Bloomberg Technoz
Published at
September 2, 2025 at 12:00 AM
Ekspor Batu Bara Anjlok, Pakar Dorong RI Bidik Pasar Baru
Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (Pushep) Bisman Bakhtiar menyarankan pemerintah untuk membuka pasar baru ekspor batu bara di tengah tren pelemahan permintaan dari China dan India.
Saran itu disampaikan selepas kinerja ekspor batu bara Indonesia minus 21,74% ke level US$13,82 miliar atau sekitar Rp227,47 triliun (asumsi kurs Rp16.460 per dolar AS) sepanjang Januari-Juli 2025.
Selain itu, Bisman mengatakan, pemerintah perlu mempermudah urusan birokrasi seperti pengajuan rencana kerja anggaran dan biaya (RKAB) hingga perizinan ekspor batu bara saat ini.
“Pemerintah bisa memberikan insentif fiskal dan melakukan diplomasi dagang untuk membuka pasar baru di negara- negara yang potensial jadi pasar alternatif masuknya batu bara Indonesia,” kata Bisman saat dihubungi, Senin (1/9/2025).
Bisman menambahkan pemerintah bisa memacu proyek hilirisasi batu bara sehingga para penambang memiliki pasar alternatif baru untuk menjual hasil tambangnya.
“Wajar jika terjadi penurunan volume ekspor batu bara karena memang permintaan global sedang menurun dan harga juga sedang tidak baik,” tuturnya.
Sebelumnya, BPS melaporkan kinerja ekspor batu bara Indonesia susut 21,74% ke level US$13,82 miliar atau sekitar Rp227,47 triliun di tengah koreksi permintaan dari India dan China.
Torehan kinerja ekspor komoditas emas hitam itu terpaut lebar dari capaian sepanjang periode yang sama tahun sebelumnya di level US$17,66 miliar.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan koreksi nilai ekspor batu bara itu ikut dibarengi dengan susutnya pengiriman batu bara secara volume sepanjang Januari sampai Juli tahun ini.
“Nilai ekspor batu bara turun 21,74% secara kumulatif,” kata Pudji dalam konferensi pers secara daring, Senin (1/9/2025).
Adapun, kinerja ekspor batu bara secara volume terkoreksi 6,96% ke level 214,71 juta ton sampai periode yang berakhir Juli 2025, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 230,76 juta ton.
Sementara itu rata-rata unit nilai ekspor batu bara juga susut 9,64% ke level US$64,37 per ton, lebih rendah dari posisi tahun sebelumnya di level US$71,24 per ton.
Kendati demikian, Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) membeberkan terdapat kenaikan permintaan dari China dan India pada Juli 2025, dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Eksekutif APBI Gita Mahyarani menerangkan ekspor Indonesia ke China hingga Juli 2025 turun 19,2% year-to-date (ytd).
Kendati demikian, menurut Gita, terdapat kenaikan ekspor secara bulanan pada Juli sebesar 42,1% secara bulanan atau month-to-month (mtm).
“Namun secara tahunan, impor batu bara secara globalnya masih turun 22,9%,” kata Gita ketika dihubungi, Senin (1/9/2025).
Sementara India, Gita menerangkan impor batu bara termal per Juli 2025 turun 16% secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Gita menerangkan hal tersebut terjadi lantaran melemahnya permintaan listrik dan industri dari negara tersebut.
Selain itu, India juga belakangan tengah mendiversifikasi impor batu bara kalori menengah ke tinggi dari Afrika Selatan, Amerika Serikat (AS) dan Australia.
“Ekspor Indonesia ke India Januari–Juli juga turun 8,8% year to date,” tuturnya.
(azr/naw)
Source:
Other Article
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Published at
2 Kabar Baik Hari ini: Harga Batu bara Naik, China Balik ke RI Lagi
CNBC Indonesia
Published at
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Bloomberg Technoz
Published at
5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara
Detik Kalimantan
Published at