KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Chief Executive Officer (CEO) Danantara Rosan Perkasa Roeslani buka suara soal skema pendanaan untuk enam proyek gasifikasi batubara menjadi dimethyl ether (DME) sebagai substitusi liquefied petroleum gas (LPG) senilai Rp 164 triliun. Keenam proyek ini masuk dalam 18 daftar proyek hilirisasi dengan nilai total investasi US$ 38,63 miliar atau Rp 618,3 triliun.

Rosan bilang, pendanaan proyek DME tidak hanya bergantung pada BUMN maupun Danantara, tapi terbuka peluang masuknya perusahaan swasta untuk mendukung program ini. "Investasi bisa dilakukan baik melalui BUMN ataupun Danantara yang investasi secara langsung, atau ajak juga dunia usaha lainnya," ungkap dia, Selasa (29/7).

Meski begitu, Rosan yang juga Menteri Investasi dan Hilirisasi ini menyebutkan proyek DME yang diajukan Kementerian ESDM baru tahap pra-feasibility study (FS). "Kami akan mengevaluasi secara keseluruhan, secara komprehensif," tandas dia. Danantara akan menghitung semua risiko dari proyek-proyek hilirisasi yang dipilih, termasuk kelanjutan proyek DME.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, khusus proyek DME bisa meneruskan yang sudah ada seperti proyek DME yang digarap PT Bukit Asam Tbk.