CNBC
Published at
September 26, 2025 at 12:00 AM
Harga Batu Bara Anjok 4 Hari Beruntun, Bantuan Trump Sia-Sia
CNBC Indonesia - Harga batu bara terus melemah dalam empat hari beruntun.
Merujuk Refinitiv, harga batu bara kontrak Oktober ditutup di posisi US$ 104,65 atau turun 0,72%. Pelemahan ini memperpanjang tren negatif harga batu bara menjadi empat hari beruntun dengan melemah 3,02%.
Batu bara tetap melemah meski ada kabar baik dari Amerika Serikat (AS).
Menteri Energi Chris Wright mengatakan pemerintahan Donald Trump sedang menggarap rencana berbasis pasar ("market-based") untuk menahan laju penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara di AS.
Langkah ini diambil seiring upaya memasok lebih banyak listrik sebelum lonjakan permintaan dari kecerdasan buatan (AI) yang diperkirakan akan datang.
Wright, yang juga menjabat sebagai wakil ketua National Energy Dominance Council di Gedung Putih, menolak memberikan rincian spesifik tentang proposal tersebut, selain menyebut bahwa "mekanisme umum"-nya akan berbasis pasar, dengan tujuan menghilangkan hambatan agar para pengusaha dapat membangun sistem baru dan mengoperasikan yang sudah ada.
Presiden Donald Trump diperkirakan akan menyampaikan pidato mengenai inisiatif ini.
"Kita tidak hanya harus menumbuhkan produksi baru, tapi juga harus berhenti menggali lubang yang sama, artinya berhenti menutup pembangkit yang ada, yang masih layak dan ekonomis," kata Wright dalam wawancara Kamis lalu setelah melakukan tur ke fasilitas ekspor gas alam cair (LNG) di Louisiana, dikutip dari Bloomberg.
Pernyataan Wright muncul di tengah ekspektasi lonjakan permintaan listrik untuk pusat data yang haus energi demi menopang AI, pabrik-pabrik baru, serta elektrifikasi ekonomi.
Trump telah menyerukan penggunaan bahan bakar fosil lebih banyak, sambil mengkritik energi terbarukan sebagai tidak andal. Meski dalam jangka pendek pembangkit berbasis gas alam diperkirakan menjadi pemasok utama pertumbuhan listrik, Trump juga melontarkan ide batu bara sebagai sumber energi bagi pusat data.
Pada masa jabatan pertamanya, Trump pernah berupaya menyelamatkan pembangkit batubara dan nuklir yang terhimpit keuangan, termasuk dengan rencana menggunakan otoritas darurat yang biasanya hanya dipakai saat bencana alam dan krisis lain.
Kebijakan ini dilakukan untuk memerintahkan beberapa pembangkit tetap beroperasi demi melayani kepentingan publik. Upaya lain melibatkan paksaan terhadap operator jaringan listrik nasional agar membeli listrik dari pembangkit tersebut.
Namun, Wright sebelumnya mengakui bahwa renaissance pembangkit batubara yang kian menyusut tidak realistis. Batu bara saat ini hanya menyumbang sekitar 15% dari pembangkitan listrik di AS, turun drastis dari lebih dari setengah pada 2000.
Michelle Bloodworth, presiden asosiasi America's Power yang mewakili perusahaan utilitas dan penambang batu bara menjelaskan sebanyak 120 pembangkit listrik tenaga batubara tambahan dijadwalkan ditutup dalam lima tahun ke depan.
Sebagian ditutup karena regulasi lingkungan yang membuat mereka tidak ekonomis, kata Michelle Bloodworth, presiden asosiasi America's Power yang mewakili perusahaan utilitas dan penambang batubara.
Bloodworth mengatakan ia berharap Trump akan menggunakan kewenangannya untuk menyelamatkan pembangkit batu bara, menyusul deklarasi darurat energi yang diumumkan Trump pada hari pertamanya menjabat.
Namun, di samping kontribusinya terhadap pemanasan global, polusi dari PLTU batubara meningkatkan risiko serangan jantung, penyakit pernapasan, kanker, dan kematian dini, menurut organisasi lingkungan Sierra Club.
Batu Bara Metalurgi Menjanjikan
Sementara itu, pasar batu bara metalurgi atau kokas diperkirakan masih kuat.
Australia mendominasi pasar batubara metalurgi seaborne, yaitu jenis batubara berenergi tinggi yang terutama digunakan untuk membuat baja. Menurut data analis komoditas Kpler, ekspor Australia mencapai 154 juta ton metrik pada 2024, atau 52% dari total global.
Jumlah ini tiga kali lipat lebih besar dibandingkan Amerika Serikat, pengekspor terbesar kedua dengan 51,5 juta ton, disusul Rusia dengan 38,4 juta ton, dan Kanada dengan 28,0 juta ton.
Harga batu bara metalurgi melemah sepanjang tahun ini akibat kombinasi pasokan melimpah dari produsen utama serta produksi baja yang melambat pada 2025. Produksi baja turun 1,9% dalam tujuh bulan pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meski 2025 menjadi tahun yang lemah bagi produksi baja, permintaan diperkirakan meningkat dalam beberapa tahun mendatang. Pasalnya negara-negara berkembang di Asia membangun ekonominya dan meningkatkan tingkat urbanisasi.
India diperkirakan akan melipatgandakan produksi bajanya menjadi lebih dari 300 juta ton dalam 10 tahun ke depan, sementara negara-negara seperti Vietnam juga berencana menambah kapasitas.
Meski India adalah produsen batu bara besar, sebagian besar yang ditambangnya adalah batu bara termal. Akibatnya, India masih mengimpor sebagian besar batu bara metalurginya.
Selain itu, India juga banyak membangun pabrik baja dengan Basic Oxygen Furnace (BOF) yang membutuhkan batu bara metalurgi, bukan pabrik Electric Arc Furnace (EAF) yang sebagian besar mengganti batubara dengan listrik.
Menurut data Global Energy Monitor, India saat ini memiliki 20 juta ton kapasitas BOF dalam tahap konstruksi dan 179 juta ton dalam perencanaan, tetapi hanya 5,7 juta ton EAF yang sedang dibangun dan 20,4 juta ton dalam perencanaan.
Hal ini berarti permintaan batubara metalurgi akan meningkat pesat di India, juga di negara-negara Asia lain yang tidak memiliki pasokan domestik.
Outlook pasokan batu bara metalurgi juga terbatas, dengan hanya sedikit tambang baru yang direncanakan, sementara tambang lain mendekati akhir masa produksinya.
Menurut Chris Urzaa, General Manager Marketing & Logistics di Pembroke Resources, hanya ada tiga tambang batu bara metalurgi baru yang dikonfirmasi akan beroperasi sebelum 2030.
Source:
Other Article
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Published at
2 Kabar Baik Hari ini: Harga Batu bara Naik, China Balik ke RI Lagi
CNBC Indonesia
Published at
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Bloomberg Technoz
Published at
5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara
Detik Kalimantan
Published at