Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga batu bara naik pada perdagangan kemarin. Kenaikannya signifikan, hampir 2% dalam sehari.

Pada Kamis (16/10/2025), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan mendatang ditutup di US$ 105,85/ton. Melesat 1,98% dari hari sebelumnya dan menjadi yang tertinggi sejak 30 September atau hampir tiga pekan terakhir.

Perkembangan di China menjadi pengerek harga batu bara. Bloomberg News mengabarkan, pemerintah China begitu ketat mengawasi tambang-tambang batu bara. Ini dilakukan untuk menghindari insiden kecelakaan kerja dan menekan kelebihan produksi.

“Upaya pemerintah untuk memangkas kelebihan kapasitas dengan cara inspeksi keselamatan akan menjadi hal yang lumrah,” sebut riset Bloomberg Intelligence.

Selain itu, sejumlah wilayah di China mengalami bencana banjir seperti di Shanxi dan Shaanxi. Keduanya adalah wilayah produsen utama batu bara.

“Kami memperkirakan ada kenaikan (harga batu bara). Namun sampai berapa? Jawabannya akan berbeda-beda,” ujar Li Xuegang, Analis China Coal Transportation and Distribution Association.

Analisis Teknikal

Lalu bagaimana ‘ramalan’ harga batu bara untuk hari ini, Jumat (17/10/2025)? Apakah bisa naik lagi atau justru terkoreksi?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara masih terjebak di zona bearish. Tercermin dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 44. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

Sementara indikator Stochastic RSI ada di 42. Menghuni area jual (short) meski tidak terlalu kuat.

Untuk perdagangan hari ini, harga batu bara kemungkinan akan terkoreksi. Cermati pivot point di US$ 104/ton. Dari sini, harga si batu hitam berisiko mengetes support US$ 101-97/ton.

Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 107-108/ton. Penembusan di titik ini berpotensi mengangkat harga batu bara ke arah US$ 110-114/ton.