LIPUTAN 6
Published at
October 27, 2025 at 12:00 AM
Hilirisasi Batu Bara Mulai 2026, Penentuan Mitra di Tangan Danantara
Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) dilakukan mulai 2026. Hanya ada dua telnologi yang akan masuk kriteria yaitu China dan Eropa.
Bahlil menjelaskan, proyek hilirisasi DME ini telah melewati masa pra-feasibility study (FS), sejalan dengan 18 proyek hilirisasi. Adapun, finalisasinya saat ini sedang digodok Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
"Sekarang, dari pra FS itu dipelajari oleh konsultan untuk finalisasi di Danantara. Dari sekian banyak, 18 project itu salah satunya adalah DME," ungkap Bahlil usai acara Anugerah Subroto, di Hotel Kempinski, Jakarta, Jumat (24/10/2025).
Dia mengatakan proyek ini akan dimulai pada 2026. Penentuan mitranya sendiri dilimpahkan ke Danantara. Dia meyakini hilirisasi DME bisa menjadi substitusi impor LPG nasional.
Mengingat lagi saat ini konsumsi LPG nasional mencapai 8,6 juta ton per tahun, sementara kapasitas produksinya baru 1,3 juta ton. Sehingga, masih ada 6,5 sampai 7 juta ton LPG yang diimpor ke RI.
"Tahun depan (mulai). Ini mitranya nanti dengan Danantara, teknologinya kan macam-macam ya, teknologi dari China, itu, bisa juga dari Eropa," kata Bahlil.
Saat ini dia bilang, belum diputuskan teknologi mana yang akan digunakan. Hanya saja, China dan Eropa dipastikan menjadi opsinya. "Belum, tapi dua aja kalau enggak Eropa, China, yang efisien," tandasnya.
PTBA Buka Suara
Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) buka suara soal mitra potensial pada proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME). BUMN batu bara tersebut memberikan sinyal jika perusahaan asal China menjadi mitra potensial pada proyek tersebut.
“So far (dari) China,” ujar Corporate Communication & Government Relations Department Head PTBA Dinna Permana Setyani di Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/10/2025).
Untuk skala dan nilai keekonomian dari proyek DME ini, Dinna mengaku pihaknya masih belum bisa memberikan tanggapan lebih lanjut menyusul proses yang masih berjalan.
“Jujur, kita masih belum bisa memberikan tanggapan juga, ya, karena masih dalam proses juga, masih dalam proses kajian juga. Jadi memang belum ada angka pastinya berapa,” tutur dia.
Tunggu Investor
Perusahaan, lanjut Dinna, masih tetap pada rencana untuk menjadikan Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE), Tanjung Enim, Sumatera Selatan, sebagai kawasan industri proyek tersebut. Dia menekankan bahwa proses perseroan terkait kelanjutan proyek ini masih berupa penjajakan serta kajian-kajian mendalam.
“Kalau untuk DME, kami memang masih dalam tahap penjajakan. Saat ini kita masih menunggu investor dan lain sebagainya. Jadi kita masih belum bisa ngomong (lebih banyak dan detil) tentang DME,” kata dia.
Pemerintah sendiri terus mengembangkan sasifikasi batu bara (Dimethyl Ether/DME) sebagai energi alternatif pengganti Liquified Petroleum Gas (LPG) untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat. Penggunaan DME diharapkan juga dapat mengurangi impor LPG.
Source:
Other Article
Bisnis Indonesia
Published at
10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
Kontan
Published at
190 IUP Ditangguhkan ESDM: IMA, APBI, dan APNI Pastikan Anggotanya Aman
CNBC Indonesia
Published at
190 Izin Tambang Ditangguhkan, Dirjen Minerba Beberkan Alasannya
CNBC Indonesia
Published at