fxstree
Published at
May 23, 2025 at 12:00 AM
Harga Batu Bara Stabil, Permintaan India Diprediksi Melonjak, Tiongkok-Mongolia Bangun Jalur Langsung
Harga batu bara di pasar berjangka ICE Newcastle terpantau bergerak stabil pada perdagangan terakhir. Dua kontrak aktif, yakni untuk pengiriman Mei dan Juni 2025, sama-sama mencatat kenaikan tipis.
Kontrak Mei 2025 (LQK25) naik sedikit sebesar US$0,05 ke level US$100,50 per ton. Harga hari ini, Kamis (22 Mei), dibuka di US$99,00. Namun volume transaksinya tergolong sepi, hanya 7 kontrak yang berpindah tangan.
Sementara itu, kontrak untuk Juni 2025 (LQM25) pada perdagangan tanggal 21 Mei terlihat lebih aktif. Harganya naik US$0,20 atau 0,19% ke posisi US$105,85 per ton untuk perdagangan yang tercatat hari Rabu, dengan volume transaksi mencapai 189 kontrak. Harga tertinggi hari itu tercatat di US$107,30.
Pergerakan harga ini menunjukkan bahwa pasar masih cukup optimis, meski belum ada lonjakan besar. Kontrak bulan Juni tampaknya mulai menjadi favorit karena mencerminkan ekspektasi terhadap permintaan energi yang lebih tinggi ke depan.
Permintaan Batu Bara India Diproyeksikan Melonjak 60% pada 2050
Meski dunia sedang bergerak menuju energi bersih, permintaan batu bara di Asia — khususnya di India dan Tiongkok — masih akan tumbuh signifikan dalam beberapa dekade ke depan.
Di India, kebutuhan batubara diprakirakan melonjak sekitar 60% hingga tahun 2050. Hal ini disampaikan oleh Pritish Raj, Managing Editor Asia Thermal Coal di S&P Global Commodity Insights kepada EnergyWorld. Meski India termasuk salah satu produsen batubara terbesar dunia, masih ada keterbatasan dalam hal kualitas dan pasokan dari dalam negeri. Karena itu, impor tetap akan dibutuhkan – diprakirakan mencapai 150-180 juta ton batubara termal pada tahun 2030 dari total kebutuhan sekitar 250 juta ton.
Secara proporsi, penggunaan batubara dalam pembangkit listrik India memang akan menurun ke level 66% pada 2030. Tapi secara volume, konsumsi energi dari batu bara justru naik, seiring meningkatnya permintaan listrik nasional yang diproyeksikan mencapai 1.600 TWh. Di saat yang sama, energi surya terus mencatat pertumbuhan pesat – kontribusinya dalam bauran energi diprakirakan naik dari 8,54% (2024) menjadi 14,58% (2030).
Tiongkok-Mongolia Membangun Jalur Langsung Kereta Lintas Batas
Tak hanya India, Tiongkok juga mengambil langkah penting. Negara Tirai Bambu ini dan Mongolia tengah memperkuat konektivitas logistik energi melalui pembangunan jalur kereta lintas batas Gankemaodu-Gashuunsukhait sepanjang 19,5 km, seperti yang dilaporkan oleh railway.supply. Jalur ini akan langsung menghubungkan Tiongkok dengan tambang batu bara raksasa Tavan Tolgoi di Mongolia, dan diprakirakan mampu mengangkut hingga 30 juta ton batubara per tahun. Proyek ini ditargetkan selesai awal 2027 dan akan menggantikan sistem angkutan truk yang selama ini digunakan.
Proyek yang dikerjakan oleh China Energy dan Erdenes-Tavantolgoi JSC ini dinilai strategis, karena berpotensi meningkatkan pendapatan Mongolia hingga sekitar US$1,5 miliar per tahun, mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 0,8% per tahun, dan memperkuat posisi negara itu sebagai pemasok utama batu bara kokas dan termal ke Tiongkok. Jika jalur perbatasan lain juga dibuka, total ekspor batu bara Mongolia bisa tembus 120 juta ton pada 2030.
Perlu Menjaga Keseimbangan antara Bisnis Batu Bara dan Pengembangan Energi Terbarukan
Di sisi lain, perusahaan energi Indonesia, Indika Energy, menyatakan akan tetap menjaga keseimbangan antara bisnis batu bara dan pengembangan energi terbarukan. Meski dunia menghadapi dinamika baru – termasuk kembalinya AS ke kebijakan pro-fosil di bawah Presiden Trump – Indika berkomitmen untuk tetap pada jalur transisi energi.
“Kami tetap prioritaskan kinerja bisnis batu bara yang sudah berjalan agar bisa menopang transformasi ke sektor-sektor baru yang lebih berkelanjutan,” jelas Azis Armand, Direktur Indika Energy saat diwawancarai oleh CNBC.
Source:
Other Article
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Published at
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
CNBC Indonesia
Published at
Ada Aturan Baru Royalti Batu Bara, BUMI-Adaro Bisa Bernapas Lega
Bloomberg Technoz
Published at
Ada Donald Trump di Balik Kenaikan Harga Batu Bara
Kontan
Published at