Kontan
Published at
September 16, 2025 at 12:00 AM
Emiten Batubara Mencari Peluang Baru Melalui Strategi Diversifikasi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten batubara gencar melakukan diversifikasi bisnis.
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), yang awal Juli 2025, membeli 585 juta saham NICE atau 9,62% seharga Rp 438 per saham atau senilai Rp-285,48 miliar. Aksi itu bagian dari strategi ITMG terlibat rantai pasok baterai kendaraan listrik.
Selain ITMG, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) melalui PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI), merambah bisnis energi baru dan terbarukan (EBT). DSSA juga menggaet PT FirstGen Geothermal Indonesia menggarap proyek panas bumi berkapasitas 440 megawatt (MW).
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) siap ekspansi ke bisnis nonbatubara lewat akuisisi tambang emas dan tembaga Wolfram Limited asal Australia. PT Indika Energy Tbk (INDY) turut mendirikan perusahaan baru yakni PT Trimatra Bioenergi Angkasa.
Sebelumnya, INDY memiliki proyek Tambang Emas Awak Mas, EBT hingga PT Bumi Resources Tbk (BUMI) siap ekspansi ke bisnis nonbatubara lewat akuisisi tambang emas dan tembaga Wolfram Limited asal Australia. PT Indika Energy Tbk (INDY) turut mendirikan perusahaan baru yakni PT Trimatra Bioenergi Angkasa.
Sebelumnya, INDY memiliki proyek Tambang Emas Awak Mas, EBT hingga ekspansi ke sektor kendaraan listrik.
Upaya diversifikasi bisnis juga dilakukan PT Alamtri Resources Tbk (ADRO). Selain memisahkan lini bisnis batubara termal ke PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), mereka fokus pada bisnis energi terbarukan dan proyek smelter aluminium.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Arinda Izzaty menyampaikan, aksi diversifikasi itu keniscayaan di tengah tren transisi energi. Pelemahan harga batubara, tekanan regulasi lingkungan dan dorongan investor terhadap prinsip environmental, social, and governance (ESG) menyebabkan emiten tidak bisa bergantung pada bisnis batubara.
Kondisi keuangan yang masih kuat juga memberi ruang ekspansi. "Dengan langkah diversifikasi, emiten berusaha mengurangi ketergantungan pada satu komoditas," ujar dia, Jumat (12/9). Dari sejumalh emiten yang menggelar diversifikasi bisnis, Arinda melihat INDY layak dicermati dengan target harga Rp 2.200.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta merekomendasi add BUMI dan ITMG dengan target harga masing-masing Rp 145 dan Rp 25.800. Dia juga menyarankan akumulasi beli ADRO. Target harga Rp 2.550 per saham.
Source:
Other Article
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Published at
2 Kabar Baik Hari ini: Harga Batu bara Naik, China Balik ke RI Lagi
CNBC Indonesia
Published at
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Bloomberg Technoz
Published at
5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara
Detik Kalimantan
Published at