Jambi Link

Published at

August 21, 2025 at 12:00 AM

Ekologi Tetap Terjaga, Jalan Khusus Batu Bara Jambi Layak Didukung

PEMBANGUNAN jalan khusus angkutan batu bara di Provinsi Jambi saat ini tengah memasuki fase konstruksi sebagai salah satu solusi atas krisis panjang transportasi komoditas energi yang selama ini membebani infrastruktur jalan umum. Truk-truk batu bara yang melintas jalan nasional telah memicu kemacetan, merusak jalan, meningkatkan emisi, dan mengancam keselamatan publik.

Namun, proyek jalan khusus ini tak luput dari kekhawatiran, terutama terkait potensi dampak ekologis. Muncul narasi-narasi bahwa proyek ini dapat mengancam ekosistem, merusak kawasan hutan dan mengganggu satwa. Dalam opini ini, saya ingin menegaskan bahwa potensi kerusakan ekologis akibat proyek ini sangat kecil, sepanjang seluruh proses pelaksanaan pembangunan memenuhi prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap regulasi, serta mengintegrasikan pendekatan ilmiah dalam mitigasi dampaknya.

EKOLOGI DAN INFRASTRUKTUR: SINERGI YANG MUNGKIN

Paradigma lama yang memposisikan pembangunan sebagai musuh lingkungan kini sudah bergeser. Pendekatan sustainable development sebagaimana tertuang dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menekankan bahwa pembangunan harus memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan daya dukung dan keberlanjutan lingkungan untuk generasi mendatang. Proyek jalan khusus batu bara Jambi adalah contoh konkrit bagaimana prinsip ini dapat diterapkan dalam skala besar, melalui inovasi teknik, tata kelola lingkungan yang disiplin, dan partisipasi publik.

TEKNOLOGI DAN MITIGASI: MENEKAN DAMPAK SECARA NYATA

Trase Jalan yang Adaptif dan Tidak Merusak Kawasan Inti

Trase jalan yang dipilih dipastikan telah melalui kajian multi-aspek yang memperhitungkan sensitivitas ekologis wilayah. Proyek ini tidak melewati akan kawasan konservasi inti seperti Hutan Harapan, tetapi memanfaatkan koridor yang sebelumnya telah terganggu aktivitas manusia. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip avoidance dalam pembangunan berkelanjutan: menghindari dampak sebelum memitigasinya.

Underpass untuk Satwa dan Mobilitas Angkutan batu bara

Proyek ini telah mengintegrasikan underpass sebagai infrastruktur ekologis dan sosial. Underpass memungkinkan satwa liar melintasi lintasan jalan tanpa terganggu, mempertahankan konektivitas habitat dan menghindari fragmentasi populasi. Di sisi lain, underpass juga berfungsi untuk menjamin kelancaran pergerakan angkutan batu bara itu sendiri agar rekaya lalu lintasnya tak lagi bercampur aduk dengan jalan publik (jalan desa, jalan kabupaten, kota, provinsi maupun jalan nasional).

Infrastruktur seperti ini menjadi implementasi nyata dari pendekatan ecological engineering dan green infrastructure, yang terbukti efektif di banyak negara maju dalam menekan konflik antara infrastruktur, konservasi dan publik.

Rekayasa Konstruksi Minim Dampak: Sinergi Teknik dan Ekologi

Diyakini Konstruksi jalan khusus batu bara dirancang dengan prinsip "low ecological footprint", yaitu meminimalkan gangguan terhadap bentang alam dan ekosistem. Beberapa strategi utama yang diterapkan meliputi:

• Pembersihan lahan selektif, bukan pembukaan total, untuk menjaga vegetasi penyangga alami.

• Revegetasi kawasan terdampak dengan spesies asli pasca konstruksi, menjaga fungsi serapan air dan mencegah erosi.

• Drainase dan saluran pengendali limpasan air hujan untuk mencegah sedimentasi dan banjir lokal.

• Manajemen debu dan sedimen, yang menjadi bagian dari protokol kontrol dampak jangka pendek selama pembangunan berlangsung.

Praktik-praktik ini dikenal dalam rekayasa lingkungan sebagai Best Management Practices (BMPs), dan terbukti secara ilmiah dapat mengurangi tekanan terhadap lingkungan hingga di bawah ambang ambang risiko ekosistem.

Kajian AMDAL dan Kepatuhan Regulasi: Pilar Akuntabilitas Ekologis

Proyek jalan khusus ini dipastikan telah melalui tahapan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

AMDAL disusun oleh tim ahli multidisiplin dan mencakup:

• Identifikasi risiko ekologis dan sosial secara kuantitatif,

• Rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan (RKL-RPL) yang bersifat mengikat secara hukum,

• Partisipasi publik dan konsultasi masyarakat terdampak, yang merupakan wujud nyata dari prinsip keadilan lingkungan (environmental justice).

Lebih dari sekadar dokumen administratif, AMDAL menjadi instrumen ilmiah untuk mengarahkan proyek ini agar layak secara ekologis dan sosial, serta menjadi dasar bagi pengawasan publik dan lembaga terkait di masa depan.

STUDI PRESEDEN: PEMBANGUNAN YANG SELARAS DENGAN EKOLOGI

Sejumlah proyek nasional dan internasional telah membuktikan bahwa pembangunan jalan bisa dijalankan dengan risiko minimal terhadap lingkungan, selama mengedepankan mitigasi dan rekayasa ekologis.

• Tol Balikpapan–Samarinda di Kalimantan, misalnya, berhasil dibangun di tengah kawasan berhutan dengan tetap mempertahankan koridor satwa dan menerapkan jembatan hijau (eco-bridge).

• Highway 93 di Kanada, yang melintasi Taman Nasional Banff, dilengkapi dengan lebih dari 40 underpass dan overpass satwa, dan terbukti menurunkan angka kematian satwa liar hingga lebih dari 80%.

• Di Sumatera sendiri, beberapa jalan akses ke ladang migas atau geothermal juga sudah menerapkan prinsip serupa dalam pengelolaan trase dan mitigasi ekosistem.

Preseden ini menunjukkan bahwa rekayasa ekologis bukan wacana, melainkan praktik yang dapat diterapkan secara kontekstual di Indonesia, termasuk di Jambi.

INVESTASI BESAR = TANGGUNG JAWAB BESAR

Proyek ini didanai oleh investasi swasta dengan nilai yang sangat besar, mencapai triliunan rupiah. Dalam perspektif bisnis modern, nilai investasi sebesar ini otomatis mendorong penerapan prinsip kehati-hatian yang tinggi terhadap risiko ekologis.

Kerusakan lingkungan bukan hanya ancaman moral, tetapi juga ancaman finansial: mulai dari tuntutan hukum, penolakan sosial, hingga kerugian jangka panjang. Karena itu, kepatuhan terhadap regulasi lingkungan dan penerapan mitigasi yang kuat justru menjadi bagian dari strategi keberlanjutan investasi itu sendiri.

Perusahaan tentunya akan sangat memperhatikan HSE (Health, Security and Environment) yang super ketat agar semua bisnisnya bisa selamat dan bertahan jangka panjang karena bagaimana pun ketika ada salah satu yang bermasalah tentu akan menganggu bisnisnya secara umum.

MENJAGA RASIONALITAS PUBLIK DI TENGAH DERASNYA NARASI

Narasi seputar proyek ini sering kali tercampur antara fakta dan opini emosional. Tidak jarang juga beredar hoaks dan informasi menyesatkan yang menimbulkan kecemasan tanpa dasar ilmiah. Inilah pentingnya literasi publik berbasis data.

Akademisi, media, dan masyarakat sipil memiliki peran penting dalam menjaga diskursus publik agar tetap objektif, adil, dan berdasar pada fakta yang terverifikasi. Sebab, keberhasilan pembangunan berkelanjutan tidak hanya bergantung pada kebijakan dan teknologi, tetapi juga pada tingkat rasionalitas kolektif masyarakat dalam menanggapi proyek pembangunan.

MENUJU MASA DEPAN YANG SELARAS

Pembangunan jalan khusus batu bara di Jambi adalah momentum untuk membuktikan bahwa Indonesia mampu membangun infrastruktur besar tanpa mengorbankan ekosistem. Proyek ini tidak boleh dilihat semata dari kacamata ekonomi, tetapi sebagai bagian dari reformasi tata kelola logistik sumber daya alam yang lebih adil, tertib, dan berkelanjutan.

Sepanjang proyek ini dijalankan sesuai dengan AMDAL, regulasi lingkungan, prinsip rekayasa ekologis, pengawasan publik dan HSE, maka potensi kerusakan ekologisnya dapat ditekan seminimal mungkin. Bahkan, proyek ini dapat menjadi model pembangunan infrastruktur strategis yang berpihak pada keberlanjutan.

Optimisme ini bukan ilusi. Ini adalah harapan yang ditopang oleh data, pendekatan ilmiah, dan komitmen nyata dari semua pihak.

Source:

IDX Channel.com

Published at

August 21, 2025 at 12:00 AM

8/21/25

10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?

CNBC Indonesia

Published at

August 21, 2025 at 12:00 AM

8/21/25

4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME

Bloomberg Technoz

Published at

August 21, 2025 at 12:00 AM

8/21/25

5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara

Detik Kalimantan

Published at

August 21, 2025 at 12:00 AM

8/21/25

7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan

Tribun Kaltim

Published at

August 21, 2025 at 12:00 AM

8/21/25

70 Persen Sumber Energi Indonesia Dipasok dari Kalimantan, Ekonomi dan Lingkungan Harus Seimbang

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by