Bloomberg Technoz
Published at
December 18, 2025 at 12:00 AM
IEA Sebut Konsumsi Batu Bara Global Susut Mulai 2030
Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Energi Internasional (IEA) memproyeksikan permintaan batu bara global bakal susut bertahap selepas 2030.
IEA beralasan pasar batu bara bakal mulai diisi sumber energi lain seperti energi baru terbarukan (EBT), gas alam hingga nuklir.
IEA memperkirakan konsumsi batu bara bakal meningkat 0,5% pada tahun ini mencapai rekor 8,5 miliar ton. Kendati demikian, konsumsi itu bakal berbalik minus 3% pada 2030.
“Kami memperkirakan permintaan batu bara global akan mendatar sebelum kemudian sedikit menurun pada 2030,” kata Direktur Pasar dan Ketahanan Energi IEA Keisuke Sadamori lewat siaran pers, Rabu (17/12/2025).
Laporan terbaru IEA yang terbit hari ini memperlihatkan konsumsi batu bara di pasar utama cenderung menyimpang dari tren. Misalkan, konsumsi batu bara di India mengalami penurunan secara tahunan untuk ketiga kalinya dalam lima dekade terakhir.
Di sisi lain, konsumsi batu bara di Amerika Serikat (AS) cenderung menguat lantaran harga gas alam yang lebih tinggi serta kebijakan untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang jalan di tempat. Padahal, konsumsi batu bara di AS berada pada tren melemah selama 15 tahun terakhir.
Sementara itu, permintaan batu bara di Uni Eropa susut secara moderat setelah mengalami penurunan dua digit selama dua tahun terakhir. Di sisi lain, konsumsi batu bara di China relatif tidak bergerak dari posisi 2024.
“Terdapat banyak ketidakpastian yang memengaruhi prospek batu bara, terutama di China, di mana perkembangan mulai dari pertumbuhan ekonomi dan pilihan kebijakan hingga dinamika pasar energi dan cuaca akan terus memberi pengaruh terhadap gambaran global,” kata Sadamori.
Kenaikan absolut terbesar konsumsi batu bara hingga 2030 diperkirakan terjadi di India, dengan permintaan tumbuh rata-rata 3% per tahun, sehingga total kenaikannya melebihi 200 juta ton.
Sementara itu, pertumbuhan tercepat diperkirakan terjadi di Asia Tenggara, dengan permintaan meningkat lebih dari 4% per tahun hingga 2030.
Menurut laporan IEA, jika China mengalami pertumbuhan konsumsi listrik yang lebih cepat dari perkiraan, integrasi energi terbarukan yang lebih lambat, atau investasi yang kuat dalam gasifikasi batu bara, permintaan batu bara global bisa melampaui proyeksi.
Ketidakpastian besar juga masih ada secara global terkait laju pertumbuhan permintaan listrik di negara maju dan berkembang, pendekatan kebijakan, serta kecepatan substitusi batu bara di sektor dan wilayah tertentu.
“Secara lebih luas, tren pertumbuhan permintaan listrik dan integrasi energi terbarukan di seluruh dunia dapat memengaruhi arah batu bara,” kata Sadamori.
Source:
Other Article
Liputan 6
Published at
1,76 Juta Metrik Ton Batu Bara Disebar ke 4 PLTU Jaga Listrik di Jawa Tak Padam
Bisnis Indonesia
Published at
10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
METRO
Published at
10 Negara Pengguna Bahan Bakar Fosil Terbesar di Dunia
CNBC Indonesia
Published at