katadata

Published at

September 18, 2025 at 12:00 AM

Ekspor ke Cina Susut, Pengusaha Batu Bara Fokus Jaga Pasar ASEAN

Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) berencana menjaga dominasi ekspor batubara lokal di pasar Asia Tenggara. Langkah ini dilakukan karena sejumlah pemain batu bara dari luar kawasan mulai masuk ke pasar ASEAN di tengah penurunan permintaan dari India dan Cina.

Ketua Umum APBI Priyadi mengatakan negara-negara anggota ASEAN merupakan pasar utama batu bara nasional selain Cina dan India. Ia mengamati kini mulai bermunculan pesaing batubara lokal di pasar ASEAN, mulai dari Australia hingga Afrika Selatan. “Yang jelas, kami perlu jaga pasar ASEAN karena mereka bisa melirik produsen batu bara di negara lain. Sekarang bahkan batu bara asal Rusia saja bisa masuk pasar ASEAN yang dulu tidak pernah kami perhitungkan,” kata Ketua Umum APBI Priyadi dalam Energy Insight Forum, Rabu (17/9).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor komoditas batu bara sejak Januari hingga Juli 2025 turun 21,74% menjadi US$ 13,82 miliar. Padahal, pada periode yang sama 2024, kinerja ekspor batubara masih mencapai US$ 17,66 miliar. Salah satu pendorong utama penurunan ekspor tersebut adalah susutnya permintaan dari Cina. Negeri Panda mengurangi impor batu bara karena lonjakan adopsi pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT).

Meski begitu, Priyadi menyampaikan permintaan batubara di Asia Tenggara masih terjaga lantaran adopsi EBT di kawasan tersebut masih rendah. Institute for Essential Services Reform (IESR) mendata bauran EBT di ASEAN baru sebesar 19%. “Pengembangan EBT di negara anggota ASEAN itu tidak bisa sak dheg sak nyet atau tidak bisa seketika. Jadi, saya kira industri batu bara masih optimistis terkait permintaan batu bara, baik di dalam maupun di luar negeri,” kata Priyadi.

Masih Bergantung dengan Pasar Ekspor

Dia menilai perusahaan batu bara nasional masih bergantung pada pasar ekspor dalam menjaga kinerja pendapatan tahun ini. Hal itu disebabkan pemerintah telah mengunci harga batu bara di dalam negeri senilai US$ 70 per ton untuk kebutuhan PT PLN dan US$ 90 per ton untuk sektor industri.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sendiri menetapkan Harga Acuan Batubara (HBA) senilai US$ 105,33 per ton pada September 2025. Artinya, ada selisih hingga US$ 35 per ton antara pasar global dan harga domestik. “Kami memang berharap harga batu bara di dalam negeri tumbuh untuk menjaga keadilan karena kami juga ingin tumbuh sampai target Emisi Nol Bersih pada 2060,” ujar Priyadi.

Source:

IDX Channel.com

Published at

September 18, 2025 at 12:00 AM

9/18/25

10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?

CNBC Indonesia

Published at

September 18, 2025 at 12:00 AM

9/18/25

2 Kabar Baik Hari ini: Harga Batu bara Naik, China Balik ke RI Lagi

CNBC Indonesia

Published at

September 18, 2025 at 12:00 AM

9/18/25

4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME

Bloomberg Technoz

Published at

September 18, 2025 at 12:00 AM

9/18/25

5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara

Detik Kalimantan

Published at

September 18, 2025 at 12:00 AM

9/18/25

7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by