INVESTOR DAILY
Published at
October 27, 2025 at 12:00 AM
Harga Batu Bara Lanjut Menguat Berkat Ramai Sentimen Positif
JAKARTA, investor.id – Harga batu bara lanjut menguat pada Kamis (23/10/2025). Penguatan itu ditopang ramai sentimen positif, mulai dari penurunan produksi di China, kekhawatiran terhadap pasokan global, harga minyak melonjak, hingga Rumania untuk menunda penutupan lima unit pembangkit listrik tenaga batu bara hingga akhir 2026 dan 2029.
Harga batu bara Newcastle untuk Oktober 2025 menguat US$ 0,5 menjadi US$ 104,2 per ton. Sedangkan harga batu bara Newcastle November 2025 meonjak US$ 1,3 menjadi US$ 108 dan Desember melesat US$ 1,3 menjadi US$ 109,55 per ton.
Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Oktober 2025 meningkat US$ 0,7 menjadi US$ 92,5. Sedangkan, November 2025 melejit US$ 1,15 menjadi US$ 96,15 dan Desember 2025 juga terkerek US$ 1,1 menjadi US$ 97,6.
Dikutip dari Trading Economics, kenaikan ini terjadi di tengah penurunan produksi batu bara China pada September 2025 yang hanya mencapai 411,51 juta ton, atau turun 1,8% secara tahunan (YoY). Meski lebih tinggi dibanding Agustus (390,5 juta ton), angka tersebut menunjukkan dampak nyata dari kebijakan pembatasan produksi yang masih berlanjut.
Pemerintah China saat ini menjalankan kampanye 'anti-involution' yang menargetkan sektor batu bara, baja, dan industri berat lainnya guna menekan kelebihan kapasitas dan menstabilkan harga energi domestik. Namun, langkah ini justru menimbulkan kekhawatiran pasokan di pasar global.
Menurut International Energy Agency (IEA), batu bara masih menyumbang sekitar 35% pembangkitan listrik global pada 2025, dengan lebih dari 2.500 pembangkit batu bara masih beroperasi di seluruh dunia. Kapasitas baru terutama berasal dari 15 negara, dengan China, India, dan Amerika Serikat sebagai tiga kontributor utama.
Dengan pasokan yang mulai ketat dan permintaan energi yang masih tinggi, pelaku pasar memperkirakan harga batu bara akan tetap bertahan di level kuat menjelang akhir tahun.
Sanksi AS untuk Rusia
Tidak hanya itu, Reuters melaporkan Harga minyak dunia melonjak lebih dari 5% pada Kamis (23/10/2025), ke level tertinggi dua minggu. Kenaikan itu terjadi setelah Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi terhadap dua perusahaan minyak besar Rusia, Rosneft dan Lukoil, terkait perang Rusia di Ukraina.
Pergerakan harga batu bara kerap sejalan dengan minyak karena keduanya berperan sebagai sumber energi substitusi.
Sementara itu, Komisi Eropa menyetujui permintaan pemerintah Rumania untuk menunda penutupan lima unit pembangkit listrik tenaga batu bara hingga akhir 2026 dan 2029. Langkah ini diambil guna mengurangi risiko pemadaman listrik dan lonjakan harga energi di kawasan tersebut menjelang musim dingin.
Menteri Energi Rumania Bogdan Ivan mengatakan, keputusan tersebut memberikan ruang bagi negaranya untuk menjaga kestabilan pasokan listrik di tengah meningkatnya permintaan dan tantangan energi global.
“Penundaan ini penting untuk memastikan keamanan energi nasional sekaligus menjaga harga listrik agar tetap terjangkau bagi masyarakat,” ujarnya, dikutip Jumat (24/10/2025).
Rumania, yang merupakan negara anggota Uni Eropa, saat ini mengandalkan kombinasi sumber energi dari gas, batu bara, tenaga air, nuklir, serta energi terbarukan. Sebelumnya, pemerintah di Bucharest telah berkomitmen untuk menghapus penggunaan lignit dan batu bara keras pada 2026 sesuai paket dana pemulihan (recovery fund) Uni Eropa.
Namun, meningkatnya risiko ketidakstabilan pasokan energi di Eropa membuat Rumania meninjau ulang target tersebut. Dengan keputusan ini, Rumania diharapkan dapat melakukan transisi energi yang lebih bertahap dan realistis, tanpa mengorbankan stabilitas ekonomi dan kebutuhan masyarakat.
Source:
Other Article
Bisnis Indonesia
Published at
10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
Kontan
Published at
190 IUP Ditangguhkan ESDM: IMA, APBI, dan APNI Pastikan Anggotanya Aman
CNBC Indonesia
Published at
190 Izin Tambang Ditangguhkan, Dirjen Minerba Beberkan Alasannya
CNBC Indonesia
Published at