Bisnis
Published at
September 17, 2025 at 12:00 AM
Harga Murah Batu Bara Ganjal Target Emisi Karbon China
Bisnis.com, JAKARTA — Harga batu bara China diperkirakan akan ditutup di level rendah pada akhir 2025, menjelang fase krusial dalam upaya pemerintah mencapai target iklim. Kondisi ini berpotensi makin menghambat langkah Negeri Panda menekan konsumsi bahan bakar fosil yang masih tinggi.
Mengutip Bloomberg, produksi batu bara China masih berada di jalur rekor baru tahun ini, meski sempat melemah dalam beberapa bulan terakhir. Harga yang sempat menyentuh 700 yuan (US$98) per ton pada Agustus, saat permintaan listrik untuk pendingin ruangan memuncak, kini kembali turun dan diperkirakan akan bertahan di level rendah setidaknya hingga musim dingin.
Presiden Xi Jinping telah berjanji konsumsi batu bara akan mulai menurun pada 2026, bersamaan dengan peluncuran rencana pembangunan lima tahun berikutnya. Hal ini merupakan langkah penting untuk memastikan emisi karbon China mencapai level puncak sebelum akhir dekade ini. Namun, lemahnya harga batu bara saat ini justru menyulitkan upaya Beijing untuk menurunkan penggunaan bahan bakar utama negaranya tersebut.
China Shenhua Energy Co., perusahaan tambang terbesar di China, menyebut volatilitas harga pada paruh kedua tahun ini akan makin rendah. Hal ini kontras dengan situasi kekurangan pasokan yang memicu lonjakan harga dan pemadaman listrik di awal dekade lalu.
Di sisi lain, kondisi harga murah menimbulkan pertanyaan mengapa China mau mengorbankan keuntungan dari ketersediaan batu bara murah di tengah ketidakpastian energi global dan kenaikan tarif listrik di banyak negara. Kendali ketat otoritas terhadap pasokan juga membuat mereka lebih tenang dalam menghadapi potensi lonjakan permintaan, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai contoh, pembelian dari luar negeri bisa menutup kekurangan jika pemerintah tetap melanjutkan kampanye pengendalian produksi berlebih yang sempat menekan output bulan lalu.
Meski impor batu bara menurun tajam sepanjang tahun ini, HSBC Holdings Plc mencatat adanya kenaikan 20% pada Agustus dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan terutama didorong oleh upaya menutup dampak hujan lebat dan pembatasan penambangan. Selain itu, peningkatan kapasitas energi surya dan angin yang signifikan kini mampu menutup pertumbuhan permintaan listrik China. Hal ini memungkinkan adanya pengurangan penggunaan batu bara, meski kapasitasnya tetap dipertahankan sebagai cadangan.
Namun, faktor cuaca ekstrem akibat La Niña atau stimulus fiskal besar-besaran pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bisa saja mengubah perhitungan terkait permintaan dan harga menjelang akhir tahun. Dalam jangka panjang, makin murah dan melimpahnya pasokan batu bara akan makin sulit untuk digantikan. Konsumsi yang terus menguat di sektor industri kimia membuat ketergantungan lebih melekat dari perkiraan.
Induk usaha Shenhua bahkan memperkirakan permintaan akan bertahan di level tinggi lebih lama, meski puncak konsumsi batu bara diproyeksikan sudah bisa terjadi paling cepat tahun depan.
Source:
Other Article
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Published at
2 Kabar Baik Hari ini: Harga Batu bara Naik, China Balik ke RI Lagi
CNBC Indonesia
Published at
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Bloomberg Technoz
Published at
5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara
Ruang Energi
Published at