Antara

Published at

September 3, 2025 at 12:00 AM

Cerita tentang batu bara yang mengilaukan Kota Sawahlunto

Sawahlunto, Sumbar (ANTARA) - Asmaliardi membetulkan letak helm di kepalanya. Lampu senter yang seharusnya ada di situ, ia pegang dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya menggenggam alat pengukur gas. Dari mulut galian tambang, ia berjalan pelan-pelan menuruni jalan yang basah dan licin di Sawahluwung.

Pintu masuk bekas lubang tambang batu bara Sawahluwung di Sawahlunto, Sumatera Barat, berada pada ketinggian 214 meter di atas permukaaan laut. Namun saat masuk ke dalam, elevasinya menurun sampai 57 meter.

Lubang tambang ini menjadi satu-satunya tambang batu bara bawah tanah di Indonesia yang tidak lagi beroperasi untuk penambangan, melainkan menjadi objek studi.

Asmaliardi adalah pelaksana tugas supervisor yang bertanggungjawab atas lubang tambang dalam Sawahluwung dari PT Bukit Asam Tbk Unit Pertambangan Ombilin (UPO) Sawahlunto. Ia melakukan pengecekan rutin bekas tambang batu bara yang kini dijadikan lubang pendidikan itu.

Pada 50 meter pertama, jalan tambang yang mulanya beton berubah menjadi tanah dan rel lori berada di tengah. Di atasnya terdapat kayu-kayu sebagai penyangga dinding lubang agar bebatuan tidak jatuh. Terowongan itu bercabang dua, sebelah kiri jalan utama dan sebelah kanan jalur lori yang baru.

Sebelah kiri terdapat pintu yang setelah dibuka, harus kembali tertutup, sebab jika dibuka terus akan mengganggu sirkulasi udara sehingga petugas yang berada di dalam akan kesulitan bernapas.

Lubang Sawahluwung menerapkan sistem ventilasi mekanis untuk mendistribusikan aliran udara ke area kerja tambang dan mencukupi kebutuhan udara segar, maka pada setiap jalur intake dipasang fan.

Sistem itu dirancang untuk memberikan pasokan oksigen sesuai kebutuhan dalam bekerja dan mengencerkan serta mengalirkan gas berbahaya hasil kegiatan penambangan seperti karbon monoksida (CO), metana (CH) dan karbon dioksida (CO) serta mengatur kondisi udara tambang.

Pengawas juga akan rutin mengukur kondisi gas setiap hari agar tidak membahayakan.

Sejak dijadikan lubang pendidikan, kata Asmaliardi, tambang Sawahluwung rutin dilakukan pemeliharaan.

"Tahun 2016 awal, kita berhenti beroperasi. Kemudian terowongan ini diperpendek menjadi 1,5 kilometer dan dijadikan sebagai lubang pendidikan. Lubang ini tidak ditutup, karena kalau ditutup akan hilang sejarah tambang dalamnya," katanya.

Asmaliardi melanjutkan perjalanan menurun, penerangan di dalam hanya lampu batang di atas penyangga yang jaraknya jauh-jauh, sekitar 50 meter. Maka hanya lampu helm yang dapat membantu penerangan di lubang tambang yang lebarnya sekitar 2,5 meter itu.

Setelah menempuh jarak 500 meter, Asmaliardi bertemu dengan petugas yang menjaga pompa agar air tetap bisa dikeluarkan dari lubang tambang.

Pemompaan air tersebut merupakan salah satu pemeliharaan utama yang dilakukan di lubang tambang dalam Sawahluwung, sebab jika tidak dilakukan, air akan naik ke permukaan dan lubang akan terendam.

Proses itu disebut sebagai dewatering, yakni sistem sumuran (sumuran lumpur) untuk mengeluarkan air tambang melalui sistem pemompaan. Drainase tambang dalam dirancang menggunakan prinsip gravitasi, mengalirkan air tambang ke sumuran utama, kemudian bagian bawah dipasang pompa untuk mengeluarkan air tambang dan dialirkan ke permukaan.

Untuk melakukan pekerjaan itu, dua petugas bergantian disiagakan setiap shif selama 24 jam, yakni shif pagi sampai sore, lalu sore sampai malam, dan malam sampai pagi kembali.

Jarak petugas pertama, ke petugas kedua sekitar 75 meter. Mereka akan saling berkomunikasi menggunakan bel. Tidak ada sinyal telepon di sana apalagi internet.

Menurut Asmaliardi, penggunaan handy talky (HT) pernah dicoba namun sinyalnya terputus saat tikungan di dalam lubang, karena itu tidak efisien.

Dengan dibunyikannya bel oleh petugas pertama, petugas kedua di atas akan segera mengoperasikan pompa agar air bisa keluar ke permukaan.

Selanjutnya pemeliharaan juga dilakukan terhadap kayu penyangga lubang yang diganti rutin saat sudah rusak atau. Di balik kayu penyangga itu, kita bisa melihat kilauan batu bara yang masih menempel di dinding terowongan.

Kualitas batubara di Sawahlunto memiliki kalori tinggi sehingga termasuk bituminous coal (Batu bara Bitumen). Kualitas batubara tersebut sangat tinggi sehingga bisa memenuhi syarat metalurgi dan pembangkit listrik.

General Manager PT. Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin (PTBA UPO) Yulfaizon mengatakan, PTBA saat ini mengembangkan Tambang Dalam Sawahluwung sebagai lubang pendidikan untuk edukasi mengenai sejarah pertambangan.

Selain itu, area tersebut juga menjadi objek wisata edukasi tambang karena memiliki daya tarik unik bagi wisatawan yang tertarik pada sejarah industri dan teknologi pertambangan pada masa itu, sekaligus memberikan wawasan tentang warisan budaya tambang.

"Potensi wisata ini tentunya sekaligus dapat menggerakkan ekonomi lokal melalui penjualan tiket, pemandu wisata, dan layanan pendukung lainnya," kata Yulfaizon.

Ia menyebutkan, saat ini cadangan batu bara di Ombilin yang masuk dalam aset PTBA adalah sebesar 102 juta ton.

Meskipun tidak berproduksi lagi, PTBA telah berkomitmen untuk mendukung penuh upaya pelestarian Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) sebagai situs Warisan Dunia UNESCO.

Fokus utama PTBA saat ini di Sawahlunto adalah pada pengembangan kawasan bekas tambang Ombilin sebagai pelestarian objek sejarah dan budaya.

Dukungan untuk pariwisata Sawahlunto

Bias matahari menyentuh perbukitan di Puncak Polan Sawahlunto. Sinarnya sampai ke menara gedung Hoofdkantoor van de Steenkolenmijn Ombilin atau Kantor Perusahaan Penambangan Batu Bara Ombilin yang dibangun pada tahun 1916.

Dua tahun lalu, gedung berasitektur kolonial yang jaraknya sekitar 9 kilometer dari Tambang Dalam Sawahluwung itu merupakan kantor Kantor Unit Pertambangan Ombilin PT Bukit Asam Tbk. Pada bagian dalam masih mempertahankan model lama agar pengunjung seakan-akan kembali ke masa lalu.

Gedung itu sudah direvitalisasi menjadi hotel dengan 33 kamar dengan warna lebih cerah. Bagian dalamnya sudah banyak yang berubah meskipun tidak mengubah bentuk aslinya karena bangunan termasuk cagar budaya.

Di halaman bagian dalam yang awalnya terdapat mushola, kini menjadi kolam renang dewasa dan kolam anak-anak ala hotel berbintang.

General Manager PT. Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin (PTBA UPO) Yulfaizon mengatakan, PTBA memberikan dukungan signifikan untuk Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) UNESCO dan pariwisata lokal melalui program-program yang berfokus pada pelestarian budaya, pengembangan infrastruktur, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Salah satunya adalah revitalisasi aset bersejarah.

PTBA mengubah bekas aset pertambangannya menjadi fasilitas pendukung pariwisata, yakni revitalisasi bekas kantor Unit Pertambangan Ombilin (UPO) menjadi Hotel Saka Ombilin Heritage, yang merupakan hotel berbintang bertaraf internasional.

Hotel ini mampu menampung tamu dan delegasi dari berbagai negara, seperti saat digunakan untuk kegiatan internasional Simposium "We Are Site Managers" (WASM) pada 24–28 Agustus 2025.

Proyek ini tidak hanya melestarikan bangunan bersejarah, tetapi juga meningkatkan kapasitas akomodasi Sawahlunto untuk acara-acara berskala global, kata Yulfaizon.

Program lainnya yakni pemberdayaan ekonomi masyarakat, pelestarian lingkungan, dan penyelenggaraan kegiatan pelestarian budaya.

Penyelenggaraan kegiatan pelestarian budaya, yakni dengan menyediakan fasilitas seperti hotel, karena PTBA terlibat dalam acara-acara besar yang mendatangkan wisatawan dan delegasi internasional.

"Hal ini secara langsung menggerakkan roda ekonomi lokal, mulai dari penginapan, kuliner, hingga transportasi," kata Yulfaizon.

Selain itu, PTBA bekerjasama dengan pemerintah daerah mengembangkan kawasan bekas tambang menjadi destinasi wisata.

Pengembangan ini menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal dan membuka peluang usaha baru, seperti stan kuliner dan penginapan

Komitmen PTBA mengubah lahan bekas tambang menjadi aset produktif yang tidak hanya melestarikan warisan budaya tetapi juga memberikan manfaat ekonomi nyata bagi masyarakat Sawahlunto.

Wali Kota Sawahlunto, Riyanda Putra mengatakan, kehadiran hotel yang memanfaatkan bangunan eks-kantor utama PTBA Ombilin itu merupakan langkah strategis dalam mendukung perkembangan pariwisata di Sawahlunto, khususnya pada ketersediaan fasilitas akomodasi.

Pemerintah Kota menyambut baik dan siap bersinergi dengan pihak manajemen Hotel Saka dalam kerangka kepentingan publik dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Riyanda berharap, keberadaan hotel itu memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, misalnya melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, dan penguatan sektor ekonomi lokal.

Dengan begitu, hotel ini bukan hanya menjadi ikon baru pariwisata, tetapi juga menghadirkan nilai tambah nyata bagi warga Sawahlunto.

Sampai pertengahan tahun 2025 ini, jumlah kunjungan wisatawan ke Sawahlunto tercatat sebanyak 12.658 orang.

Angka tersebut menjadi dasar bagi Pemkot Sawahlunto untuk terus meningkatkan kualitas pengelolaan pariwisata.

"Kami memperkirakan akan ada kenaikan yang cukup signifikan pada momen libur panjang dan akhir tahun nanti," tambahnya.

Riyanda menilai, secara umum kondisi perekonomian masyarakat masih dalam tahap pemulihan. Hal itu tentu berpengaruh terhadap tingkat perjalanan wisata yang belum sepenuhnya stabil.

Namun demikian, Pemerintah Kota tidak tinggal diam, karena saat ini pihaknya fokus pada pembenahan infrastruktur penunjang pariwisata, menghadirkan inovasi pada atraksi dan destinasi, serta memperluas kerja sama dengan berbagai pihak untuk memperkuat promosi wisata.

Dengan langkah-langkah tersebut, sektor pariwisata Sawahlunto bisa semakin menarik minat wisatawan, sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

Simposium "We Are Site Managers" UNESCO yang baru-baru ini digelar menjadi promosi wisata langsung bagi kota itu karena digelarnya pertemuan internasional untuk pengelolaan situs Warisan Dunia.

Tamu-tamu asing dari 15 negara menikmati kota arang itu, termasuk menginap di hotel bintang empat yang menawarkan pengalaman kembali ke masa lalu dengan interior ala bangunan kolonial.

Di hotel itu, mereka dapat melihat dokumentasi sejarah bagaimana batu bara membawa nama kota Sawahlunto ke kancah dunia.

Source:

IDX Channel.com

Published at

September 3, 2025 at 12:00 AM

9/3/25

10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?

CNBC Indonesia

Published at

September 3, 2025 at 12:00 AM

9/3/25

2 Kabar Baik Hari ini: Harga Batu bara Naik, China Balik ke RI Lagi

CNBC Indonesia

Published at

September 3, 2025 at 12:00 AM

9/3/25

4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME

Bloomberg Technoz

Published at

September 3, 2025 at 12:00 AM

9/3/25

5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara

Detik Kalimantan

Published at

September 3, 2025 at 12:00 AM

9/3/25

7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by