percaya bahwa pencapaian target produksi dan penjualan merupakan indikator utama yang mencerminkan kinerja perusahaan," ungkap Niko kepada KOΝΤΑΝ, Jumat (4/4).
Niko menjelaskan, selama awal tahun 2025 ini tren harga batubara termal global masih tertekan. Penyebabnya yakni kelebihan pasokan dan lemahnya permintaan. Sebagai gambaran, harga acuan Newcastle 6.000 kcal/kg rata-rata berada di angka US$ 97/ton pada Maret 2025.
Sementara itu, melemahnya permintaan ini antara lain juga disebabkan oleh proyeksi penurunan impor batubara oleh China karena peningkatan produksi domestik dan lemahnya permintaan listrik. Di sisi lain, peningkatan imporг batubara India diperkirakan akan terjadi seiring dengan tingginya konsumsi listrik saat musim panas.
"Potensi kenaikan harga diperkirakan secara bertahap mulai April 2025, didorong oleh mulainya restocking batubara untuk musim panas. Namun, tantangan berupa kelebihan pasokan dan dinamika ekonomi global tetap menjadi faktor yang perlu diantisipasi," jelas Niko.
Niko memastikan, dengan strategi yang terarah dan adaptasi terhadap kondisi pasar, Bukit Asam akan terus berupaya untuk mengoptimalkan kinerja operasional.
Meskipun mencatatkan raihan positif dari sisi operasional, Bukit Asam menghadapi penurunan laba bersih pada tahun 2024 lalu.
Merujuk laporan keuangan Bukit Asam, laba bersih PTBA mencapai Rp 5,1 triliun atau turun 16,41% secara tahunan atau year on year (YoY) dari laba bersih tahun sebelumnya yang mencapai Rp 6,1 triliun.
Padahal dari sisi top line, pendapatan emiten pelat merah ini masih bertumbuh 11,1% YoY menjadi Rp 42,76 triliun di 2024. Pada tahun sebelumnya, PTBA meraup pendapatan Rp 38,48 triliun.
Jika dirinci pendapatan batubara berkontribusi sebesar Rp 42,08 triliun atau naik 10,82% YOY. PTBA juga memperoleh pendapatan dari aktivitas lainnya sebesar Rp 680,96 miliar.
Namun kenaikan pendapatan itu diikuti dengan lonjakan sejumlah pos beban. Misalnya, beban pokok pendapatan anggota MIND ID ini mengembang 31,76% YoY menjadi Rp 34,56 triliun.
Baca Juga: Peluang dan Tantangan Ini Membayangi PTBA, Simak Rekomendasi Sahamnya
Beban umum dan administrasi PTBA juga ikut meningkat 7,31% secara tahunan menjadi Rp 2,07 triliun. Beban penjualan dan pemasaran juga naik 7,31% YoY dari Rp 656,36 miliar menjadi Rp 789,01 miliar.
Alhasil, laba usaha emiten tambang batubara ini ikut terkikis 21,52% secara tahunan menjadi Rp 5,65 triliun di 2024. Pada 2023, laba usaha PTBA mencapai Rp 7,2 triliun.
Di sisi lain, total aset PTBA mencapai Rp 41,78 triliun per 31 Desember 2024. Pada periode yang sama di 2023, total aset PTBA sebesar Rp 38,76 triliun. Artinya ada kenaikan 7,79% YoY.
Kemudian total liabilitas PTBA per 31 Desember 2024 mencapai Rp 19,14 triliun atau naik 11,28% YoY. Di periode yang sama, total ekuitas PTBA menembus Rp 22,64 triliun.
Source:
Other Article
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Published at
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
CNBC Indonesia
Published at
Ada Aturan Baru Royalti Batu Bara, BUMI-Adaro Bisa Bernapas Lega
Ekonomi
Published at
Adaro, Arutmin Cs Segera Dikenai Tarif Baru Royalti Batu Bara, Ini Besarannya
Warta Ekonomi
Published at