Bisnis.com
Published at
October 15, 2025 at 12:00 AM
Ekspor Batu Bara Rawan Loyo, Pebisnis Logistik Pilih Diversifikasi Pasar
Bisnis.com, BALIKPAPAN — Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Kalimantan Timur mengungkap arah strategi diversifikasi pasar sebagai kunci mempertahankan pertumbuhan logistik maritim hingga akhir 2025.
Proyeksi ini diambil seiring ancaman pelemahan perdagangan global, khususnya sektor pertambangan ke China, yang berpotensi mengganggu stabilitas volume kargo di provinsi ini.
Ketua Dewan Perwakilan Wilayah ALFI Kaltim, Mohamad Gobel, menekankan pentingnya akselerasi perdagangan komoditas alternatif untuk mengantisipasi penurunan ekspor batubara.
"Meskipun proyeksi pelemahan perdagangan global terutama sektor tambang ke China, namun perlu dipacu terus kegiatan perdagangan lainnya seperti CPO dan turunannya ke destinasi lain seperti India, Pakistan dan Timur Tengah serta market domestik," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (14/10/2025).
Lebih lanjut, Gobel menegaskan sektor industri pengolahan harus menjadi penopang utama untuk mengimbangi potensi kontraksi di sektor batubara.
Proyeksi ALFI Kaltim ini didasarkan pada capaian volume kargo hingga Agustus 2025 yang menunjukkan tren positif.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat volume kargo yang diangkut melalui pelabuhan-pelabuhan Benua Etam mencapai 8,93 juta ton di Agustus 2025 atau naik 2,29% dibandingkan bulan lalu yang sebesar 8,73 juta ton.
Menurutnya, peningkatan tersebut didorong oleh naiknya volume produksi industri pengolahan, aktivitas perkebunan rakyat, serta akselerasi kegiatan konstruksi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan pembangunan infrastruktur lainnya.
Aktivitas logistik di sejumlah pelabuhan strategis seperti Kariangau, Palaran, Kuala Samboja, dan Tanjung Redeb juga mencatat peningkatan signifikan.
Namun demikian, pencapaian ini tidak terlepas dari berbagai tantangan operasional yang harus dihadapi sepanjang periode tersebut.
Cuaca ekstrem yang melanda beberapa kali pada Agustus 2025 menjadi hambatan serius bagi keselamatan pelayaran.
Kondisi ini berdampak pada penurunan frekuensi kedatangan kapal niaga dan penumpang.
Selain itu, infrastruktur konektivitas yang belum merata dan minimnya peralatan pendukung di sejumlah wilayah turut menghambat optimalisasi operasional logistik maritim.
Adapun, dia menuturkan realisasi anggaran negara untuk pembangunan IKN menjadi faktor penentu prospek ekonomi Kaltim hingga akhir tahun.
"Terkait IKN ditentukan juga realisasi anggaran negara, jika realisasi dan penyerapannya tepat, maka akan berkontribusi positif bagi perekonomian di Kaltim," pungkasnya.
Source:
Other Article
Bisnis Indonesia
Published at
10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
Kontan
Published at
190 IUP Ditangguhkan ESDM: IMA, APBI, dan APNI Pastikan Anggotanya Aman
CNBC Indonesia
Published at
2 Kabar Baik Hari ini: Harga Batu bara Naik, China Balik ke RI Lagi
CNBC Indonesia
Published at