Bloomberg Technoz

Published at

April 22, 2025 at 12:00 AM

ESDM Selidiki Penyebab Turunnya Ekspor Batu Bara per Maret 2025

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengkaji penyebab turunnya ekspor batu bara pada periode Maret 2025.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Tri Winarno berpendapat turunnya nilai ekspor pada perdagangan Maret 2025 tidak terlalu lebar.

“Jangan ngomong rontok, turun kali. Kalau rontok itu dari 100% menjadi 25%. Nah itu, rontok [tapi] terkoreksi,” kata Tri ditemui di Jakarta, Senin (21/4/2025).

Tri mengatakan kementeriannya bakal mempelajari penyebab dari minusnya capaian ekspor batu bara sepanjang bulan lalu.

“Nanti kita lihat seperti apa masalahnya,” ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja melaporkan kinerja ekspor batu bara pada Maret 2025 sebesar US$1,97 miliar. Angka ini anjlok sebesar 5,54% dibandingkan bulan sebelumnya.

“Nilai ekspor batu bara turun 5,54% secara bulanan dan turun 23,14% secara tahunan," ungkap Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (21/4/2025). 

Komoditas dengan kode HS 2701 itu memberikan pangsa sebesar 9,03% dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Maret 2025 senilai 30,01%.  

Amalia mengatakan, pada Maret 2025 tiga besar negara tujuan ekspor Indonesia adalah China, Amerika Serikat (AS), dan India.

Nilai ekspor nonmigas ketiga negara ini memberikan pangsa pasar sekitar 42,37% dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Maret 2025.

Dia memerinci, nilai ekspor nonmigas ke China tercatat US$5,20 miliar atau naik sebesar 21,50% dibandingkan Februari 2025. Sementara nilai ekspor nonmigas ke India tercatat US$1,41 miliar atau turun sebesar 14,54% dibandingkan bulan sebelumnya.

"Nilai ekspor nonmigas ke Amerika Serikat tercatat US$2,63 miliar atau naik sebesar 12,08% dibandingkan dengan bulan lalu," jelas Amalia.

Sebelumnya, stok batu bara di pusat transportasi utama China mendekati level tertinggi, menurut Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batu Bara China atau China Coal Transportation and Distribution (CCTD).

Plt Direktur Eksekutif APBI/ICMA Gita Mahyarani pernah mengungkapkan fenomena itu sudah diprediksi sejak tahun lalu yang menjadi puncak permintaan batu bara di Negeri Panda.

Walhasil, tahun ini permintaan batu bara dari China makin merosot. Hal itu sudah terdeteksi sejak saat perayaan Imlek, di mana penjualan komoditas tambang andalan RI itu tidak secemerlang beberapa tahun sebelumnya. 

Berdasarkan data APBI, pada Januari 2025 permintaan batu bara China sekitar 16,7 juta ton. Untuk itu, perusahaan perlu mengantisipasi untuk melakukan produksi sesuai rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB). 

“Namun, tentunya kembali lagi dengan permintaan. Saat permintaan sedang turun, penyesuaian perlu dilakukan seperti efisiensi produksi atau mencari market baru,” kata Gita saat dihubungi bulan lalu.

Sementara itu, beberapa negara tujuan di Asia Tenggara belum menunjukan permintaan yang signifikan. Akan tetapi, pasar domestik masih memungkinkan penjualan namun kebutuhan domestik pun sudah terukur.

Sejauh ini, pengusaha masih berfokus dengan memenuhi kontrak yang ada saat ini.

APBI memperkirakan permintaan batu bara China memang akan terkikis sekitar 6,7% dari 332,2 juta ton pada 2024 menjadi 309,7 juta ton pada 2030.

Terpisah,  Indonesia Mining Association (IMA) memproyeksikan ekspor batu bara RI ke China pada 2025 terkontraksi sebesar 4% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu. 

“Pada 2025, ekspor [batu bara] ke China diproyeksi berkurang 3%—4% dari 2024, [padahal] tahun lalu, permintaan impor batu bara dari RI meningkat 10% dibandingkan dengan periode 2023,” kata Direktur Eksekutif IMA Hendra Sinadia saat dihubungi, dikutip Minggu (30/3/2025).

Hendra menyebut Indonesia menyumbang hampir 50% volume batu bara yang diimpor China sebanyak 542,7 juta ton pada 2024. Dengan demikian, jika terjadi penurunan permintaan sebesar 3%—4%, maka dampaknya tidak akan terlalu besar terhadap Indonesia.

“Tahun ini impor batu bara China masih cukup bagus, cuma mungkin tidak sebesar tahun lalu. Produksi batu bara China tahun ini juga cukup besar,” tutur Hendra. 

China Shenhua Energy Co, produsen batu bara terbesar di China, bulan lalu melaporkan penurunan laba dan menghentikan pembelian batu bara asing karena persediaan yang tinggi.

Sementara itu, CCTD pada Januari tahun ini pernah melaporkan proyeksi produksi batu bara Negeri Panda akan naik 1,5% year on year (yoy) pada 2025 menjadi 4,82 miliar ton. Pada 2024, realisasi produksi batu bara China naik 0,8% yoy menjadi 4,75 miliar ton.

Adapun, impor batu bara China pada tahun ini diestimasikan turun 1,9% yoy menjadi 525 juta ton, setelah meroket 13% yoy pada 2024 menjadi 535 juta ton.

Harga acuan batu bara termal domestik China diperkirakan merosot ke 630—730 yuan/ton pada kuartal II-2025 karena tekanan persediaan.

Permintaan domestik batu bara raksasa Asia Timur tersebut diramal tumbuh 1% yoy tahun ini, ditopang oleh sektor kelistrikan dan kimia, sedangkan konsumsi dari industri konstruksi dan logam diramal terus menurun.

(mfd/naw)

Source:

IDX Channel.com

Published at

April 22, 2025 at 12:00 AM

4/22/25

10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?

CNBC Indonesia

Published at

April 22, 2025 at 12:00 AM

4/22/25

4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME

CNBC Indonesia

Published at

April 22, 2025 at 12:00 AM

4/22/25

Ada Aturan Baru Royalti Batu Bara, BUMI-Adaro Bisa Bernapas Lega

Kontan

Published at

April 22, 2025 at 12:00 AM

4/22/25

Ada Rencana Pemberian Insentif Hilirisasi, Emiten Batubara Berpotensi Diuntungkan

Reuters

Published at

April 22, 2025 at 12:00 AM

4/22/25

Adani Enterprises fourth-quarter profit drops on coal trading weakness

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by