JAKARTA, investor.id – Harga batu bara melemah pada Selasa (21/10/2025). Pelemahan ini terjadi setelah data menunjukkan produksi batu bara China turun pada September dibandingkan periode yang sama tahun lalu, akibat pembatasan produksi yang masih berlanjut.

Harga batu bara Newcastle untuk Oktober 2025 stabil di level US$ 104 per ton. Sedangkan harga batu bara Newcastle November 2025 turun US$ 0,25 menjadi US$ 106,5 dan Desember jatuh US$ 0,35 menjadi US$ 107,95 per ton.

Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Oktober 2025 melemah US$ 0,7 menjadi US$ 92,05. Sedangkan, November 2025 naik US$ 0,3 menjadi US$ 94,65 dan Desember 2025 juga terkerek US$ 0,15 menjadi US$ 95,5.

Dikutip dari Trading View, berdasarkan data resmi, China memproduksi 411,51 juta ton batu bara pada September 2025, turun 1,8% secara tahunan (year-on-year), namun naik dari 390,5 juta ton pada Agustus.

Penurunan tersebut terjadi di tengah kampanye ‘anti-involution’ pemerintah China yang menargetkan sektor batu bara, baja, dan industri berat lainnya guna mengendalikan kelebihan kapasitas serta menstabilkan harga.

Meski dunia terus mendorong transisi energi bersih, batu bara masih menjadi komponen utama dalam bauran energi global. Saat ini, terdapat sekitar 2.500 pembangkit listrik tenaga batu bara yang masih beroperasi di seluruh dunia.

Berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA), batu bara menyumbang sekitar 35% dari pembangkit listrik global pada 2025, dengan kapasitas baru terbanyak berasal dari 15 negara, dipimpin oleh China, disusul India dan Amerika Serikat.

Harga batu bara tercatat stagnan di level US$104 per ton pada perdagangan Selasa (21/10/2025). Dalam sebulan terakhir, harga batu bara hanya naik tipis 0,10%, namun masih 28,57% lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Secara historis, harga batu bara sempat mencapai rekor tertinggi di US$457,80 per ton pada September 2022.