Kompas

Published at

May 22, 2025 at 12:00 AM

Impor Batu Bara China dari Indonesia Anjlok 20 Persen pada April 2025, Mengapa?

JAKARTA, KOMPAS.com - Impor batu bara China dari Indonesia, selaku pemasok terbesar China, anjlok 20 persen menjadi 14.285.823 ton pada April 2025.

Penurunan impor batu bara China dari Indonesia ini disinyalir lantaran dampak dari Harga Batubara Acuan (HBA) dan harga batubara domestik yang rendah.

Melansir Reuters pada Rabu (21/5/2025), penyebab penurunan impor batu bara ini lantaran Indonesia mulai menerapkan harga acuan baru yang ditetapkan oleh pemerintah yang dikenal sebagai HBA.

Penurunan impor batu bara juga dipengaruhi oleh harga batu bara domestik di China yang lebih rendah sehingga menyebabkan total impor batu bara China dari Indonesia turun sebanyak 16 persen secara tahunan pada April 2025.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Tri Winarno mengungkapkan pihaknya terbuka untuk berdiskusi dengan pelaku usaha terkait penurunan ekspor batubara ini dan akan dilakukan evaluasi mengenai kebijakan HBA baru.

"Ya, nanti kalau misalnya ini kita ngobrol. Kalau evaluasi pasti kita lakukan," kata Tri ketika ditemui di ICE BSD, Tangerang, Rabu.

Dihubungi secara terpisah, Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Ditjen Minerba Kementerian ESDM Siti Sumilah Rita Susilawati mengatakan, penurunan impor batu bara Indonesia ke China dipengaruhi banyak faktor, termasuk dinamika pasar di negara tujuan dan preferensi kontrak.

"Soal keberatan atas HBA, pemerintah memahami bahwa pelaku usaha membutuhkan proses penyesuaian terhadap pemberlakuan kebijakan tersebut," kata Rita kepada Kontan, Rabu.

Rita menambahkan, pemerintah tetap akan menerapkan HBA karena HBA merupakan instrumen penting untuk menjaga transparansi, keadilan harga, serta penerimaan negara.

"Pemerintah terus melakukan penyempurnaan agar HBA tetap relevan dan mendukung daya saing batubara Indonesia di pasar global," tandasnya.

Di sisi lain, Plt Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Gita Mahyarani mengungkapkan, penurunan impor China dari Indonesia mayoritas disebabkan karena pergerakan supply dan demand.

Hal ini dapat dilihat bahwa China sangat dominan melakukan kontrol terhadap penyerapan coal import sebagai reaksi atas kontraksi ekonomi negara dan global.

"Memang saat awal kebijakan penggunaan HBA (Maret) menjadi faktor yang menantang, namun dalam praktiknya, perdagangan batubara dilakukan dengan skema business-to-business (B to B) berdasarkan kesepakatan harga antara penjual dan pembeli yang merujuk pada indeks harga pasar global," kata Gita kepada Kontan, Rabu.

Lebih lanjut, Gita bilang beberapa level HBA sudah reflective terhadap harga pasar. Namun, masih ada ruang perbaikkan yang bisa membuat HBA semakin mendekati dengan harga pasar.

Gita menambahkan, efek penurunan ekspor secara keseluruhan menimbulkan reaksi berbagai macam pada perusahaan tambang Indonesia.

Sudah jelas setiap perusahaan akan mengutamakan cost leadership dan penundaan rencana ekspansi atau bahkan proyek yang tinggi risiko sebagai penopang utama untuk adaptif terhadap kontraksi pasar dan tingginya biaya tambang saat ini.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan (Pushep) Bisman Bakhtiar berpandangan impor batubara China dari Indonesia turun karena memang kebutuhan China menurun, juga peningkatan pasokan dari domestik China, tetapi juga dipengaruhi oleh harga batu bara Indonesia khususnya terkait kebijakan HBA.

"Dengan HBA menjadikan harga tidak fleksibel sehingga kurang kompetitif. Jadi sebenarnya kebijakan HBA bisa menjadi bumerang bagi Indonesia di tengah penurunan permintaan," ungkapnya kepada Kontan, Rabu.

Menurut Bisman, pemerintah perlu melakukan evaluasi terhadap kebijakan HBA, bila perlu meninjau ulang atau paling tidak ada diskresi dalam hal tertentu pelaku usaha bisa tidak mengacu HBA.

"Fleksibilitas harga sangat diperlukan agar komoditas Indonesia bisa kompetitif seiring dengan perkembangan dan kebutuhan pasar," pungkasnya.

Source:

IDX Channel.com

Published at

May 22, 2025 at 12:00 AM

5/22/25

10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?

CNBC Indonesia

Published at

May 22, 2025 at 12:00 AM

5/22/25

4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME

CNBC Indonesia

Published at

May 22, 2025 at 12:00 AM

5/22/25

Ada Aturan Baru Royalti Batu Bara, BUMI-Adaro Bisa Bernapas Lega

Bloomberg Technoz

Published at

May 22, 2025 at 12:00 AM

5/22/25

Ada Donald Trump di Balik Kenaikan Harga Batu Bara

Kontan

Published at

May 22, 2025 at 12:00 AM

5/22/25

Ada Rencana Pemberian Insentif Hilirisasi, Emiten Batubara Berpotensi Diuntungkan

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by