Investor Daily
Published at
August 19, 2025 at 12:00 AM
Harga Batu Bara Naik, Dipicu Kabar Pemangkasan Produksi
JAKARTA, investor.id – Harga batu bara naik pada Senin (18/8/2025). Penguatan tersebut dipicu kabar yang menyebutkan produsen batu bara termal global diperkirakan akan memangkas produksi seiring harga yang terus rendah di tengah ketidakpastian ekonomi dunia.
Harga batu bara Newcastle untuk Agustus 2025 naik US$ 0,15 menjadi US$ 110 per ton. Sedangkan harga batu bara Newcastle September 2025 menguat US$ 0,65 menjadi US$ 109,75 per ton dan Oktober 2025 terkerek US$ 0,65 menjadi US$ 111,25 per ton.
Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Agustus 2025 stagnan di US$ 99,4. Sedangkan, September 2025 melonjak US$ 1,3 menjadi US$ 99,45. Sementara pada Oktober 2025 menguat US$ 0,9 menjadi US$ 99,95.
Cikutip dari Reuters, produsen batu bara termal global diperkirakan akan memangkas produksi seiring harga yang terus rendah di tengah ketidakpastian ekonomi dunia. Hal ini disampaikan CEO Thungela Resources yang akan lengser, July Ndlovu, pada Senin (18/8/2025).
Thungela, eksportir batu bara termal terbesar Afrika Selatan, mencatat laba anjlok 80% menjadi 248 juta rand (US$14 juta) pada semester I-2025. Penurunan tajam tersebut dipicu harga batu bara yang melemah.
Perusahaan menilai, ketegangan geopolitik dan kenaikan tarif mengganggu rantai pasok global serta menekan pertumbuhan ekonomi. Dampaknya, permintaan dan harga batu bara ikut tertekan.
Selain itu, tren transisi energi ke sumber energi bersih serta peningkatan produksi domestik di China dan India juga menekan harga batu bara termal.
Perlambat Produksi
Menurut Ndlovu, produsen di Indonesia dan Kolombia sudah memperlambat produksinya, sementara Australia terganggu kecelakaan tambang dan cuaca buruk.
“Pemangkasan produksi lebih lanjut kemungkinan akan membantu menyeimbangkan kembali pasokan dan permintaan di pasar ekspor batu bara. Saya memperkirakan disiplin pasokan akan berlanjut ke depan,” ujarnya.
Thungela mencatat harga jual rata-rata ekspor batu bara termal dari Afrika Selatan turun 11%, sementara dari Australia melemah 10% sepanjang paruh pertama 2025.
Meski demikian, perusahaan masih menargetkan produksi 12,8–13,6 juta ton batu bara dari Afrika Selatan dan 3,7–4,1 juta ton dari tambang Ensham di Australia sepanjang tahun ini.
Source:
Other Article
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Published at
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Bloomberg Technoz
Published at
5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara
Detik Kalimantan
Published at
7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan
Tribun Kaltim
Published at