Argus Media
Published at
June 19, 2025 at 12:00 AM
Harga Batu Bara Naik, Ditopang Ramai Sentimen Positif
JAKARTA, investor.id – Harga batu bara naik pada Rabu (18/6/2025). Kenaikan tersebut ditopang ramai sentimen positif, mulai dari adanya sinyal peningkatan permintaan dari China dan India hingga konflik Israel dan Iran.
Harga batu bara Newcastle untuk Juni 2025 naik US$ 0,3 menjadi US$ 106,7 per ton. Sedangkan harga batu bara Newcastle Juli 2025 menguat US$ 0,45 menjadi US$ 111,95 per ton dan Agustus 2025 terkerek US$ 4 menjadi US$ 113,4 per ton.
Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Juni 2025 malah turun US$ 0,25 menjadi US$ 103,85. Sedangkan, Juli 2025 terkoreksi US$ 0,6 menjadi US$ 106,75. Sementara pada Agustus 2025 melemah US$ 0,25 menjadi US$ 106,4.
Dikutip dari Trading Economics, harga batu bara acuan Newcastle kembali menguat ke level tertinggi dalam empat bulan terakhir. Pada perdagangan Juni ini, kontrak berjangka batu bara Newcastle tercatat naik ke level US$106 per ton, melanjutkan tren pemulihan sejak anjlok ke posisi terendah dalam empat tahun di angka US$93,7 per ton pada akhir April.
Kenaikan ini dipicu oleh tanda-tanda pemulihan permintaan dari dua negara konsumen utama—China dan India. Data perdagangan terbaru menunjukkan bahwa impor batu bara termal via laut ke kedua negara tersebut melonjak ke level tertinggi dalam lima bulan pada Mei lalu.
Peningkatan permintaan juga diperkuat oleh langkah Pemerintah China melalui badan perencanaan nasionalnya, yang mendorong pembangkit listrik untuk meningkatkan cadangan batu bara domestik sebesar 10% guna memanfaatkan harga yang masih relatif rendah.
Meski demikian, secara tahunan harga kontrak batu bara Newcastle masih terkoreksi lebih dari 15%, akibat tekanan dari kelebihan pasokan global.
Konflik Israel dan Iran
Sementara itu, konflik Israel dan Iran semakin membara di hari keenam, hal itu memicu kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan pasokan, serta spekulasi tentang keterlibatan langsung Amerika Serikat (AS). Hal itu membuat harga komoditas energi kembali melonjak, termasuk batu bara.
Ketegangan geopolitik semakin memanas setelah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menolak tuntutan Presiden AS Donald Trump untuk menyerah tanpa syarat. Trump mengaku kesabarannya sudah habis, namun belum memastikan apakah AS akan bergabung dalam serangan udara Israel terhadap Iran.
Sumber yang dekat dengan pembahasan internal Gedung Putih menyebut salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah bergabung dalam serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.
Keterlibatan langsung AS dikhawatirkan akan memperluas konflik dan meningkatkan risiko terhadap infrastruktur energi di kawasan Timur Tengah.
Source:
Other Article
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Published at
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Detik Kalimantan
Published at
7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan
CNBC Indonesia
Published at
Ada Aturan Baru Royalti Batu Bara, BUMI-Adaro Bisa Bernapas Lega
Bloomberg Technoz
Published at