Investor Daily
Published at
December 10, 2025 at 12:00 AM
Harga Batu Bara Lanjut Menguat, Ditopang India dan RI
JAKARTA, investor.id – Harga batu bara lanjut menguat pada Senin (8/12/2025), didorong derasnya permintaan dari India serta sentimen rencana kebijakan baru Indonesia. Lonjakan ini sekaligus menegaskan bahwa batu bara masih memegang peran vital dalam peta energi Asia, meski dunia gencar mendorong transisi ke sumber energi bersih.
Harga batu bara Newcastle untuk Desember 2025 naik US$ 0,25 menjadi US$ 110,5 per ton. Sedangkan harga batu bara Newcastle Januari 2026 melejit US$ 0,65 menjadi US$ 109,9. Sementara itu, Februari 2026 melesat US$ 0,8 menjadi US$ 110,5 per ton.
Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Desember 2025 malah turun US$ 0,2 menjadi US$ 97,05. Sedangkan, Januari 2026 terkerek US$ 0,55 menjadi US$ 97,4 dan Februari 2026 naik US$ 0,25 menjadi US$ 96,8.
Dikutip dari Tradingview, harga batu bara kembali menguat dan menembus level di atas US$ 110 per ton, mendekati posisi tertinggi empat bulan terakhir. Kenaikan ini terjadi setelah muncul laporan bahwa India berencana memperluas kapasitas pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara dan membangun fasilitas baru setidaknya hingga tahun 2047.
Langkah ini sejalan dengan target Perdana Menteri Narendra Modi untuk mencapai kemandirian energi dan mengubah India dari negara berkembang menjadi negara maju pada 2047. Berdasarkan rencana tersebut, total kapasitas PLTU batu bara India diperkirakan dapat mencapai 420 gigawatt pada 2047, atau melonjak 87% dibandingkan kapasitas saat ini.
China juga menunjukkan sikap serupa dengan menegaskan bahwa ketergantungan terhadap batu bara akan berlangsung selama beberapa dekade ke depan. Negeri itu menargetkan permintaan batu bara mencapai puncaknya pada 2030, sekaligus membalikkan rencana sebelumnya yang mengarah pada penghentian penggunaan batu bara lebih cepat.
Kebijakan dua negara ekonomi besar Asia tersebut mencerminkan masih kuatnya peran batu bara di kawasan, serta di sejumlah negara Eropa, di tengah pasokan energi yang fluktuatif dan meningkatnya kebutuhan listrik dari pertumbuhan data center. Saat ini, China dan India menyumbang lebih dari 60% konsumsi batu bara global.
Pajak Ekspor RI
Penguatan harga batu bara juga ditopang oleh Indonesia yang berencana menerapkan pajak ekspor batu bara sebesar 1% hingga 5% mulai tahun depan, sebagai bagian dari upaya pemerintah meningkatkan penerimaan negara. Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa pada Senin.
Indonesia merupakan salah satu eksportir batu bara termal terbesar di dunia. Berdasarkan data Kementerian ESDM, pengapalan batu bara Indonesia mencapai 555 juta ton pada tahun lalu, atau sekitar dua pertiga dari total produksi nasional sebesar 836 juta ton.
Purbaya mengatakan pemerintah kemungkinan akan menetapkan tarif pajak berbeda untuk tiap jenis atau kualitas batu bara. Namun, ia belum memerinci mekanisme implementasinya. Sebelumnya, Purbaya menyampaikan bahwa kebijakan pajak ekspor batu bara berpotensi menambah penerimaan negara hingga Rp20 triliun (US$1,2 miliar) pada tahun depan.
Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) berharap pemerintah menetapkan batas harga (price threshold) untuk penerapan pungutan tersebut. “Dengan pendekatan ini, kami percaya tujuan pemerintah meningkatkan penerimaan negara dapat tercapai tanpa membebani industri secara berlebihan, sehingga keberlanjutan operasional tetap terjaga,” ujar Direktur Eksekutif APBI, Gita Mahyarani.
Kinerja ekspor batu bara Indonesia pada tahun ini tercatat tertekan akibat melemahnya permintaan dari pembeli utama, yakni China. Sepanjang Januari–Oktober, ekspor turun 4% secara tahunan menjadi 320,47 juta ton.
Source:
Other Article
Liputan 6
Published at
1,76 Juta Metrik Ton Batu Bara Disebar ke 4 PLTU Jaga Listrik di Jawa Tak Padam
Bisnis Indonesia
Published at
10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
METRO
Published at
10 Negara Pengguna Bahan Bakar Fosil Terbesar di Dunia
CNBC Indonesia
Published at